Berita  

Peran Guru dalam Memahami Sains Islam

Ilustrasi (Doc : Int)

SerambiMuslim.com–  Sains dalam perspektif Islam bukan hanya sekadar ilmu pengetahuan, tetapi juga merupakan jalan spiritual untuk mengenal kebesaran Allah SWT. Hal ini menjadi pembahasan utama dalam Dialog Ramadhan yang digelar Programa 1 RRI Sungailiat pada Rabu (19/3/2025), dengan menghadirkan narasumber M. Sayyid Tsabit Anfaresi, anggota Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kabupaten Bangka.

Dalam dialog yang disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube RRI Sungailiat tersebut, Sayyid Anfaresi menekankan pentingnya proses pencarian ilmu yang tidak dilakukan secara sembarangan. Menurutnya, pendalaman ilmu—terutama ilmu sains—perlu dilakukan di bawah bimbingan guru atau komunitas yang memiliki pemahaman mendalam.

“Mencari ilmu, termasuk sains, tidak cukup hanya dengan membaca. Kita perlu guru atau teman-teman yang bisa membimbing dan memberikan pemahaman yang benar,” ujar Anfaresi.

Ia menambahkan, dalam pandangan Islam, sains bukan sekadar kumpulan teori, melainkan juga merupakan sarana untuk memperkuat keimanan kepada Tuhan melalui pemahaman atas ciptaan-Nya.

“Sains harus menjadi sarana untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita,” tambahnya.

Pendapat serupa diungkapkan Fajar, seorang warga asal Pangkalpinang yang turut hadir dalam dialog secara daring. Ia mengingatkan pentingnya keberadaan guru dalam proses belajar agar tidak terjadi penyimpangan makna atau tujuan dari ilmu itu sendiri.

“Belajar ilmu apa pun, apalagi sains, harus ada gurunya. Tanpa bimbingan yang tepat, kita bisa salah kaprah dan menyimpang dari tujuan sebenarnya,” kata Fajar.

Ia mencontohkan bahwa sejumlah penemuan ilmiah saat ini, alih-alih mendekatkan manusia pada nilai-nilai spiritual, justru kerap menjauhkan karena kurangnya pemahaman yang utuh terhadap hakikat ilmu dalam perspektif keislaman.

Diskusi juga menyentuh peran strategis sains dalam menghadapi tantangan global, seperti perubahan iklim, krisis kesehatan, dan revolusi teknologi. Sayyid menegaskan bahwa sains dan agama seharusnya berjalan seiring, saling melengkapi antara solusi praktis dan panduan moral.

“Sains dan agama harus berjalan beriringan. Sains memberikan solusi praktis, sementara agama memberikan landasan moral,” jelasnya.

Lebih lanjut, Sayyid mendorong pentingnya sinergi antara ulama, ilmuwan, dan masyarakat untuk membangun pendidikan sains yang berbasis nilai-nilai Islam. Ia menilai bahwa potensi kemajuan umat sangat besar apabila pendidikan ini ditanamkan sejak dini hingga jenjang perguruan tinggi.

“Kita perlu mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas secara ilmiah, tetapi juga memiliki keimanan yang kuat,” pungkas Anfaresi.

Acara ini menjadi bagian dari rangkaian program Ramadhan RRI Sungailiat yang bertujuan mengedukasi masyarakat seputar integrasi nilai-nilai keislaman dalam kehidupan modern, termasuk dalam bidang ilmu pengetahuan.