SerambiMuslim.com– Kebakaran besar yang melanda Los Angeles sejak Selasa, 7 Januari 2025, terus berlanjut hingga kini, dengan api yang belum sepenuhnya padam.
Kejadian ini telah menyebabkan kerusakan yang sangat besar, dengan lebih dari 12.000 bangunan dihancurkan, termasuk masjid-masjid dan rumah ibadah bersejarah yang memiliki makna penting bagi berbagai komunitas.
Dalam pembaruan langsung yang disampaikan oleh ABC News pada Rabu, 15 Januari 2025, korban tewas akibat kebakaran ini sudah mencapai 25 orang.
Warga setempat diminta untuk tetap waspada, dengan peringatan bendera merah diberlakukan hingga malam itu.
Kebakaran ini merupakan salah satu yang terbesar dalam sejarah kebakaran di wilayah tersebut, dengan dua titik kebakaran utama yang telah menghancurkan ribuan bangunan dan merusak ribuan hektar lahan.
Kebakaran yang terjadi di Palisade dan Eaton adalah yang paling parah. Kebakaran di Palisade, yang dimulai dari daerah Pasifik Palisade pada 7 Januari, telah menghanguskan lebih dari 23.000 hektar lahan dan menghancurkan sekitar 5.000 bangunan.
Meskipun petugas pemadam kebakaran telah berusaha keras untuk mengendalikan api, hingga kini hanya 18 persen dari kebakaran ini yang dapat dikuasai.
Sementara itu, kebakaran yang terjadi di Eaton, utara Pasadena, juga berlangsung sejak 7 Januari dan telah merusak sekitar 7.000 bangunan serta membakar area seluas 14.000 hektar, dengan tingkat pengendalian api yang baru mencapai 35 persen.
Menurut laporan AP News, kebakaran ini tidak hanya menghancurkan bangunan tempat tinggal, tetapi juga melahap beberapa rumah ibadah yang sangat penting bagi komunitas-komunitas lokal.
Salah satu rumah ibadah yang terkena dampak adalah Masjid Al-Taqwa, yang terletak di daerah Pasadena dan Altadena.
Masjid ini telah menjadi tempat ibadah yang sangat berarti bagi komunitas Muslim setempat selama lebih dari 20 tahun.
Imam sukarelawan Masjid Al-Taqwa, Junaid Aasi, mengatakan bahwa masjid ini telah menjadi tempat yang sangat berarti bagi banyak keluarga, terutama keluarga muda, profesional, dan mahasiswa.
“Banyak keluarga yang menyebutnya sebagai rumah kedua mereka,” kata Aasi, mengenang peran masjid tersebut dalam kehidupan komunitas Muslim di sana.
Masjid Al-Taqwa didirikan sebagai tempat ibadah bagi komunitas Afrika-Amerika pada akhir 1970-an.
Selain digunakan untuk salat, masjid ini juga dikenal sebagai tempat berbuka puasa selama bulan Ramadan dan tempat berbagai kegiatan seni anak-anak.
Seorang profesor di University of Redlands, Samar Ghannoum, mengungkapkan rasa kesedihannya ketika mendengar berita bahwa masjid ini telah hancur.
Ghannoum telah salat di masjid tersebut sejak 1990-an bersama keluarganya, dan bagi dia, kehilangan masjid tersebut sangatlah menyakitkan.
“Hati saya remuk mendengar kabar bahwa masjid ini hancur,” ungkap Ghannoum.
Selain masjid, kebakaran ini juga melahap beberapa rumah ibadah lainnya, termasuk sinagoge berusia 80 tahun yang memiliki nilai sejarah tinggi.
Meskipun sinagoge tersebut hancur, beruntung gulungan Taurat yang sangat berharga berhasil diselamatkan dari api.
Kebakaran ini juga merusak paroki Katolik dan setengah lusin gereja Protestan yang menjadi tempat ibadah bagi banyak warga Los Angeles.
Banyak orang yang merasa kehilangan tidak hanya karena kerusakan fisik yang terjadi, tetapi juga karena dampak emosional yang ditimbulkan oleh kehancuran tempat-tempat ibadah yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka.
Kebakaran ini memberikan dampak yang mendalam bagi warga Los Angeles, baik yang langsung terkena dampak maupun mereka yang merasa kehilangan tempat ibadah dan komunitas mereka.
Kerugian materiil yang ditimbulkan sangat besar, tetapi kerugian emosional dan spiritual yang dirasakan oleh para jamaah dari berbagai agama dan latar belakang budaya juga sangat mendalam.
Banyak yang berharap agar upaya pemulihan dapat segera dilakukan, agar kehidupan kembali normal dan tempat-tempat ibadah yang rusak dapat dibangun kembali untuk melayani komunitas yang membutuhkan.
Pemerintah dan petugas pemadam kebakaran terus berjuang keras untuk mengendalikan api, tetapi api yang begitu besar dan cepat menyebar menjadi tantangan besar.
Sementara itu, warga Los Angeles tetap berdoa agar api segera padam dan agar mereka yang terdampak dapat segera mendapatkan bantuan dan dukungan yang mereka perlukan.
Dalam situasi yang penuh tantangan ini, solidaritas antarwarga dan antarkomunitas menjadi sangat penting untuk mengatasi krisis ini bersama-sama.
Pihak berwenang terus mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti instruksi yang diberikan, terutama dalam menghadapi peringatan bendera merah yang menunjukkan bahwa kondisi kebakaran masih sangat berbahaya.
Diharapkan dengan upaya bersama, kebakaran ini dapat segera diatasi dan Los Angeles dapat bangkit kembali setelah menghadapi ujian yang berat ini.