Berita  

Kemenag-PBNU-Ulama Aceh: Jalin Sinergi Jelang Isbat

Pertemuan Tim Kemenag dan PBNU

SerambiMuslim.com — Kementerian Agama (Kemenag) meningkatkan koordinasi dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan para ulama di Aceh dalam rangka menyukseskan sidang isbat penetapan awal bulan Zulhijah 1446 Hijriah. Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kemenag, Arsad Hidayat, menegaskan bahwa sinergi antarlembaga sangat penting untuk menjaga kredibilitas hasil sidang isbat yang berdampak langsung pada pelaksanaan ibadah umat.

“Rukyatulhilal bukan hanya masalah teknis astronomi, melainkan juga ibadah kolektif. Sinergi lintas kelembagaan diperlukan agar sidang isbat berjalan lancar dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara syar’i dan ilmiah, terutama di wilayah strategis seperti Aceh,” ujar Arsad, Senin (19/5/2025).

Arsad menekankan pentingnya disiplin terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP) rukyat sebagai pedoman nasional yang menjamin validitas dan keabsahan penetapan kalender hijriah. Aceh, sebagai daerah geografis strategis di ujung barat Indonesia, memiliki peran vital dalam pengamatan hilal nasional.

Para ulama Aceh mengharapkan keterlibatan tenaga ahli hisab rukyat pusat dari Kemenag, seperti pada awal Ramadan 1446 H, guna mendukung kapasitas daerah dan menjaga objektivitas hasil pengamatan. Menanggapi hal ini, Arsad memastikan kesiapan Kemenag mengirimkan ahli hisab rukyat ke berbagai daerah, termasuk Aceh.

Kasubdit Hisab Rukyat dan Syariah, Ismail Fahmi, menambahkan bahwa titik rukyat Aceh diperkirakan sangat memungkinkan untuk melihat hilal Zulhijah tahun ini, sehingga kesiapan alat optik dan personel pengamat harus ditingkatkan.

Mahkamah Syar’iyah Aceh juga didorong untuk berperan aktif dalam sidang isbat, sejalan dengan arahan Direktorat Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung, melalui kolaborasi dengan Kanwil Kemenag Aceh.

Pertemuan koordinasi penting telah digelar pada Sabtu (17/5/2025) di Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) dan Mahkamah Syar’iyah Aceh, dihadiri oleh perwakilan Kemenag RI, PBNU, serta tokoh agama dan pemerintahan Aceh. Kehadiran Guru Besar Ilmu Falak UIN Walisongo, Ahmad Izzuddin, sebagai anggota tim hisab rukyat Kemenag, menambah kekuatan landasan ilmiah penetapan bulan hijriah.

“Sidang isbat harus dijaga marwahnya sebagai forum ilmiah dan syar’i, bukan sekadar administratif. Kepercayaan publik sangat tergantung pada proses yang terbuka, akurat, dan terkoordinasi,” tutup Ismail.