Nabi Saleh: Dakwah kepada Kaum Tsamud

nabi saleh saat berdakwah ke kaum tsamud. (ilustrasi : int)

Serambimuslim.com– Nabi Saleh AS merupakan salah satu dari 25 nabi dan rasul yang kisahnya tercatat dalam Al-Qur’an. Ia diutus oleh Allah SWT untuk berdakwah kepada kaum Tsamud, yang merupakan salah satu suku bangsa Arab purba.

Seperti halnya umat-umat sebelumnya, Nabi Saleh AS menyeru kaumnya untuk menyembah Allah SWT dan meninggalkan segala bentuk penyembahan terhadap berhala.

Kisah Nabi Saleh AS mengandung banyak pelajaran penting yang dapat menjadi pedoman hidup bagi umat Islam hingga saat ini.

Kaum Tsamud adalah bangsa Arab yang terkenal pada zaman dahulu. Mereka tinggal di wilayah yang dikenal dengan nama Hijir, yang terletak di antara daerah Hijaz dan Tabuk, lebih tepatnya di kawasan sekitar Madinah.

Kaum Tsamud adalah keturunan dari kaum ‘Ad, yang juga merupakan umat yang dibinasakan karena ingkar kepada Allah. Seperti kaum ‘Ad, kaum Tsamud juga menyembah berhala dan jauh dari ajaran tauhid.

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-A’raf ayat 73-74 tentang kedatangan Nabi Saleh kepada kaum Tsamud: “Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka Saleh.

Ia berkata: ‘Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu.

Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih.

Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum ‘Ad dan memberikan tempat bagimu di bumi.

Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan.'”

Dalam ayat ini, Nabi Saleh mengingatkan kaumnya tentang nikmat-nikmat Allah yang telah diberikan kepada mereka, seperti tanah yang subur dan kekuatan untuk membangun rumah-rumah megah di dalam batu.

Namun, meskipun telah diberikan segala kemudahan, kaum Tsamud tetap menyembah berhala dan menolak ajaran tauhid yang disampaikan oleh Nabi Saleh.

Nabi Saleh AS tidak bosan-bosannya menyampaikan dakwah kepada kaumnya dengan cara yang lembut dan penuh kesabaran.

Beliau mengajak mereka untuk hanya menyembah Allah dan meninggalkan penyembahan terhadap berhala yang mereka agung-agungkan.

Namun, meskipun telah melakukan segala upaya dengan cara yang baik, banyak di antara kaum Tsamud yang tetap tidak menerima seruannya. Mereka bahkan menganggap Nabi Saleh terkena sihir dan tidak mampu berpikir jernih.

Kaum Tsamud merasa terganggu dengan dakwah Nabi Saleh dan mulai mempersoalkan kebenaran apa yang disampaikan oleh beliau.

Sebagai bentuk tantangan terhadap Nabi Saleh, mereka meminta sebuah mukjizat yang bisa membuktikan bahwa dakwahnya benar-benar datang dari Allah SWT.

Kaum Tsamud ingin Nabi Saleh mengeluarkan seekor unta dari sebuah batu besar sebagai bukti dari kebenaran wahyu yang beliau sampaikan.

Nabi Saleh AS, dengan penuh kesabaran, mengabulkan permintaan kaum Tsamud dan berdoa kepada Allah SWT agar diberikan mukjizat tersebut.

Atas kuasa Allah SWT, sebuah batu besar yang ada di hadapan mereka tiba-tiba terbelah, dan dari dalamnya keluar seekor unta betina yang hamil.

Unta tersebut memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan permintaan kaum Tsamud, yang jelas merupakan mukjizat yang sangat luar biasa. Keajaiban ini menunjukkan kuasa Allah yang tidak terbatas.

Sebagian kecil dari kaum Tsamud yang menyaksikan mukjizat tersebut akhirnya beriman kepada Allah SWT. Namun, mayoritas mereka tetap keras kepala dan tidak mau menerima kebenaran yang dibawa oleh Nabi Saleh.

Bahkan, mereka mulai merencanakan untuk mengganggu unta betina tersebut, meskipun Nabi Saleh telah memperingatkan mereka untuk tidak mengganggunya.

Unta tersebut menjadi tanda bagi mereka, dan jika mereka menyalahinya, mereka akan menghadapi azab yang pedih.

Kaum Tsamud, yang masih enggan bertobat, akhirnya melanggar perintah Nabi Saleh. Mereka membunuh unta betina tersebut, sebuah tindakan yang sangat melawan ketentuan Allah.

Nabi Saleh kemudian mengingatkan mereka untuk segera bertobat dan beriman kepada Allah SWT sebelum datangnya azab yang telah dijanjikan.

Beliau mengatakan bahwa mereka hanya memiliki waktu tiga hari sebelum siksaan itu menimpa mereka.

Allah SWT berfirman dalam Surah Hud ayat 65: “Mereka lalu menyembelih unta itu. Maka, dia (Saleh) berkata, ‘Bersukarialah kamu semua di rumahmu selama tiga hari. Itu adalah janji yang tidak dapat didustakan.'”

Setelah tiga hari berlalu, azab yang sangat keras berupa guntur yang dahsyat datang menimpa mereka.

Kaum Tsamud yang tetap mengingkari seruan Nabi Saleh akhirnya dihancurkan dalam keadaan mati bergelimpangan di rumah mereka. Hanya sebagian kecil dari mereka yang beriman yang selamat dari azab tersebut.

Kisah Nabi Saleh AS mengajarkan kita banyak hal. Salah satunya adalah pentingnya kesabaran dan keteguhan dalam menyampaikan dakwah.

Meskipun ditentang, Nabi Saleh tetap menyampaikan wahyu dengan cara yang baik dan penuh kasih. Selain itu, kisah ini juga mengingatkan kita bahwa tanda-tanda kekuasaan Allah sangat jelas, namun tidak semua orang mampu melihat dan menerimanya.

Mukjizat yang diberikan kepada Nabi Saleh berupa unta betina yang keluar dari batu adalah bukti nyata bahwa Allah SWT mampu melakukan segala sesuatu. Namun, hanya mereka yang diberi hidayah yang akan menerimanya.

Selain itu, kita juga diajarkan untuk tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita, serta untuk selalu menjaga kebenaran dan menjauhi kerusakan.

Seperti halnya kaum Tsamud, yang diberikan banyak nikmat namun tetap menyimpang, kita pun harus selalu ingat untuk bersyukur dan tidak jatuh dalam kesombongan atau perbuatan yang merusak.

Demikianlah kisah Nabi Saleh AS dan kaum Tsamud, sebuah pelajaran tentang kesabaran, keteguhan hati, dan pengingkaran yang membawa kepada kehancuran.

Semoga kita dapat mengambil hikmah dari kisah ini dan senantiasa berada di jalan yang benar.