Kementerian Penerimaan Negara untuk Perbaikan Sistem Pajak

Wakil Menteri Keuangan, Anggito Abimanyu. (int)

Serambimuslim.com– Ketua Dewan Penasihat Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia periode 2024-2029, Hashim Djojohadikusumo, menyampaikan sejumlah pandangan terkait langkah-langkah strategis pemerintah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Salah satu hal penting yang diungkapkan Hashim adalah rencana pembentukan kementerian baru, yakni Kementerian Penerimaan Negara.

Rencana ini muncul dalam Rapimnas Kadin Indonesia 2024 yang diadakan di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta Pusat, pada Ahad, 1 Desember 2024.

Dalam kesempatan ini, Hashim juga berbicara mengenai optimisme terkait masa depan ekonomi Indonesia, namun juga tidak menutup mata terhadap beberapa hal yang perlu perbaikan.

Hashim, yang juga merupakan adik kandung Presiden Prabowo Subianto, menjelaskan bahwa pembentukan Kementerian Penerimaan Negara bertujuan untuk meningkatkan sistem pajak dan cukai di Indonesia, serta untuk memaksimalkan penerimaan negara dari sektor lainnya, seperti royalti pertambangan.

Ia menegaskan bahwa program perbaikan sistem perpajakan dan cukai ini sangat penting untuk menutupi kebocoran-kebocoran yang selama ini terjadi.

Menurut Hashim, untuk menangani persoalan ini, pemerintah telah menunjuk Anggito Abimanyu, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Menteri Keuangan, untuk memimpin kementerian baru ini.

“Nanti beliau diangkat sebagai Menteri Penerimaan Negara untuk menangani pajak, cukai, dan penerimaan negara dari sektor lain. Program-program untuk menutupi kebocoran juga akan dimulai,” ujar Hashim.

Sementara itu, terkait dengan posisi Anggito, Hashim menegaskan bahwa jabatan yang dipegangnya saat ini hanyalah sementara.

Ia menyebut bahwa perubahan tersebut akan segera terjadi, dengan Anggito diperkirakan akan menjadi Menteri Penerimaan Negara.

Hashim menjelaskan bahwa kementerian ini akan memiliki tugas yang sangat strategis untuk menangani masalah penerimaan negara yang berkaitan dengan pajak, cukai, royalti dari sumber daya alam, dan sektor-sektor lainnya yang dapat meningkatkan pendapatan negara.

Selain membahas pembentukan kementerian baru, Hashim juga menyuarakan optimisme yang tinggi tentang masa depan ekonomi Indonesia.

Menurutnya, Indonesia saat ini menjadi salah satu negara yang paling dilirik oleh para investor global. Bahkan, ia menyebutkan bahwa Indonesia termasuk dalam dua negara yang paling disukai oleh investor, selain India.

Faktor utama yang menjadi pertimbangan adalah kestabilan ekonomi dan rasa aman yang ada di Indonesia, serta potensi bonus demografi yang besar.

“Mereka berhati-hati berinvestasi di China, Jepang, dan Korea Selatan, karena populasi mereka sedang menurun. Hanya dua negara besar yang memiliki potensi luar biasa, yaitu Indonesia dan India,” ungkap Hashim.

Optimisme yang disampaikan oleh Hashim ini bukan tanpa dasar. Ia menyatakan bahwa setelah berkeliling dunia sebagai utusan khusus Presiden Prabowo Subianto, ia berkesempatan untuk berinteraksi dengan banyak pengusaha internasional dan mendengarkan pandangan mereka mengenai Indonesia.

Dari dialog dan komunikasi yang terjalin, Hashim menyimpulkan bahwa semakin banyak investor yang melihat Indonesia sebagai tempat yang aman dan stabil untuk menanamkan modal mereka.

Ia mengungkapkan bahwa salah satu contoh nyata adalah investasi besar yang masuk ke Indonesia, seperti investasi BP (British Petroleum) yang mengumumkan investasi sebesar 7 miliar dolar AS, serta rencana Exxon Mobil yang siap menginvestasikan 10 miliar dolar AS.

Hashim juga menjelaskan bahwa Indonesia, dengan stabilitas politik dan ekonomi yang semakin baik, serta bonus demografi yang besar, menjadi negara yang sangat menarik bagi investor.

Keunggulan ini menjadikan Indonesia sebagai tujuan utama bagi investasi global. Dalam hal ini, Hashim mengajak seluruh elemen bangsa untuk tetap kompak dan mendukung kebijakan-kebijakan pemerintah yang dapat membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.

Ia berpesan kepada seluruh anggota Kadin agar tidak terpecah belah dan selalu menjaga persatuan.

Dengan kolaborasi yang produktif, Hashim yakin bahwa segala target pembangunan ekonomi Indonesia dapat tercapai.

Pesan optimisme yang disampaikan oleh Hashim tersebut juga mencakup harapannya agar semua pihak bekerja sama dalam menciptakan iklim bisnis yang kondusif di Indonesia.

Kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan seluruh masyarakat menjadi kunci utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Hashim percaya bahwa dengan bekerja sama, Indonesia akan dapat mengatasi berbagai tantangan ekonomi dan memperkuat posisinya di kancah global.