SerambiMuslim.com– Nabi Sulaiman AS adalah salah satu nabi dan rasul yang kisahnya sangat terkenal dalam Al-Qur’an.
Beliau merupakan sosok yang memiliki banyak mukjizat luar biasa yang menjadi contoh bagi umat manusia.
Selain dikenal sebagai nabi, Sulaiman AS juga merupakan seorang raja yang memerintah dengan bijaksana.
Keistimewaan Nabi Sulaiman AS yang paling menonjol adalah kemampuannya untuk berbicara dengan hewan, termasuk semut dan burung, serta kemampuannya untuk memerintah bangsa jin.
Kisah-kisah Nabi Sulaiman AS dalam Al-Qur’an sangat kaya akan pelajaran hidup yang bisa diambil hikmahnya.
Dalam kitab Qashashul Anbiya karya Ibnu Katsir, yang diterjemahkan oleh Umar Mujtahid, dijelaskan bahwa meskipun Nabi Sulaiman AS dianugerahi kekayaan yang sangat besar, beliau tidak pernah lupa untuk bersyukur kepada Allah SWT.
Nabi Sulaiman AS selalu menjaga hubungan yang baik dengan Tuhan-Nya, bahkan dengan segala kemewahan dan kekuasaannya.
Kekayaan yang dimilikinya tidak membuatnya terlena dengan kehidupan duniawi. Sebagai seorang raja yang bijaksana, beliau selalu mengingatkan umatnya untuk tidak melupakan hakikat hidup yang sesungguhnya, yaitu beribadah kepada Allah.
Kekuasaan Nabi Sulaiman AS sebagai raja sejatinya diperoleh karena beliau adalah anak dari Nabi Daud AS. Seperti yang diketahui, Nabi Daud AS juga merupakan seorang nabi sekaligus raja yang sangat dihormati.
Nabi Daud AS mewariskan kerajaan yang luas dan kekayaan yang melimpah kepada putranya, Sulaiman AS.
Meskipun Nabi Sulaiman AS mendapatkan warisan yang sangat berharga ini, beliau tetap menunjukkan sikap rendah hati dan selalu mengedepankan keadilan serta kebijaksanaan dalam pemerintahannya.
Salah satu mukjizat terbesar Nabi Sulaiman AS yang disebutkan dalam Al-Qur’an adalah kemampuannya untuk berbicara dengan hewan.
Dalam Surah An-Naml ayat 18-19, Allah SWT menceritakan kisah ketika Nabi Sulaiman AS dan pasukannya berjalan melalui lembah semut.
Ketika pasukan Nabi Sulaiman AS hampir menginjak semut-semut di sana, seekor semut memberikan peringatan kepada teman-temannya agar segera masuk ke dalam sarangnya untuk menghindari pasukan Sulaiman AS.
Mendengar peringatan itu, Nabi Sulaiman AS tersenyum dan merasa kagum dengan kemampuan semut tersebut.
Ayat tersebut menyatakan, “Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, ‘Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.’” (QS. An-Naml: 18-19).
Kisah ini menunjukkan betapa besar karunia yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Sulaiman AS, di mana beliau bisa memahami bahasa semut yang dianggap oleh manusia sebagai makhluk yang sangat kecil dan tak berarti.
Nabi Sulaiman AS juga dianugerahi kemampuan untuk memahami bahasa burung, sebagaimana tercantum dalam Surah An-Naml ayat 16, “Dan Sulaiman telah mewarisi Dawud, dan dia (Sulaiman) berkata, ‘Wahai manusia! Kami telah diajari bahasa burung dan kami diberi segala sesuatu. Sungguh, (semua) ini benar-benar karunia yang nyata.’” (QS. An-Naml: 16).
Kemampuan ini menunjukkan bahwa Nabi Sulaiman AS tidak hanya memiliki kekayaan dan kekuasaan, tetapi juga pemahaman yang mendalam terhadap ciptaan Allah SWT, yang memungkinkan beliau untuk berinteraksi dengan berbagai makhluk hidup dengan cara yang luar biasa.
Tak hanya itu, Nabi Sulaiman AS juga mampu mengendalikan bangsa jin. Dalam Surah As-Saba’ ayat 13, Allah SWT menyebutkan bahwa bangsa jin bekerja untuk Nabi Sulaiman AS, mengikuti perintah beliau dalam membangun gedung-gedung megah, patung-patung, dan peralatan yang sangat besar.
“Mereka (para jin itu) bekerja untuk Sulaiman sesuai dengan apa yang dikehendakinya di antaranya (membuat) gedung-gedung yang tinggi, patung-patung, piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk-periuk yang tetap (berada di atas tungku).” (QS. As-Saba’: 13).
Hal ini menunjukkan bahwa Nabi Sulaiman AS memiliki kekuasaan yang sangat besar, bahkan atas makhluk-makhluk yang tidak tampak oleh manusia seperti jin.
Dalam salah satu riwayat, diceritakan bahwa Nabi Sulaiman AS pernah meminta kepada Allah SWT untuk menangkap iblis agar tidak mengganggu umat manusia.
Nabi Sulaiman AS berdoa, “Ya Allah, Engkau telah menundukkan bagiku manusia, jin, binatang buas, burung-burung, dan para malaikat. Ya Allah, aku ingin menangkap iblis, memenjarakan, merantai serta mengikatnya, sehingga manusia tidak melakukan dosa dan maksiat lagi.”
Namun, Allah SWT menanggapi permintaan ini dengan menjelaskan bahwa menangkap iblis tidak akan memberikan manfaat yang baik bagi umat manusia.
Meskipun demikian, Allah SWT akhirnya mengizinkan Nabi Sulaiman AS untuk menangkap iblis untuk beberapa waktu.
Setelah iblis ditangkap, Nabi Sulaiman AS memerintahkan anak buahnya untuk menjual tas hasil kerajinan kerajaan dan menggunakan uangnya untuk membeli gandum.
Namun, pasar tutup, dan tidak ada seorang pun yang berjualan. Ketika Nabi Sulaiman AS bertanya kepada Allah, Allah SWT menjelaskan bahwa penangkapan iblis menyebabkan manusia kehilangan semangat untuk bekerja, karena iblis sering menggoda mereka untuk mengejar hal-hal duniawi.
Setelah mendengar penjelasan ini, Nabi Sulaiman AS segera melepaskan iblis, dan esok harinya, orang-orang kembali berjualan di pasar, sibuk mencari nafkah untuk kehidupan mereka.
Kisah-kisah Nabi Sulaiman AS mengandung banyak pelajaran berharga. Sebagai seorang pemimpin yang bijaksana, beliau menunjukkan kepada umat manusia bagaimana cara memanfaatkan kekayaan dan kekuasaan dengan bijak dan penuh rasa syukur kepada Allah.
Dengan kekuatan yang diberikan oleh Allah SWT, Nabi Sulaiman AS tidak hanya menjadi seorang raja yang hebat, tetapi juga menjadi contoh teladan bagi kita semua dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan hikmah dan kebijaksanaan