SerambiMuslim.com– Nabi Ishaq AS, salah satu nabi yang sangat mulia dalam sejarah Islam, merupakan putra dari Nabi Ibrahim AS. Seperti ayahnya, Nabi Ishaq AS juga diutus untuk menyampaikan wahyu dan menyebarkan agama Allah SWT.
Kisah hidupnya yang penuh berkah dan ujian menarik untuk kita pelajari, terutama mengenai pernikahannya dengan seorang gadis dari Irak yang kemudian melahirkan anak-anak yang akan menjadi bagian dari sejarah umat manusia.
Pernikahan Nabi Ishaq AS dengan Ribka, seorang gadis Irak, merupakan bagian penting dalam sejarah keluarga Nabi Ibrahim AS.
Setelah lama tidak menikah, Nabi Ishaq AS akhirnya dipertemukan dengan Ribka. Hal ini bermula ketika Nabi Ibrahim AS merasa bahwa sudah saatnya bagi putranya untuk menikah dan membentuk keluarga.
Namun, beliau tidak sembarangan mencari pasangan untuk Nabi Ishaq AS. Nabi Ibrahim AS meminta kepada salah satu pelayannya untuk pergi ke Irak dan mencari calon istri yang berasal dari keluarga Ibrahim.
Pelayan tersebut kemudian datang ke Irak dan menemukan seorang gadis bernama Ribka, yang merupakan anak dari Betuel bin Nahor, saudara Nabi Ibrahim AS.
Dengan demikian, Ribka adalah sepupu dari Nabi Ishaq AS. Ketika melihat kesesuaian antara kedua belah pihak, sang pelayan meminangkan Ribka untuk Nabi Ishaq AS.
Setelah melalui proses perjodohan, akhirnya Nabi Ishaq AS menikahi Ribka pada usia 40 tahun dan membawanya untuk tinggal di Palestina.
Setelah menikah, Nabi Ishaq AS dan Ribka menginginkan keturunan untuk melanjutkan risalah dakwah dan memperluas umat Islam.
Namun, seperti halnya ibunda Nabi Ishaq AS, Ribka ternyata mengalami masalah yang sama, yakni mandul. Meskipun demikian, keduanya tidak pernah berputus asa dan terus berdoa dengan penuh keyakinan kepada Allah SWT untuk dikaruniai anak.
Doa Nabi Ishaq AS kepada Allah SWT sangatlah lembut dan penuh harapan. Beliau tidak pernah merasa lelah untuk memohon kepada Allah agar diberi keturunan yang bisa melanjutkan perjuangannya dalam berdakwah. Tentu saja, Allah SWT mendengar doa Nabi Ishaq AS dan memberi kabar gembira bahwa Ribka akan mengandung.
Akhirnya, pada usia Nabi Ishaq AS yang ke-60 tahun, Ribka mengandung dan melahirkan anak kembar yang menjadi peristiwa luar biasa.
Bayi pertama yang lahir diberi nama Esau (Aishu), yang memiliki tubuh berwarna merah dan ditumbuhi banyak bulu di sekujur tubuhnya, sehingga terlihat seperti memakai jubah berbulu.
Kelahiran Esau adalah sebuah tanda kekuasaan Allah SWT yang tak terbatas, karena setiap detail dalam penciptaan adalah bukti kebesaran-Nya.
Sedangkan bayi kedua yang lahir diberi nama Ya’qub. Yang menarik adalah, saat Ya’qub dilahirkan, ia dalam posisi memegang tumit kakaknya, Esau.
Kejadian ini sangat istimewa dan Allah SWT mengabadikannya dalam Al-Qur’an. Dalam surat Al-Anbiya’ ayat 72, Allah berfirman, “Dan Kami telah memberikan kepadanya (Ibrahim) Ishaq dan Ya’qub, sebagai suatu anugerah (daripada Kami). Dan masing-masingnya Kami jadikan orang-orang yang saleh.”
Seiring berjalannya waktu, Ya’qub, anak kedua dari pasangan Nabi Ishaq AS dan Ribka, tumbuh menjadi seorang anak yang penuh berkah dan takdirnya sangat istimewa.
Allah SWT kemudian memilihnya untuk menjadi seorang nabi, yang meneruskan dakwah ayahnya, Nabi Ishaq AS.
Hal ini sesuai dengan doa-doa yang dipanjatkan oleh Nabi Ishaq AS, agar keturunannya kelak bisa melanjutkan perjuangan dakwah untuk umat manusia.
Kisah pernikahan Nabi Ishaq AS dengan Ribka serta kelahiran anak-anak mereka adalah salah satu contoh nyata bagaimana ketulusan dan keteguhan hati dalam berdoa kepada Allah SWT akan selalu dibalas dengan kebaikan dan keberkahan.
Keberkahan tersebut bukan hanya dirasakan oleh pasangan Nabi Ishaq AS dan Ribka, tetapi juga oleh umat Islam secara keseluruhan, karena kelak salah satu anak mereka, Ya’qub, menjadi salah satu nabi besar yang sangat dihormati dalam sejarah Islam.
Kisah pernikahan Nabi Ishaq AS dan Ribka mengajarkan kita tentang kesabaran, keteguhan iman, dan pentingnya doa dalam setiap aspek kehidupan.
Meskipun mereka menghadapi ujian berat berupa ketidakmampuan untuk memiliki keturunan, keduanya tidak menyerah dan terus memohon kepada Allah SWT.
Ini menunjukkan bahwa doa yang penuh harapan dan keyakinan akan membawa berkah dalam hidup kita.
Selain itu, kisah ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya berdoa untuk kebaikan generasi mendatang, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Ishaq AS.
Ia tidak hanya memohon untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk keturunannya, agar mereka dapat melanjutkan risalah dakwah.
Dalam kehidupan kita, kita pun perlu berdoa agar anak-anak kita tumbuh menjadi generasi yang dapat membawa manfaat bagi agama, bangsa, dan negara.