Berita  

Layanan Haji di Madinah Usai, Fokus Bergeser ke Makkah

Jemaah haji pendorongan terakhir dari Madinah, saat di Bir Ali.

SerambiMuslim.com — Fase pelayanan jemaah haji Indonesia gelombang pertama yang berangkat melalui Kota Madinah resmi berakhir hari ini, Minggu (25/5/2025). Penutupan ini ditandai dengan diberangkatkannya delapan kelompok terbang (kloter) terakhir yang berisi 3.267 jemaah dari Kota Nabawi menuju Kota Suci Makkah Al-Mukarramah. Dengan demikian, seluruh jemaah dari gelombang pertama kini telah bergeser ke Makkah untuk melanjutkan tahapan ibadah haji berikutnya, terutama menjelang fase puncak di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Madinah, M. Luthfi Makki, menyampaikan bahwa fase layanan jemaah haji di Madinah yang berlangsung sejak 2 Mei hingga 25 Mei 2025 telah berjalan lancar. Sebanyak lebih dari 80 ribu jemaah Indonesia telah tiba dan menjalani masa tinggal sembilan hari di Madinah untuk melaksanakan ibadah Arbain—shalat berjamaah selama 40 waktu di Masjid Nabawi—serta berziarah ke lokasi bersejarah Islam di sekitar kota tersebut.

“Alhamdulillah, seluruh jemaah haji gelombang pertama yang masuk melalui Madinah telah diberangkatkan menuju Makkah. Hanya tersisa sebagian kecil jemaah yang masih menjalani perawatan medis,” ujar Luthfi Makki saat memantau langsung proses pergerakan jemaah di wilayah Sektor Bir Ali.

Ia merinci, berdasarkan laporan dari Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), saat ini masih terdapat 35 jemaah yang dirawat di rumah sakit milik Pemerintah Arab Saudi dan 4 orang lainnya dirawat di KKHI Madinah. Sebagian dari mereka, sekitar 12 orang, akan segera diberangkatkan ke Makkah menggunakan ambulans dalam pengawalan medis.

Penyisiran dan Koordinasi Akhir

Setelah pemberangkatan seluruh jemaah, PPIH Daerah Kerja Madinah akan segera menyisir hotel-hotel dan area sekitar Masjid Nabawi untuk memastikan tidak ada jemaah yang tertinggal atau tersesat. Proses ini menjadi bagian dari protokol akhir layanan sebelum seluruh petugas haji yang bertugas di Madinah juga digeser ke Makkah mulai 26 Mei 2025.

“Petugas akan diberangkatkan secara bertahap ke Makkah untuk memperkuat layanan dan memastikan kesiapan menyambut puncak ibadah haji di Armuzna. Kami tidak ingin ada kekosongan layanan, apalagi masa kritis sudah di depan mata,” tegas Luthfi Makki.

Imbauan Kesehatan dan Keamanan untuk Jemaah

Seiring dengan perpindahan jemaah ke Makkah, Luthfi juga mengingatkan seluruh jemaah agar mulai menjaga stamina dengan lebih serius. Mengingat cuaca di Makkah yang sangat panas—bahkan mencapai 41 derajat Celsius—jemaah diminta untuk tidak memaksakan diri melakukan aktivitas berat, terutama ziarah dan ibadah sunnah, jika kondisi tubuh tidak memungkinkan.

“Jemaah harus pandai mengelola energi. Jangan terlalu memaksakan diri untuk terus-menerus ke Masjidil Haram, apalagi saat siang hari. Fokus utama kita adalah menjaga kondisi tubuh agar tetap prima menjelang puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina,” ujarnya.

Senada dengan itu, Wakil Kadaker Madinah, Khalilurrahman, juga mengimbau jemaah untuk selalu bersama rombongan, tidak berjalan sendiri, serta membawa perlengkapan penting seperti air minum, semprotan air, dan Kartu Nusuk setiap kali keluar penginapan. Ia juga mengingatkan agar jemaah tidak ragu bertanya jika tersesat, karena telah disiapkan sembilan pos petugas haji Indonesia di area Masjidil Haram untuk membantu.

Fasilitasi Jemaah Sakit dan Safari Wukuf

Terkait jemaah yang masih menjalani perawatan, Khalilurrahman memastikan bahwa mereka akan tetap diupayakan untuk bisa melaksanakan wukuf di Arafah, yang merupakan salah satu rukun haji paling penting. PPIH telah menyiapkan layanan safari wukuf melalui KKHI dan jalur khusus lansia atau jemaah risiko tinggi (risti) dengan kondisi terbatas.

“Selama kondisi memungkinkan secara medis, mereka akan diikutkan dalam safari wukuf. Ini bagian dari komitmen kami agar setiap jemaah tetap bisa menunaikan seluruh rangkaian ibadah haji,” jelasnya.

Fokus Layanan Beralih ke Makkah

Dengan rampungnya proses layanan jemaah haji gelombang pertama di Madinah, kini fokus pelayanan jemaah Indonesia sepenuhnya beralih ke Makkah Al-Mukarramah. Gelombang kedua jemaah yang berangkat dari Tanah Air sejak 18 Mei langsung menuju Makkah tanpa transit di Madinah, dan dijadwalkan akan singgah ke Madinah setelah puncak haji.

Pemerintah Indonesia melalui PPIH Arab Saudi menegaskan komitmennya untuk memberikan layanan terbaik kepada jemaah haji, mulai dari aspek kesehatan, akomodasi, transportasi, hingga manasik. Semua upaya dilakukan agar jemaah dapat menjalankan ibadah dengan lancar, aman, dan nyaman, serta pulang ke Tanah Air sebagai haji yang mabrur.

“Bismillah, kita memasuki fase baru yang lebih berat dan menantang. Tapi insya Allah, dengan kerja sama semua pihak, layanan terhadap jemaah akan semakin maksimal,” pungkas Luthfi Makki dengan optimisme tinggi.