Serambimuslim.com– Umar bin Khattab, salah satu khalifah yang paling terkenal dalam sejarah Islam, pernah mengucapkan sebuah kata-kata yang sangat dalam maknanya: “Haasibu anfusakum qabla antuhasabu” yang berarti “Hisablah dirimu [amalmu] sebelum kelak engkau dihisab [oleh Allah SWT].”
Kalimat ini mengandung pesan penting tentang pentingnya introspeksi diri atau muhasabah sebelum hari perhitungan amal di akhirat tiba.
Dalam hal ini, Umar bin Khattab mengingatkan kita untuk selalu menilai diri kita sendiri, agar kita dapat memperbaiki kekurangan dan terus meningkatkan amal perbuatan yang baik sebelum hari kiamat.
Pemahaman tentang muhasabah ini juga disampaikan oleh Imam Hasan Al Bashri, yang berkata, “Seorang Mukmin adalah orang yang mampu menguasai dan bermuhasabah terhadap dirinya.”
Pernyataan ini menegaskan bahwa kemampuan untuk melakukan evaluasi diri adalah tanda dari kedalaman keimanan seseorang.
Orang yang selalu memeriksa dirinya, menyadari kekurangan dan berusaha memperbaikinya, adalah orang yang berusaha untuk menjadi lebih baik di hadapan Allah SWT.
Allah SWT mengingatkan umat manusia dalam Al-Qur’an bahwa kehidupan dunia ini adalah sebuah ujian.
Dalam Surah Al-Kahfi ayat 7, Allah berfirman: “Sesungguhnya Kami menjadikan apa yang ada di bumi sebagai penghias bagi kehidupan dunia, agar Kami menguji mereka siapa di antara mereka yang terbaik amalnya.”
Kehidupan dunia ini bukanlah tempat yang abadi, melainkan sebuah tempat untuk menguji siapa yang memiliki amal perbuatan yang terbaik di sisi Allah.
Oleh karena itu, setiap tindakan yang kita lakukan, baik atau buruk, akan dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya.
Dalam Surah Al-Hadid ayat 20, Allah SWT menggambarkan kehidupan dunia sebagai permainan, senda gurau, perhiasan, dan ajang adu kemegahan manusia.
Semua hal tersebut merupakan hal-hal yang sering kali menjebak manusia, membuat mereka lupa akan tujuan hidup yang sesungguhnya.
Banyak orang terjebak dalam keinginan duniawi, mengejar kemewahan dan kesenangan yang sifatnya sementara.
Padahal, jika mereka tidak hati-hati, mereka dapat melupakan kewajiban utama mereka sebagai hamba Allah yang harus beribadah dan beramal shaleh.
Bagi seorang Muslim, waktu adalah amanah yang sangat penting. Setiap detik yang berlalu tidak dapat kembali lagi, dan hanya amal baiklah yang bisa mendatangkan manfaat.
Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Asr: 1-3, yang menunjukkan betapa pentingnya waktu dalam kehidupan kita.
Allah SWT bahkan bersumpah dengan waktu, yang menunjukkan betapa besar nilai waktu dalam kehidupan kita.
Dalam surah ini, Allah menyatakan bahwa semua manusia akan merugi kecuali mereka yang beriman, beramal shaleh, dan saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.
Dengan demikian, sebagai umat Islam, kita diajak untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Setiap waktu yang kita miliki harus digunakan untuk meningkatkan iman dan amal shaleh.
Waktu adalah salah satu karunia Allah yang tidak bisa diperbaharui, sehingga kita harus memanfaatkannya untuk melakukan hal-hal yang baik, baik itu dalam beribadah, berbuat kebajikan, maupun dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Setiap kita tentu pernah merasakan bahwa waktu-waktu yang telah berlalu tidak sepenuhnya digunakan dengan cara yang baik.
Terkadang kita merasa telah mengabaikan perintah Allah, atau melakukan kesalahan yang tidak seharusnya kita lakukan.
Namun, setiap Muslim diajarkan untuk selalu melakukan refleksi diri dan berusaha memperbaiki diri. Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang hari ini (amalnya) lebih baik dari hari kemarin berarti ia termasuk orang beruntung; barang siapa yang hari ini sama dengan kemarin maka ia termasuk rugi; dan barang siapa yang hari ini lebih buruk amalannya ketimbang kemarin berarti ia terlaknat.”
Hadis ini mengingatkan kita untuk selalu berusaha menjadi lebih baik setiap harinya. Jika kita merasa bahwa amal kita hari ini lebih buruk daripada hari kemarin, maka kita harus segera bertaubat dan memperbaiki diri.
Tidak ada seorang pun yang sempurna di dunia ini, dan kita semua pasti pernah melakukan kesalahan. Namun, Islam mengajarkan kita bahwa tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni oleh Allah SWT.
Dalam Surah Az-Zumar ayat 53, Allah berfirman, “Katakanlah! Wahai hamba-hamba-Ku yang melewati batas, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Karena sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa.”
Ini adalah kabar gembira bagi siapa saja yang merasa telah melakukan dosa besar. Allah SWT membuka pintu tobat bagi setiap hamba-Nya yang sungguh-sungguh menyesali perbuatannya, memohon ampun, dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi.