Menjawab Salam: Wajib atau Sunnah?

Ilustrasi orang menjawab salam. (int)

SerambiMuslim.com– Mengucapkan salam dan menjawab salam merupakan perbuatan yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam.

Dalam kehidupan sehari-hari, kedua amalan ini menjadi wujud keindahan dalam interaksi sosial antar sesama umat Islam.

Salam merupakan doa yang dipanjatkan kepada sesama, dengan harapan agar Allah SWT memberikan keselamatan, keberkahan, dan rahmat-Nya kepada orang yang disapa.

Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya untuk menebarkan salam karena selain menjadi amalan ringan, salam juga membawa banyak kebaikan.

Namun, sering kali muncul pertanyaan mengenai cara menjawab salam yang benar menurut syariat Islam.

Mengucapkan salam bukan sekadar sapaan, melainkan juga mengandung makna doa yang baik. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

“Jika seseorang diantara kalian berjumpa dengan saudaranya, maka hendaklah memberi salam kepadanya. Jika antara dia dan saudaranya terhalang pepohonan, dinding atau bebatuan, kemudian mereka berjumpa kembali, maka ucapkan salam kepadanya.” (HR. Abu Daud)

Hadis ini mengajarkan kita betapa pentingnya memberi salam, bahkan dalam kondisi tertentu, Rasulullah mengingatkan agar salam tetap diucapkan meskipun ada halangan fisik antara dua orang yang bertemu.

Ucapan salam sendiri menjadi salah satu bentuk ukhuwah (persaudaraan) yang mempererat hubungan antar sesama Muslim.

Selain itu, dalam hadis lainnya yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW menggambarkan keutamaan ucapan salam sebagai berikut:

“Seorang laki-laki lewat di hadapan Rasulullah SAW dan beliau sedang berada di sebuah majelis, laki-laki itu mengucapkan, ‘Assalamualaikum’. Rasulullah SAW bersabda, ‘Sepuluh kebaikan.’ Lalu laki-laki lain lewat dan mengucapkan ‘Assalamualaikum warahmatullah.’ Lalu Rasulullah SAW bersabda, ‘Dua puluh kebajikan.’ Laki-laki lain lewat dan mengucapkan, ‘Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.’ Rasulullah SAW bersabda, ‘Tiga puluh kebajikan’.” (HR. Tirmidzi, Bukhari, Ahmad, dan Ad-Darimi)

Ucapan salam yang lebih lengkap akan mendapatkan pahala yang lebih besar. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya salam sebagai doa dan ungkapan kebaikan dalam Islam.

Menjawab Salam: Wajib dan Tata Caranya

Menjawab salam adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap Muslim yang menerima salam. Hal ini berdasarkan pada firman Allah SWT dalam Surat An-Nisa ayat 86 yang berbunyi:

“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu.” (QS. An-Nisa: 86)

Dari ayat ini, jelas bahwa Islam mendorong umatnya untuk membalas dengan penghormatan yang lebih baik jika mendapat salam, yang mencakup jawaban yang setara atau lebih baik. Sebagai contoh, jika seseorang mengucapkan “Assalamualaikum”, maka jawaban yang tepat adalah “Wa’alaikumussalam”.

Ada berbagai cara dalam menjawab salam yang sesuai dengan ajaran Islam. Berdasarkan Kitab Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi menyebutkan bahwa jawaban salam yang benar adalah:

“Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.”

Bacaan ini artinya adalah “Begitu juga semoga keselamatan, rahmat Allah, dan berkah-Nya tercurah kepada kalian.” Jawaban ini lengkap dan mencakup doa yang baik bagi orang yang memberi salam.

Selain itu, dalam beberapa kitab, terdapat alternatif jawaban yang juga diperbolehkan, seperti “Wa’alaikassalaam” atau “Wa’alaikumussalaam”.

Namun, menurut Imam Nawawi, jawaban yang lebih utama adalah “Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh” karena ini memberikan doa yang lebih lengkap dan lebih baik.

Jika seseorang merasa tidak dapat mengucapkan salam secara lengkap, bisa juga menggunakan bacaan singkat, yakni “Alaikumussalaam”.

Meskipun jawaban ini singkat, namun tetap sah dan dapat diterima. Begitu pula, menjawab salam dengan menggunakan istilah “ta’rif” (Walaikumussalam) atau “tankir” (Waalaikumsalam) juga dibenarkan, namun jawaban yang paling dianjurkan tetaplah yang lebih lengkap.

Hukum Menjawab Salam

Menjawab salam adalah kewajiban, dan hukumnya bisa berbeda tergantung pada konteksnya. Jika salam tersebut ditujukan kepada seorang individu, maka menjawab salam adalah fardhu ain, yaitu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh orang yang salam itu ditujukan langsung kepadanya.

Dalam hal ini, orang tersebut tidak boleh mewakilkan orang lain untuk menjawab salam.

Namun, jika salam diberikan kepada sekelompok orang, maka hukum menjawab salam menjadi fardhu kifayah, yaitu kewajiban yang cukup dijawab oleh salah satu anggota kelompok tersebut.

Jika satu orang menjawab salam, maka kewajiban menjawab salam tersebut telah gugur bagi yang lainnya.

Jika seseorang mendengar salam tetapi salam tersebut tidak ditujukan kepadanya, maka dia tidak wajib menjawabnya.

Misalnya, jika seseorang berada di masjid dan ada orang yang memberikan salam kepada orang lain, maka orang yang mendengar salam tersebut tidak wajib menjawab salam.