Hikmah  

Doa-doa Saat Gerhana Bulan Menurut Islam

ilustrasi gerhana bulan, (int)

SerambiMuslim.com– Fenomena gerhana bulan total diprediksi akan terjadi pada Jumat, 14 Maret 2025, bertepatan dengan malam ke-14 bulan suci Ramadhan 1446 H. Momen ini bukan hanya menjadi peristiwa astronomis yang langka, namun juga memiliki makna spiritual mendalam dalam ajaran Islam.

Berdasarkan data dari NASA Eclipse Web Site, gerhana bulan total ini termasuk dalam seri Saros 123 dan akan berlangsung selama lebih dari satu jam. Namun, tidak semua wilayah di Indonesia berkesempatan menyaksikannya secara utuh. Beberapa daerah, terutama di bagian timur Indonesia seperti Papua, memiliki peluang lebih besar untuk melihat fenomena tersebut secara langsung.

Gerhana bulan total terjadi ketika bumi berada sejajar di antara matahari dan bulan, menyebabkan bayangan bumi menutupi seluruh permukaan bulan. Selama fase totalitas, bulan akan tampak berwarna merah gelap hingga jingga, fenomena yang dikenal sebagai Blood Moon. Warna merah ini disebabkan oleh pembiasan cahaya matahari melalui atmosfer bumi yang menyaring cahaya dengan panjang gelombang pendek dan membiarkan cahaya merah menyinari permukaan bulan.

Dalam Islam, gerhana bukan sekadar fenomena alam biasa, tetapi merupakan salah satu tanda kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Hal ini ditegaskan dalam sabda Rasulullah SAW sebagaimana diriwayatkan dalam hadits Bukhari:

“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah salat, dan bersedekahlah.” (HR. Bukhari)

Hadis ini memberikan arahan yang jelas bagi umat Islam untuk menyikapi gerhana dengan memperbanyak ibadah. Di antaranya adalah melaksanakan shalat gerhana (shalat khusuf), memperbanyak dzikir, membaca doa-doa permohonan ampunan, serta melakukan introspeksi diri dan bersedekah.

Berikut adalah beberapa doa dan dzikir yang dianjurkan dibaca saat terjadi gerhana bulan total, berdasarkan literatur Islam klasik dan beberapa sumber keagamaan terpercaya:

1. Doa Memuji Kebesaran Allah SWT

Ketika melihat gerhana, kita dianjurkan untuk memuji Allah sebagai wujud rasa takjub dan syukur atas kekuasaan-Nya:

الحمد لله حمداً دائمًا طاهراً طيباً مباركاً فيه.. ملء السماوات وملء الأرض.. وملء ما بينهما.. وملء ما شئت من شيء بعد.. أحق ما قال العبد.. وكُلُنا لَكَ عبد
Alhamdulillah hamdan daaiman toohiron thoyyiban mubarokan fiih. Mil’ussamawati wa mil’ul ardhi wa mil’u maa baina huma, wa mil’u maa syi’ta min syai’in ba’du. Ahaqqo maa qoolal abdu, wa kunna laka abdun.
Artinya: “Segala puji bagi Allah, pujian murni, baik, dan diberkati-Nya. Yang memenuhi langit dan bumi serta memenuhi apa yang ada di antara keduanya dan memenuhi apa pun yang Engkau kehendaki. Engkaulah yang paling berhak menerima pujian, dan kami semua adalah hamba-Mu.”

2. Doa Memohon Perlindungan dan Keberkahan

Doa ini memohon kepada Allah agar bulan ini membawa keselamatan dan petunjuk:

اَللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ وَالْإِيْمَانِ وَالسَّلَامَةِ وَالإِسْلَامِ. هِلَالُ خَيْرٍ وَرُشْدٍ
Allahumma ahillahu ‘alainaa bil amni wal imaani was salaamati wal islami. Hilalu khairin wa rusydin.
Artinya: “Wahai Tuhanku, terangkanlah bulan ini di atas kami dengan keamanan, iman, keselamatan, dan Islam. Ini adalah bulan yang membawa kebaikan dan petunjuk.”

Doa ini dapat dibaca ketika awal melihat gerhana maupun setelah melaksanakan salat gerhana.

3. Bacaan Dzikir dan Tasbih

Selain doa, dzikir juga menjadi amalan yang sangat dianjurkan saat terjadi gerhana. Beberapa kalimat dzikir yang dapat diamalkan antara lain:

سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ
Subhanallah walhamdulillah walaa ilaaha illallahu Allahu akbar.
Artinya: “Maha Suci Allah. Segala puji bagi Allah. Tiada Tuhan selain Allah. Allah Maha Besar.”

4. Permohonan Kebaikan Dunia dan Akhirat

Gerhana bulan bisa menjadi momen muhasabah diri. Doa yang berisi permohonan ampunan dan kebaikan hidup dapat dibaca sebagai berikut:

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Rabbanaa aatinaa fiddunya hasanah, wa fil aakhirati hasanah, wa qinaa ‘adzaaban naar.
Artinya: “Ya Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta lindungilah kami dari siksa neraka.”

Dalam banyak riwayat, Rasulullah SAW sangat menekankan pentingnya mengambil hikmah dari peristiwa langit seperti gerhana. Dalam sejarah Islam, gerhana pernah terjadi pada saat wafatnya putra Rasulullah, Ibrahim. Namun, beliau menolak anggapan bahwa gerhana berkaitan dengan kelahiran atau kematian seseorang, dan menegaskan bahwa gerhana adalah peringatan dari Allah agar manusia lebih banyak berdoa dan bertaubat.

Gerhana bulan di bulan Ramadhan memiliki keistimewaan tersendiri karena terjadi di bulan penuh berkah. Momen ini sepatutnya diisi dengan memperkuat ibadah dan memperbanyak amal kebaikan. Semoga peristiwa langka ini menjadi momentum bagi kita semua untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT, memperbaiki diri, dan memperbanyak amal saleh.

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal.” (QS. Ali Imran: 190)