Hikmah  

Panduan Puasa Ayyamul Bidh di Bulan Syawal

(Ist).

SerambiMuslim.com– Niat puasa Ayyamul Bidh Syawal menjadi perhatian umat Islam yang ingin meraih keutamaan amalan sunnah setelah merayakan Idul Fitri. Meski puasa enam hari Syawal lebih populer, pelaksanaan puasa Ayyamul Bidh pada bulan Syawal juga memiliki dasar kuat dalam ajaran Islam.

Apa Itu Ayyamul Bidh?

Secara bahasa, Ayyamul Bidh berarti “hari-hari putih” atau “hari-hari yang cerah”, merujuk pada malam bulan purnama yang tampak terang, yakni tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan dalam kalender Hijriyah. Puasa pada hari-hari ini termasuk amalan sunnah yang rutin dilakukan Nabi Muhammad SAW.

Dalil Puasa Ayyamul Bidh

Anjuran untuk melaksanakan puasa Ayyamul Bidh bersandar pada hadits sahih yang diriwayatkan oleh Abu Dawud. Dalam hadits tersebut, Rasulullah SAW memerintahkan umat Islam untuk berpuasa pada hari-hari yang malamnya tampak terang:

“Diriwayatkan dari Qatadah bin Milhan RA, ia berkata: ‘Rasulullah SAW telah memerintahkan untuk berpuasa pada hari-hari yang malamnya cerah, yaitu tanggal 13, 14, dan 15’.”

(HR. Abu Dawud; An-Nawawi, Riyadhus Shalihin, juz II, hal. 81)

Bolehkah Puasa Ayyamul Bidh di Bulan Syawal?

Ulama sepakat bahwa puasa Ayyamul Bidh boleh dikerjakan di bulan apa pun, termasuk di bulan Syawal. Karena hukumnya sunnah, puasa ini dapat dilaksanakan secara konsisten setiap bulan sebagai bagian dari amalan yang dicintai Allah SWT.

Di bulan Syawal, umat Islam dianjurkan juga untuk melaksanakan puasa enam hari setelah Ramadhan. Dalam sebuah hadits riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian diikuti dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun penuh.”

(HR. Muslim, no. 1164)

Lantas muncul pertanyaan: apakah puasa Ayyamul Bidh pada tanggal 13–15 Syawal bisa digabung dengan puasa enam hari Syawal?

Menurut pendapat mayoritas ulama, termasuk dari mazhab Syafi’i dan Hanbali, diperbolehkan untuk menggabungkan dua niat puasa sunnah, misalnya niat puasa enam hari Syawal sekaligus Ayyamul Bidh, selama kedua amalan tersebut tidak bersifat wajib. Namun, keutamaan masing-masing puasa akan didapat sesuai kadar niat dan kesungguhan.

Niat Puasa Ayyamul Bidh Syawal

Niat puasa Ayyamul Bidh Syawal tidak berbeda dari niat puasa sunnah lainnya. Berikut adalah contoh bacaan niat yang bisa dilafalkan dalam hati:

“Nawaitu shauma ayyamil bidh sunnatan lillahi ta’ala.”

(Artinya: Saya niat puasa Ayyamul Bidh, sunnah karena Allah Ta’ala)

Waktu niat puasa sunnah adalah mulai dari malam hingga sebelum tergelincirnya matahari (waktu Zuhur), selama belum makan, minum, atau melakukan hal yang membatalkan puasa.

Puasa Ayyamul Bidh merupakan amalan sunnah yang dianjurkan Nabi SAW dan dapat dilakukan setiap pertengahan bulan Hijriyah, termasuk di bulan Syawal. Puasa ini dapat berdiri sendiri maupun digabung dengan puasa enam hari Syawal, sesuai dengan niat dan pemahaman masing-masing individu.

Bagi umat Islam yang ingin meraih keutamaan-keutamaan puasa sunnah setelah Ramadhan, menjalankan puasa Ayyamul Bidh di bulan Syawal menjadi pilihan yang bernilai ibadah.