SerambiMuslim.com – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menolak keras saran Amerika Serikat (AS) untuk memutus hubungan sejarah dengan Hamas.
Meskipun Wakil Menteri Keuangan AS, Brian Nelson, mendorong Erdogan untuk membatasi hubungan dengan Hamas, Erdogan menegaskan bahwa Turki tidak menganggap Hamas sebagai organisasi teroris. Erdogan menyatakan bahwa Hamas adalah realitas di Palestina, merupakan partai politik, dan berpartisipasi dalam pemilihan umum.
“Dalam hal ini, Hamas adalah bagian dari realitas Palestina, mereka adalah partai politik di sana, dan mereka mengikuti pemilu sebagai partai politik dan berhasil,” tegas Erdogan dalam pernyataannya, seperti dilaporkan oleh The Defense Post pada Senin (4/12).
Presiden Turki juga menegaskan bahwa keputusan Turki untuk menjalin hubungan dengan Hamas didasarkan pada kepentingan dan harapan rakyat mereka. Erdogan telah menjadi kritikus vokal terhadap taktik militer Israel di Gaza dan menuntut pengadilan para pemimpin politik Israel di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag.
Erdogan menyebut Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sebagai “tukang jagal Gaza” dan berharap para pelaku genosida, terutama Netanyahu, akan menerima hukuman yang adil. Konflik antara Israel dan Hamas kembali memanas, dengan serangan udara dan serangan balasan yang menyebabkan korban di kedua pihak.