SerambiMuslim.com– Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan jumlah investor saham syariah di Indonesia mencapai 200 ribu pada tahun 2025. Berbagai strategi telah disiapkan untuk menarik lebih banyak investor dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap investasi berbasis syariah.
Kepala Divisi Pasar Modal Syariah BEI, Irwan Abdalloh, menyampaikan bahwa target ini merupakan bagian dari upaya BEI untuk mendorong pertumbuhan pasar modal syariah di tanah air. “Kami selalu memiliki target jumlah investor baru dari OJK, tetapi kami berupaya lebih tinggi lagi, dengan harapan di tahun 2025 ini jumlah investor saham syariah bisa mendekati 200 ribu,” ujarnya kepada KabarBursa.com dalam acara “Nyantri Saham Bareng Kabar Bursa” di VIP Al Malik Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu, 15 Maret 2025.
Irwan mengungkapkan bahwa hingga akhir tahun 2024, jumlah investor saham syariah di Indonesia telah mencapai 196 ribu, dengan 90 persen di antaranya merupakan anak muda berusia 17 hingga 35 tahun. Namun, hanya sekitar 19 persen dari total investor tersebut yang aktif bertransaksi. Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat aktivitas investasi di pasar modal syariah.
“Pertama, banyak investor yang masih mempelajari bagaimana cara jual beli saham. Kedua, mereka mungkin masih dalam tahap memahami konsep investasi yang tidak instan. Ketiga, bisa jadi mereka belum memiliki dana yang cukup untuk berinvestasi,” jelasnya.
Untuk meningkatkan partisipasi investor, BEI secara rutin menggelar berbagai program edukasi, di antaranya literasi, inklusi, dan transaksi saham syariah. Program inklusi bertujuan untuk mendorong masyarakat membuka rekening efek, sedangkan program lainnya difokuskan pada peningkatan pemahaman mengenai investasi yang sesuai dengan prinsip syariah.
Strategi dan Program BEI
Dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat, BEI memiliki sejumlah program unggulan, salah satunya adalah IDX Islamic Challenge. Program ini bertujuan untuk mengajak masyarakat melakukan transaksi saham syariah dengan metode yang benar. Selain itu, terdapat pula program “Dare to Invest” yang dilaksanakan di galeri-galeri investasi syariah guna mendorong masyarakat untuk mulai berinvestasi.
“Sebenarnya, instrumen investasi berbasis syariah di Indonesia sudah cukup banyak, seperti saham syariah, reksa dana syariah, sukuk, dan ETF syariah. Tinggal bagaimana masyarakat memanfaatkan pilihan yang ada,” kata Irwan.
Perkembangan Pasar Modal Syariah di Indonesia
Irwan juga memaparkan perkembangan pasar modal syariah di Indonesia sejak awal diperkenalkan pada tahun 2000-an. Pada masa itu, pasar modal syariah masih tertinggal dibandingkan dengan negara lain. Tantangan utama yang dihadapi adalah persepsi negatif masyarakat yang menganggap pasar modal sebagai bentuk perjudian.
Namun, pada tahun 2010, saat masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, perhatian terhadap pasar modal syariah mulai meningkat. “Akhirnya, alhamdulillah, kami mengidentifikasi bahwa pasar modal syariah mulai bangkit. Saat ini, terdapat 26 fatwa yang mendukung pasar modal syariah,” ungkapnya.
Saat ini, kapitalisasi pasar saham syariah di Indonesia telah mencapai Rp6.825 triliun, atau sekitar 55,3 persen dari total kapitalisasi pasar modal nasional. Peningkatan ini didukung oleh regulasi yang lebih kuat serta inovasi produk syariah, seperti reksa dana syariah, sukuk korporasi, dan berbagai instrumen investasi berbasis syariah lainnya. Pemerintah juga turut berperan dengan menerbitkan Sukuk Negara untuk membiayai proyek infrastruktur sekaligus memberikan alternatif investasi yang aman bagi masyarakat.
Meski demikian, Irwan menekankan bahwa tantangan terbesar saat ini adalah meningkatkan literasi dan pemahaman masyarakat terhadap pasar modal syariah. “Kami perlu lebih gencar dalam memberikan edukasi dan memastikan akses informasi yang lebih mudah agar masyarakat semakin memahami keuntungan dan prinsip investasi syariah,” ujarnya.
Edukasi Saham dan Investasi oleh Kabar Bursa
Sebagai media yang berfokus pada investasi dan pasar modal, Kabar Bursa kembali menggelar acara edukasi bertajuk “Nyantri Bareng Kabar Bursa, Mengenal Saham Syariah: Berinvestasi Sesuai Nilai Islam”. Acara ini diadakan atas kolaborasi dengan Badan Pengelola Masjid Istiqlal serta diselenggarakan oleh Telkom Indonesia dengan dukungan sponsor dari AlamTri Resources Indonesia dan Pupuk Indonesia Persero.
Sejumlah narasumber kompeten turut hadir dalam acara ini, di antaranya Kepala Divisi Pasar Modal Syariah BEI Irwan Abdalloh, Ekonom Senior Indef Aviliani, Konsultan dan Investor Pasar Modal Global Dr. Muhammad Asmi, serta Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku PUJK Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi. Selain itu, turut hadir pula Pendiri Komunitas Syariah Saham sekaligus penulis buku “Investor Syariah Aktif”, Asep Muhammad Saepul Islam.
Sebagai tamu kehormatan, Menteri Agama RI Nasaruddin Umar serta mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sekaligus investor saham Indonesia, Sandiaga Uno, juga turut menghadiri acara ini. Dengan semakin banyaknya inisiatif edukasi seperti ini, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami manfaat investasi berbasis syariah dan semakin tertarik untuk berpartisipasi dalam pasar modal syariah di Indonesia.
Dengan berbagai upaya yang terus dilakukan oleh BEI, OJK, serta berbagai pihak terkait, pasar modal syariah Indonesia diprediksi akan terus berkembang dan menarik minat investor, baik dari dalam maupun luar negeri.