Surat Al-Ma’un Ayat 1-3: Ciri Pendusta Agama

ilustrasi-alquran-(int)

SerambiMuslim.com- Surat Al-Ma’un terdiri dari tujuh ayat dan termasuk golongan surah Makkiyah, yaitu surah yang diturunkan di Makkah sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah. Mengutip Tafsir Al-Asas karya H. Darwis Abu Ubaidah, nama Surat Al-Ma’un diambil dari kata “Al-Ma’un” yang terdapat pada ayat ke-7, yang berarti ‘barang-barang yang berguna’.

Menukil buku Tadabbur Al-Qur’an oleh Khalil dan Adil, nama lain dari Al Maun yaitu surat A ra’aitallazi, Ad Din, dan Al Yatim. Yang memiliki arti bahwa surat Al-Ma’un menjelaskan tentang peringatan hak Allah yakni sholat dan hak manusia termasuk zakat, sedekah, serta perbuatan amal kebaikan.

Dalam surat Al-Ma’un ayat 1-3, disebutkan ciri-ciri orang yang mendustakan agama. Untuk mengkaji lebih luas, simak penjelasannya di bawah ini.

Bacaan Al-Ma’un Ayat 1-3: Arab, Latin dan Terjemahan

اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ (١) فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ (٢) وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ (٣)

Arab latin: Ara’aital-lazi yukażżibu bid-din (i). Fażalikal-lazi yadu’ul-yatim(a). Wa la yaḥuḍdu ‘ala ta’amil-miskin(i).

Artinya: ” Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan untuk memberi makan orang miskin.”

Tafsir Surat Al-Ma’un Ayat 1-3

  1. Ayat 1: “Tahukah kamu (hai orang yang mendustakan agama)?” Ayat ini membuka pembahasan tentang pentingnya pemahaman akan agama dan tanggung jawab moral. Ini menunjukkan bahwa pendusta agama sering kali mengabaikan esensi dari ajaran yang seharusnya dijunjung tinggi.
  2. Ayat 2: “Itulah orang yang menghardik anak yatim.” Dalam ayat ini, Allah menggambarkan salah satu sifat buruk pendusta agama, yaitu sikap tidak peduli dan keras terhadap anak yatim, yang seharusnya dilindungi dan diperhatikan. Sikap ini mencerminkan ketidakpekaan sosial dan kekejaman hati.
  3. Ayat 3: “Dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.” Ayat ini menekankan bahwa orang yang mendustakan agama cenderung tidak peduli terhadap nasib orang-orang yang kurang beruntung. Mereka tidak berusaha membantu atau memberikan dukungan kepada yang membutuhkan, menunjukkan kurangnya rasa empati.

Pentingnya Memahami Makna

Ciri-ciri yang dijelaskan dalam Surat Al-Ma’un mengajak umat Islam untuk merenungkan sikap dan perilaku mereka terhadap sesama. Ketidakpedulian terhadap anak yatim dan orang miskin adalah tanda jelas dari ketidakbenaran iman seseorang. Oleh karena itu, penting bagi umat Muslim untuk tidak hanya memahami, tetapi juga mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Surat Al-Ma’un mengingatkan kita akan tanggung jawab sosial yang harus diemban oleh setiap individu. Dengan memahami dan menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam ayat-ayat ini, diharapkan umat Muslim dapat menjauhkan diri dari sifat pendusta agama dan berkontribusi positif bagi masyarakat. Mari kita tingkatkan kepedulian sosial dan ketaatan terhadap ajaran agama demi terciptanya masyarakat yang lebih baik.

Apa saja ciri-ciri pendusta agama yang dijelaskan dalam surah Al-Ma’un?

Dalam Al-Qur’an, Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menyebutkan sifat atau ciri-ciri orang yang mendustakan agama. Bisa kita kenali dari perilaku sifat-sifatnya. Diantaranya disebutkan dalam surat Al-Ma’un.

Ciri-ciri Pendusta Agama Menurut Surah Al-Maun

1. Menghardik anak yatim

Ciri pertama orang yang mendustakan agama adalah yang menghardik anak yatim. Islam secara tegas mengajarkan kepada kita harus berlaku baik kepada anak yatim. Anak yatim itu keramat, sangat dijaga oleh Allah. Jika kita menyia-nyiakan anak yatim maka siap-siap berada dalam golongan yang rugi dunia akhirat. Bahkan dengan memuliakan anak yatim bisa masuk surga bersama Rasulullah. Maka milikilah peran memelihara dan merawat anak yatim. Yang mengurus anak yatim, pasti akan diurus oleh Allah.

2. Tidak peduli dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin

Sungguh betapa bakhil dan pelitnya orang tersebut. Kewajiban kita adalah membantu dengan bantuan yang nyata. Tetapi kalau kita tidak mampu, maka kita hrus memberitahu orang yang mampu supaya mereka bisa membantu orang miskin. Kalau kita tidak bisa bantu dengan harta, maka setidaknya kita memberikan informasi kepada orang yang berwenang lalu sampaikan ada tetangga yang kelaparan dan butuh makan.

3. Mereka yang lalai dalam shalat

Orang yang biasanya tidak shalat, begitu ada maunya baru mau shalat. Inilah yg disebut dengan shalat nya orang munafik. Termasuk orang yang sering meninggalkan shalat sampai-sampai masuk ke waktu shalat berikutnya.

4. Mereka yang beribadah hanya karena ingin dilihat

Jadi dianggap soleh oleh lingkungannya sebab sering nampak ketekunan dalam ibadah. Namun, mereka ini hanya di tengah keramaian dia menampakkan kebaikan. Beda jika sendirian, maka ibadahnya tidak ditunaikan. Hal ini termasuk riya. Riya adalah penyakit hati yang muncul tanpa disadari.

5. Mereka menahan-menahan bantuan

Diantara menahan bantuan adalah berupa zakat. Dia tidak mau mengeluarkan harta untuk berzakat. Inilah golongan yang masuk sebagai pendusta agama. Pada masa Abu Bakar As-Siddiq, golongan yang enggan mengeluarkan kewajiban zakat maka akan diperangi. Apalagi jika tidak dikeluarkan maka berdosa karena itu hukumnya wajib. Jangan sampai kita makan harta yang tidak dikeluarkan karena itu hakikatnya adalah hak orang lain.

Semoga kita semua termasuk terhindar dari golongan-golongan tersebut. Dan masuk ke dalam golongan yang selamat dunia akhirat, serta dijauhkan dari sifat-sifat yang tercela.

Wallahu’alam.