Serambimuslim.com– Syekh Muhammad Hisham Kabbani, seorang ulama besar yang dihormati di kalangan umat Muslim, telah berpulang ke rahmatullah pada Kamis, 5 Desember 2024, di usia 79 tahun.
Berita duka ini mengejutkan umat Islam di seluruh dunia, menandai berakhirnya perjalanan hidup seorang pembimbing spiritual yang berperan penting dalam menyebarkan ajaran Islam yang damai dan moderat.
Wafatnya Syekh Kabbani meninggalkan kesedihan yang mendalam, terutama bagi para murid dan pengikutnya yang selama ini mendapat bimbingan dan petunjuk dari beliau.
Berita duka tersebut pertama kali disampaikan melalui akun Instagram resmi beliau, @Hishamkabbani.
Dalam unggahannya, keluarga besar Syekh Kabbani menginformasikan kepada seluruh umat bahwa sang guru tercinta, yang dikenal dengan julukan al-Qutb al-Mutasarrif, telah meninggalkan kehidupan duniawi ini dan berpulang menuju al-Rafeeq al-‘Alaa.
“Dengan patah hati kami menginformasikan kepada Anda bahwa malam ini Cinta Hidup Kami, Guru Kami, al-Qutb al-Mutasarrif, Maulana Syaikh Muhammad Hisham Kabbani (qaddas Allahu sirruhu) meninggal dari kehidupan duniawi ini ke al-Rafeeq al-‘Alaa,” demikian bunyi pengumuman tersebut.
Sebagai bentuk penghormatan terakhir, para murid dan pengikut Syekh Kabbani diimbau untuk melaksanakan berbagai amalan sebagai hadiah pahala untuk beliau, di antaranya salat Ghaib, membaca Surah Yasin, Surah Al-Mulk, Tahlil, Shalawat, Khataman Khawajikan, serta bersedekah dengan memberi makan kepada mereka yang membutuhkan.
Semua amal tersebut dimaksudkan untuk dihadiahkan kepada Syekh Kabbani, semoga menjadi amal jariyah yang terus mengalir pahalanya.
Ucapan belasungkawa pun datang dari berbagai ulama dan tokoh terkemuka, salah satunya dari Dr. Muhammad Tahirul Qadri, seorang ulama besar asal Pakistan.
Melalui akun X pribadinya (@TahirulQadri), Dr. Qadri menyampaikan rasa duka yang mendalam atas wafatnya Syekh Kabbani.
“Saya sangat berduka atas wafatnya Syekh Hisham Kabbani, seorang ulama yang disegani dan pembimbing yang dikenal karena ketakwaan dan komitmennya terhadap kebenaran,” tulisnya.
Dr. Qadri turut mendoakan agar Allah SWT meninggikan derajat almarhum di surga dan menjadikan makamnya sebagai salah satu taman surga.
Ia juga mengapresiasi pengabdian Syekh Kabbani yang tulus dalam menyebarkan ajaran agama dan melayani umat, serta menyambung silsilah ajaran yang dirintis oleh Syekh Nazim Adil al-Haqqani.
“Semoga Allah SWT menerima seluruh amal ibadahnya yang ikhlas dan mengangkat derajatnya ke tempat yang lebih tinggi,” tambahnya dalam pernyataannya.
Perjalanan Hidup dan Pengabdian Syekh Hisham Kabbani
Syekh Hisham Kabbani lahir pada 28 Januari 1945 di Lebanon. Beliau merupakan seorang ulama besar Sufi yang telah memberikan banyak kontribusi dalam dunia dakwah dan pendidikan Islam.
Syekh Kabbani dikenal luas karena keberaniannya dalam mengkritik ekstremisme kekerasan yang meresahkan umat Muslim di seluruh dunia.
Beliau tidak segan untuk mengingatkan para pemimpin Muslim di berbagai belahan dunia, dari Afghanistan hingga Inggris, untuk membangun ketahanan masyarakat terhadap radikalisasi.
Selain aktif dalam dakwah, Syekh Kabbani memiliki latar belakang pendidikan yang sangat kuat. Beliau menempuh studi teknik kimia di Universitas Amerika di Beirut, lalu melanjutkan pendidikan kedokterannya di Belgia.
Namun, selain bidang ilmu pengetahuan, Syekh Kabbani juga mengembangkan minat yang mendalam di bidang hukum, dengan melanjutkan studinya di Universitas Damaskus.
Walau terlatih di bidang ilmiah, spiritualitas menjadi aspek yang sangat penting dalam kehidupan Syekh Kabbani.
Beliau memimpin Thariqat Naqsyabandiyah Haqqani di Amerika, dan menjadi salah satu pembimbing spiritual bagi ribuan pengikutnya di seluruh dunia.
Di samping itu, Syekh Kabbani juga terlibat aktif dalam berbagai pertemuan internasional untuk memajukan perdamaian dan moderasi dalam ajaran Islam.
Beliau hadir dalam pertemuan penting di berbagai negara, termasuk Spanyol, Malaysia, dan Indonesia.
Pada tahun 2003, beliau turut hadir dalam pertemuan umat Islam di Masjid Istiqlal, Jakarta, dan berkontribusi dalam dialog antaragama yang semakin penting di dunia yang penuh tantangan ini.
Keterikatannya dengan Nahdlatul Ulama (NU) sangat erat. Pada tahun 2002, dalam acara penutupan International Conference of Islamic Scholars (ICIS) di Jakarta, Syekh Kabbani menyatakan bahwa dirinya adalah bagian dari NU karena banyak kesamaan prinsip dalam ajaran dan pandangannya.
Pernyataan tersebut disampaikan di hadapan Ketua PBNU, Rozy Munir. Saat berita wafatnya Syekh Kabbani tersebar, Ketua PBNU KH Ulil Abshar Abdalla menyampaikan duka cita yang mendalam.
Ia juga menyatakan bahwa kehilangan ini sangat dirasakan oleh murid-murid Syekh Kabbani di Indonesia, mengingat kontribusi besar beliau dalam memperkenalkan ajaran Sufisme yang damai dan moderat kepada umat Islam di Tanah Air.
Syekh Hisham Kabbani meninggalkan warisan spiritual yang sangat berharga. Pengajaran beliau tentang pentingnya moderasi dalam Islam dan penentangan terhadap ekstremisme akan terus menginspirasi banyak orang.
Selain itu, karya-karya tulis beliau yang mengangkat ajaran Sufisme akan terus menjadi rujukan penting bagi umat Islam di seluruh dunia.
Syekh Kabbani mengajarkan bahwa Islam adalah agama yang penuh kasih sayang, kedamaian, dan toleransi, yang seharusnya menghindari segala bentuk kekerasan dan radikalisasi.
Dengan berpulangnya Syekh Kabbani, umat Islam kehilangan seorang ulama besar yang selama hidupnya telah memberikan pencerahan spiritual dan intelektual bagi banyak orang.
Namun, ajaran dan warisan beliau akan terus hidup dalam hati para pengikutnya, yang akan meneruskan perjuangan beliau dalam menyebarkan pesan damai Islam ke seluruh dunia.
Semoga Allah SWT menerima segala amal ibadah beliau dan mengangkat derajatnya di surga, serta memberikan ketabahan kepada keluarga dan seluruh murid yang ditinggalkan.