SerambiMuslim.com – Muktamar Pemikiran NU 2023 telah menghasilkan sejumlah keputusan yang mencerminkan pemikiran lintas generasi, akademisi, aktivis, dan organisasi masyarakat.
Acara yang berlangsung di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, mulai Jumat (01/12) hingga Ahad (03/12) itu memberikan arah dan panduan untuk masa depan. Seperti dikutip Antara.
Steering Committee (SC) Muktamar Pemikiran NU, Rumadi Ahmad, menyampaikan bahwa hasil Muktamar diharapkan menjadi landasan atau setidaknya arahan bagi seluruh komponen NU. Poin keputusan utama mencakup berbagai aspek, di antaranya:
- Politik yang Tidak Elektoral: Muktamar menegaskan bahwa itu bukan platform politik elektoral. Fokusnya lebih pada pemikiran dan pandangan dalam konteks kebangsaan.
- Kedalaman dalam Ruang Publik: Pemikiran NU berupaya melawan dangkalnya percakapan publik dengan menciptakan ruang diskusi yang lebih mendalam dan serius.
- Kembalinya Tema Masyarakat: Perlunya mengangkat kembali tema tentang masyarakat ke pusat perhatian, mengingat adanya tantangan dan ancaman terhadap lembaga masyarakat.
- Masyarakat sebagai Tema Terbuka: Konsep masyarakat harus terbuka untuk semua dan bukan menciptakan eksklusi terhadap pihak lain.
- Nilai-Nilai Mendasar Masyarakat: Ada kebutuhan untuk nilai-nilai seperti kejujuran, amanah, keadilan, kerja sama, dan konsistensi sebagai dasar dari bentuk masyarakat di masa depan.
- Manusia di Pusat Perhatian: Apapun bentuk masyarakat yang direncanakan, perlu memberikan posisi sentral kepada manusia.
- Aspek Ekologis yang Tetap Penting: Meskipun fokus pada manusia, aspek ekologis juga perlu menjadi perhatian dalam pembentukan masyarakat di masa depan.
- Pemikiran Terhadap Kecerdasan Buatan: Perkembangan kecerdasan buatan harus dicermati tanpa kecurigaan, karena manusia memiliki unsur ilahiah yang memungkinkannya mengarahkan perkembangan tersebut.
- Visi Masyarakat Berlandaskan pada Nilai: Masyarakat di masa depan harus memiliki landasan pada nilai-nilai seperti keterbukaan, keadilan, penghormatan pada keragaman, akhlak mulia, keluarga, pendidikan anak, dan kesetaraan.
- Sikap Terhadap Modernitas: Muktamar Pemikiran tidak menolak modernitas, modernisasi, atau perkembangan sosial, namun berusaha merumuskan sikap yang tepat terhadap perkembangan tersebut.
