Serambimuslim.com– Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memberikan gambaran optimis mengenai proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto untuk dua tahun mendatang.
Dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) yang digelar pada Jumat, 29 November 2024, bertajuk Sinergi Memperkuat Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Nasional, Perry menyampaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2025 dan 2026.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami kinerja yang cukup tinggi, dengan angka pertumbuhan diperkirakan berada pada kisaran 4,8 hingga 5,6 persen pada 2025 dan 4,9 hingga 5,7 persen pada 2026.
Perry Warjiyo menyatakan bahwa meskipun Indonesia akan menghadapi tantangan global, ekonomi Indonesia diperkirakan dapat tumbuh dengan baik.
“Ekonomi Indonesia tahun 2025 dan 2026 akan menunjukkan kinerja yang cukup tinggi. Pertumbuhan akan membaik mencapai 4,8 hingga 5,6 persen pada 2025 dan 4,9 hingga 5,7 persen pada 2026,” ujarnya dengan penuh keyakinan.
Menurutnya, proyeksi tersebut menggambarkan optimisme Bank Indonesia terhadap stabilitas dan keberlanjutan ekonomi nasional meskipun situasi ekonomi global masih penuh dengan ketidakpastian.
Salah satu faktor yang dianggap memberikan daya tahan bagi ekonomi Indonesia adalah kemampuannya dalam mengatasi berbagai gejolak global yang muncul dalam beberapa tahun terakhir, termasuk dampak dari pandemi Covid-19 yang mengguncang dunia antara tahun 2020 hingga 2022.
Indonesia, menurut Perry, menunjukkan daya tahan yang kuat dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut, berkat keberhasilan dalam mengelola ekonomi domestik dan kebijakan pemerintah yang tepat.
“Indonesia memiliki daya tahan yang kuat dalam menghadapi rentetan gejolak global, bahkan pandemi Covid-19,” jelasnya.
Dalam proyeksi pertumbuhannya, Perry juga mencatat bahwa konsumsi rumah tangga dan investasi diperkirakan akan terus mengalami peningkatan, yang akan memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, ekspor Indonesia diperkirakan akan tetap baik meskipun ada ketidakpastian dalam perekonomian global.
“Inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen pada 2025 dan 2026,” tambah Perry.
Angka inflasi yang rendah tersebut menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia tetap stabil dan terjaga dari lonjakan harga yang bisa mengganggu daya beli masyarakat.
Perry Warjiyo juga mengungkapkan bahwa Bank Indonesia akan terus mengupayakan kebijakan moneter yang mendukung pertumbuhan ekonomi, termasuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah, yang diperkirakan akan tetap stabil pada tahun 2025.
Hal ini akan didukung oleh fundamental ekonomi Indonesia yang baik, dengan inflasi yang rendah, imbal hasil investasi yang menarik, dan pertumbuhan yang solid.
“Nilai tukar rupiah tahun 2025 akan dijaga stabil dengan komitmen tinggi, dan fundamental ekonomi yang baik akan mendukung kestabilannya,” ujarnya.
Selain itu, BI juga berkomitmen untuk menjaga stabilitas sistem keuangan Indonesia, dengan cadangan devisa yang cukup dan neraca pembayaran yang sehat.
Mengenai proyeksi pertumbuhan kredit, Perry menyebutkan bahwa Bank Indonesia memprediksi bahwa kredit perbankan Indonesia akan tumbuh antara 11 hingga 13 persen pada tahun 2025 dan 2026.
Pertumbuhan kredit yang positif ini diyakini akan seiring dengan stabilitas sistem keuangan yang terjaga, yang diperoleh melalui kebijakan moneter yang hati-hati dan pengawasan yang efektif.
Perry juga mengungkapkan bahwa hasil stress test menunjukkan bahwa sistem keuangan Indonesia cukup tahan terhadap gejolak global, yang memberikan keyakinan akan kemampuan sektor perbankan dalam mengatasi berbagai tantangan.
Selain itu, Perry Warjiyo memprediksi bahwa sektor ekonomi digital di Indonesia akan terus mengalami perkembangan pesat.
Transaksi e-commerce, digital banking, dan penggunaan uang elektronik diperkirakan akan tumbuh signifikan, seiring dengan semakin berkembangnya infrastruktur digital di Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi digital ini menjadi salah satu aspek penting yang diharapkan dapat mempercepat transformasi ekonomi Indonesia menuju ekonomi berbasis digital.
Meskipun optimisme ini terus disuarakan, Perry tidak menutup mata terhadap ketidakpastian global yang masih membayangi perekonomian Indonesia, terutama dengan terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat yang membawa kebijakan “America First” yang dapat berdampak negatif pada perekonomian global, termasuk Indonesia.
Namun, Perry tetap yakin bahwa dengan sinergi antara pemerintah, Bank Indonesia, dan sektor swasta, Indonesia dapat tetap mempertahankan pertumbuhannya.
“Dengan adanya sinergisitas berbagai pihak, saya yakin ekonomi Indonesia akan terus bergerak positif,” ujarnya.
Perry juga mengingatkan pentingnya semangat kebersamaan dalam menghadapi tantangan global.
Ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersatu dalam menghadapi masa depan yang lebih baik. “The Power of We, Bersatu kita kuat dan bangkit.
Dengan sinergi itu Insya Allah, ekonomi Indonesia tahun 2025 dan 2026 akan menunjukkan kinerja yang cukup tinggi,” tegasnya.
Secara keseluruhan, proyeksi yang disampaikan oleh Perry Warjiyo menunjukkan bahwa meskipun dunia masih diliputi ketidakpastian, Indonesia memiliki pondasi yang kuat untuk menghadapi tantangan dan tumbuh lebih baik di masa depan.
Dengan kebijakan yang tepat, stabilitas ekonomi, dan sinergi antara berbagai pihak, ekonomi Indonesia diperkirakan akan tetap solid dan mampu meraih pertumbuhan yang positif pada tahun 2025 dan 2026.