Pengajaran dari Kisah Tiga Orang dalam Gua

Ilustrasi kisah tiga pemuda terjebak di Goa. (int)

SerambiMuslim.com– Kisah tentang tiga orang yang terkurung di dalam gua adalah salah satu pelajaran penting dalam Islam yang menunjukkan bahwa amal baik seseorang dapat menjadi penyelamat di saat-saat sulit.

Kisah ini diriwayatkan dalam hadits Rasulullah SAW, yang tercatat dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim.

Dalam hadits tersebut, Allah SWT memberikan jalan keluar kepada tiga orang yang sedang terjebak dalam gua karena mereka telah mengingat dan memohon kepada-Nya dengan menyebutkan amalan-amalan salih yang telah mereka lakukan.

Cerita dimulai dengan tiga orang yang sedang melakukan perjalanan bersama. Saat sedang dalam perjalanan, mereka mendapati hujan deras dan akhirnya mencari tempat berteduh. Mereka menemukan sebuah gua di sebuah gunung untuk berlindung dari hujan.

Namun, saat mereka berada di dalam gua, tiba-tiba sebuah batu besar meluncur dari atas dan jatuh menutup mulut gua tersebut, membuat mereka terkurung di dalamnya tanpa bisa keluar.

Dalam kondisi yang sangat sulit ini, salah seorang dari mereka mengusulkan agar mereka berdoa kepada Allah dengan menyebutkan amal perbuatan baik yang telah mereka lakukan di masa lalu, agar Allah memberikan jalan keluar dari musibah tersebut. Ketiga orang itu kemudian mengingat amal-amal baik mereka dan berdoa kepada Allah.

Doa dan Amal Baik yang Dikenang

1. Doa Orang Pertama: Berbakti kepada Orang Tua

Orang pertama mengingat salah satu amalan terbaik yang pernah ia lakukan, yaitu berbakti kepada orang tua.

Ia menceritakan bahwa ia memiliki orang tua yang sudah sangat tua dan ia selalu memberikan perhatian penuh kepada mereka.

Setiap hari, setelah memerah susu, ia memberikan susu tersebut pertama kali kepada orang tuanya, baru kemudian kepada anak-anaknya.

Namun, suatu ketika ia pulang dari perjalanan jauh dan mendapati orang tuanya sudah tidur.

Meskipun anak-anaknya menangis meminta susu, ia tetap tidak memberikannya kepada anak-anaknya terlebih dahulu karena ia ingin orang tuanya menikmati susu tersebut lebih dulu.

Ia berdiri di samping mereka tanpa ingin membangunkan mereka hingga akhirnya waktu subuh tiba.

Ia berharap agar amalnya yang tulus ini, yang ia lakukan demi mencari keridhaan Allah, menjadi penyebab Allah membukakan batu yang menutup gua mereka.

Allah pun mengabulkan doa orang pertama dengan membuka sedikit batu tersebut, memberikan mereka sedikit celah untuk melihat langit.

2. Doa Orang Kedua: Menghindari Perbuatan Zina

Orang kedua mengingat sebuah peristiwa di masa lalu yang melibatkan seorang sepupu perempuan yang sangat ia cintai.

Ia sangat menginginkan hubungan dengan sepupunya tersebut, namun sepupunya menolak dan hanya menerima tawaran uang seratus dinar sebagai imbalan.

Setelah bekerja keras mengumpulkan uang tersebut, ia kembali mendatanginya dan dalam keadaan hampir berbuat dosa, sepupunya menegurnya dengan berkata, “Takutlah kepada Allah, janganlah engkau membuka cincin (melakukan hubungan seksual) kecuali dengan haknya.”

Mendengar teguran itu, orang tersebut segera meninggalkan sepupunya dan menahan diri dari perbuatan zina demi mengharap ridha Allah.

Dengan doa ini, ia memohon kepada Allah agar amal kebaikan yang dilakukannya, yaitu menghindari dosa besar demi Allah, dapat membuka batu penghalang di gua.

Allah pun mengabulkan doa orang kedua dengan membuka batu sedikit lebih lebar, memberikan celah yang lebih besar bagi mereka.

3. Doa Orang Ketiga: Menjaga Amanah

Orang ketiga mengingat sebuah peristiwa yang terjadi dengan seorang pekerja yang ia pekerjakan.

Pekerja itu diberikan upah berupa satu firaq beras, namun ketika saatnya tiba, pekerja tersebut menuntut agar upahnya diberikan.

Orang ketiga ini mencoba untuk memberi upahnya, namun pekerja tersebut menolaknya. Sebagai gantinya, ia memutuskan untuk menanam beras tersebut, dan dari hasil yang tumbuh, ia membeli sapi beserta penggembalanya.

Beberapa waktu kemudian, pekerja tersebut datang kepadanya dan berkata, “Takutlah kepada Allah dan jangan kamu berbuat zalim kepadaku.”

Dengan tulus, orang ketiga ini berkata kepada pekerjanya, “Silakan ambil seluruh sapi itu beserta penggembalanya.”

Pekerja tersebut pun menerima dan mengambil semua yang disediakan. Orang ketiga berdoa, memohon kepada Allah agar amalannya yang tulus dalam menjaga amanah tersebut menjadi sebab Allah membuka batu penghalang mereka.

Allah mengabulkan doa orang ketiga dengan membuka batu yang menutupi gua sedikit lebih lebar.

Pengajaran dari Kisah Tiga Orang dalam Gua

Ketiga orang tersebut, meskipun dalam kondisi yang sangat sulit, memperoleh bantuan Allah berkat amal baik yang telah mereka lakukan.

Kisah ini mengajarkan kita bahwa perbuatan baik yang kita lakukan, meskipun tampak kecil, sangat berharga di hadapan Allah.

Allah tidak akan menyia-nyiakan amal perbuatan yang dilakukan dengan niat yang ikhlas dan tulus demi mencari keridhaan-Nya.

Ketiga orang tersebut tidak meminta pertolongan hanya berdasarkan doa tanpa sebab. Mereka menyebutkan amal baik mereka sebagai bentuk tawasul (perantara) kepada Allah.

Mereka berharap bahwa amal yang mereka lakukan dengan ikhlas akan menjadi penyebab terbukanya jalan keluar dari musibah yang mereka alami.

Ini juga mengingatkan kita bahwa di saat kesulitan, kita tidak hanya mengandalkan doa semata, tetapi juga mengingat amal-amal baik yang telah kita lakukan dan berharap Allah menerima amal tersebut sebagai alasan untuk mengabulkan permohonan kita.