Hasil Quick Count: Khofifah-Emil Memimpin Pilkada Jatim

Profil Emil Dardak, cawagub pendamping Khofifah di Pilkada Jatim 2024. (Foto : ANTARA News)

Serambimuslim.com– Hasil hitung cepat atau quick count yang dilakukan oleh Poltracking Indonesia menunjukkan pasangan calon nomor urut 02, Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak, unggul dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) wilayah Jawa Timur.

Berdasarkan hasil sementara yang dipublikasikan hingga pukul 16.52 WIB, pasangan Khofifah-Emil memperoleh 59,6 persen suara, sementara pasangan nomor urut 03, Tri Rismaharini-Gus Hans, meraih 31,45 persen suara.

Sedangkan pasangan nomor urut 01, Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim, hanya memperoleh 8,94 persen suara.

Perolehan suara yang disajikan ini adalah hasil quick count yang merupakan data sementara, dengan cakupan suara yang telah dihitung mencapai 93,2 persen dari total suara yang masuk.

Meskipun angka ini memberikan gambaran awal tentang posisi masing-masing pasangan calon, hasil tersebut masih dapat berubah seiring berjalannya waktu hingga seluruh perhitungan suara di seluruh tempat pemungutan suara (TPS) selesai dilakukan.

Sebagai informasi tambahan, proses perhitungan suara ini masih terbuka untuk perubahan, mengingat data yang tersedia hanya mencakup 93,2 persen suara yang sudah dihitung.

Oleh karena itu, hasil akhir Pilkada Jawa Timur baru akan dapat dipastikan setelah seluruh TPS selesai menghitung suara dan diumumkan secara resmi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Proses Pilkada Serentak 2024

Pilkada serentak 2024 mencakup banyak wilayah di Indonesia, termasuk 37 provinsi dan 508 kabupaten/kota.

Dalam Pilkada kali ini, sebanyak 203.657.354 pemilih memiliki hak suara untuk memilih kepala daerah di masing-masing wilayah mereka.

Dari jumlah pemilih tersebut, terdapat 52.318.841 pemilih yang tergolong dalam kategori Gen Z (lahir antara 1997 hingga 2012), yang berjumlah sekitar 25,69 persen dari total pemilih.

Selain itu, ada juga 67.731.281 pemilih milenial (lahir antara 1981 hingga 1996), yang merupakan 33 persen dari jumlah pemilih yang terdaftar.

Ini menunjukkan bahwa kelompok pemilih muda, baik Gen Z maupun milenial, memainkan peran penting dalam menentukan hasil Pilkada kali ini.

Jumlah Pasangan Calon dan Pilkada di Berbagai Tingkat

Total terdapat 1.157 pasangan calon (paslon) yang ikut serta dalam Pilkada serentak di berbagai tingkat pemilihan.

Pasangan-pasangan ini bertanding dalam pemilihan gubernur (Pilgub), pemilihan bupati (Pilbup), dan pemilihan wali kota (Pilwalkot).

Selain itu, terdapat juga 37 Pilkada yang hanya diikuti oleh satu pasangan calon, atau yang lebih dikenal dengan istilah kotak kosong. Pilkada dengan satu pasangan calon ini terdiri atas satu Pilgub, 31 Pilbup, dan lima Pilwalkot.

Pilkada serentak kali iniĀ  menunjukkan pentingnya partisipasi pemilih muda, yang diperkirakan akan memberikan dampak signifikan terhadap hasil akhir.

Dengan kelompok pemilih milenial dan Gen Z yang berjumlah lebih dari setengah total pemilih, para calon kepala daerah tentunya harus mempertimbangkan berbagai isu yang relevan dengan generasi muda, seperti lapangan pekerjaan, pendidikan, dan teknologi.

Pemilih muda ini juga cenderung lebih aktif dalam memanfaatkan media sosial untuk mencari informasi terkait calon pemimpin dan visi misi mereka.

Oleh karena itu, para pasangan calon dan tim kampanye mereka perlu memanfaatkan platform digital untuk menjangkau pemilih muda yang sangat aktif di dunia maya.

Pilkada serentak 2024 tidak hanya sekadar menjadi ajang pemilihan kepala daerah, tetapi juga menjadi momentum penting untuk meningkatkan kualitas demokrasi di Indonesia.

Dengan melibatkan lebih banyak pemilih muda dan memanfaatkan teknologi informasi, Pilkada kali ini dapat menjadi contoh positif dalam memperkuat partisipasi politik rakyat.

Namun, di sisi lain, tantangan dalam pelaksanaan Pilkada ini juga tidak sedikit. Misalnya, ada beberapa daerah yang menghadapi masalah logistik, distribusi surat suara, atau potensi konflik politik antarpendukung pasangan calon yang perlu diantisipasi.

Oleh karena itu, keberhasilan Pilkada serentak 2024 sangat bergantung pada integritas penyelenggara, kepatuhan terhadap aturan, serta kesadaran politik dari seluruh pihak terkait.