Temui Ketum PBNU, Dubes Zuhair Bahas Perkembangan Palestina

(Foto: Tangkapan Layar Chanel Youtube NUTV).

SERAMBIMUSLIM.COM — Duta Besar (Dubes) Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al-Shun menemui Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf di Gedung PBNU, Jakarta, Senin, (05/08).

Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas terkait perkembangan terbaru Palestina. Kedunya meminta agar agresi militer Israel segera dihentikan.

“Kami menyerukan menghentikannya kekerasan sesegera mungkin,” ungkap KH Yahya Cholil Staquf dalam keterangan persnya.

Gus Yahya sapaannya juga mendesak dunia Internasional untuk mendorong dihentikannya agresi militer Israel. Pasalnya, menurut Gus Yahya mengaku percaya dengan sistem peradilan internasional. Baginya, sistem tersebut relatif memiliki penyelesaian atas kejadian-kejadian secara global.

“Kami percaya kepada sistem internasional, karena sistem internasional inilah satu-satunya yang kita punya untuk memelihara stabilitas relatif dari dinamika global saat ini,” jelasnya.

Selain itu, Gus Yahya juga menegaskan Indonesia masih akan terus berkomitmen dalam menolong dengan berbagai cara supaya Palestina bisa bebas dari penjajahan Israel.

Sementara itu, Zuhair Al-Shun mengatakan, saat ini kekuatan dunia internasional sudah semakin terlihat. tetapi pemimpin politik, khususnya dari negara-negara yang setia kepada Israel seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, dan negara-negara Eropa lainnya, belum menunjukkan tindakan yang berarti.

“Apa akhir dari semua ini, dan siapa yang akan menjadi pihak yang kalah? Tanah Palestina untuk perdamaian,” katanya.

“Ini adalah ketidakadilan. Jika ada keadilan, seharusnya tidak perlu ada pendudukan. Saya yakin tidak ada yang ingin rumahnya dicuri atau diambil oleh orang lain. Itulah yang terjadi di Palestina,” tandasnya.

Untuk diketahui,  sejak  konflik pada 7 Oktober 2023 lalu,  Palestinian Central Bureau of Statistics (PCBS) telah mencatat jumlah korban tewas telah mencapai 39.550 jiwa.

Dari total tersebut, 16.251 adalah anak-anak, 10.921 adalah perempuan, dan 604 orang adalah martir di Tepi Barat.

Zementara di Jalur Gaza, terdata 1.049 orang lanjut usia menjadi korban, bersama dengan 885 tenaga medis yang gugur. Selain itu, 163 jurnalis dan 496 tenaga pendidikan juga tercatat sebagai martir dalam konflik ini.