Berita  

Ini Pokok Pembahasan Rapat Pleno Dewan Pertimbangan MUI!

(Foto: Dok. MUI).

SerambiMuslim.com — Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia kembali menggelar Rapat Pleno bersama para pimpinan MUI.

Rapat dipimpin langsung oleh Ketua Dewan Pertimbangan MUI sekaligus Wapres RI, KH Ma’ruf Amin, Rabu (17/07).

Terdapat tiga pokok bahasan dalam rapat pleno kali ini. Pertama pembahasan secara keorganisasian.

Menurut Wakil Ketua Umum MUI, KH Marsudi Syuhud, MUI terus mengalami transformasi berkelanjutan sebagai lembaga yang sudah sistemik dan modernis dengan kondisi zaman.

“Alhamdulillah organisasi MUI makin jelas, makin modern, dan makin tampak menyesuaikan dengan standar ISO di mana semuanya sudah tersistem,” ungkapnya dilansir dari laman MUI.

Meski demikian, MUI hingga saat ini masih berusaha merumuskan kode etik para pimpinan dan internal kepungurusan. Dewan Pertimbangan MUI juga telah memberikan instruksi terkait pengesahan kode etik tersebut.

“Ketua Dewan juga telah memberikan intruksi untuk pengesahan. Agar permasalahan internal dapat diselasaikan sesuai dengan relnya. Drafnya sudah ada, tinggal Selasa depan kita sahkan,” katanya.

Bahasan kedua mencakup road map dakwah MUI untuk umat. Kiai Marsudi menyebut dakwah digital kian menjadi tren dakwah kekinian. Dakwah tidak hanya terbatas dalam pertemuan majelis saja, melainkan juga di ruang-ruang media sosial.

Dengan demikian, kata dia, MUI terus mendorong Komisi Dakwah untuk melakukan peningkatan terhadap standarisasi dai. Hal ini, menurutnya, untuk memastikan para dai yang menyampikan dakwah keislaman memiliki kompetensi keilmuan yang cukup dan teruji.

“Untuk itu, standarisasi dai ini harus terus dilanjutkan agar publik yang menjadi followers nanti memiliki maroji’ dan referensi yang jelas sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dalam dirinya,” terang Kiai Marsudi.

Sedangkan bahasan ketiga dalam Rapat Pleno kali ini adalah program-program MUI dalam kontribusinya memajukan umat.

Menurut Kiai Marsudi, MUI terus mengupayakan pemberdayaan umat yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini.

“Semua program yang diamanatkan baik oleh Mukernas mau Munas, sudah dijalankan dengan baik. Misalnya sekolah diplomasi oleh Komisi Luar Negeri untuk mencetak diplomat-diplomat andal dengan backround keagamaan,” tandasnya.