Khazanah Habib Ja’far bin Syaikhon Assegaf

Habib Ja’far bin Syaikhon Assegaf
Habib Ja’far bin Syaikhon Assegaf (Foto:NabawiTV/Youtube)

SERAMBIMUSLIM.COM – Habib Ja’far bin Syaikhon Assegaf, seorang waliyullah dan ahli Alquran, menarik perhatian sebagai figur keagamaan yang memimpin dengan tegas dan penuh dedikasi.

Lahir pada bulan Dzulhijjah 1298 di Ghurfah, Hadramaut, Habib Ja’far tumbuh dalam atmosfer kehormatan di bawah bimbingan Al Habib Syaikhon bin Ali bin Hasyim Assegaf, seorang ulama dan wali yang tawakal.

Pemberani dalam menyampaikan dakwah Islamiyah, Habib Syaikhon juga dikenal lewat kumpulan kalamnya yang dihimpun oleh putranya, Al Habib Alawi, dalam beberapa jilid. Kekayaan ilmu juga terwujud dalam kitab syair berisi nasihat dan hikmah-hikmah yang luar biasa.

Wirid dan shalawat Nabi Muhammad SAW, yang sebagiannya dikutip oleh Al Habib Abdullah bin Alawi Alattas, menambah keutuhan warisan keagamaan yang ditinggalkan oleh Habib Syaikhon. Meninggal pada 18 Rajab 1313 Hijriah, makamnya di Mukalla kini menjadi tujuan peziarah yang mencari berkah.

Setelah mendalami Alquran dengan tajwid yang sempurna, Habib Ja’far menapaki perjalanan ilmiahnya dengan semangat tinggi. Ia membaca dan berguru kepada ulama terkemuka di Hadramaut, Makkah, dan Madinah.

Perjalanan spiritualnya membawanya ke Indonesia selama setahun sebelum menunaikan ibadah Haji, Umrah, dan ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW di Haramain. Keberhasilannya di Makkah didukung oleh firasat Habib Husein bin Muhammad Al Habsyi dan Habib Muhammad bin Salim Asri.

Setelah delapan tahun di Hadramaut, kembali ke Tanah Air, Habib Ja’far menjadi imam masjid jami’ dan khatib. Berkunjung ke Kota Tarimul Ghanna’, mengajar di Madrasah Tarim, hingga akhirnya menetap di Surabaya dan kemudian Pasuruan, Habib Ja’far membimbing umat dengan kebijaksanaan.

Gelar Alquran yang diberikan oleh Habib Muhammad bin Ahmad Al Muhdhor menandai penghargaan tertinggi, dan kota Pasuruan merasakan keberkahan kehadirannya. Melalui majelis ilmu, hizb, dan wirid yang dibangunnya, warisan Habib Ja’far terus berkembang.

Dengan kedisiplinan dalam ibadah sholat malam, mengkhatam Alquran setiap hari, dan dzikir yang tak pernah berhenti, Habib Ja’far menunjukkan keteladanan spiritualnya.

Ia sesuai dengan yang disifati oleh Allah SWT di dalam Alquran, yaitu:

كَانُوا۟ قَلِيلًا مِّنَ ٱلَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ وَبِٱلْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

Artinya: “Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.” (QS Az-Zariyat ayat 17-18).

Peran besarnya dalam mendamaikan konflik dan menjaga warisan keagamaan menjadi warisan berharga bagi umat Islam.

Sebagai salinan hidup dari para salaf terdahulu, Habib Ja’far bin Syaikhon Assegaf menjadi pencerminan dari teladan agung Nabi Muhammad SAW.