Keyakinan kepada Allah: Obat Kecemasan Terbesar

Mengatasi Kecemasan dan Gelisah dengan Kembali kepada Takdir Allah. (int)

Serambimuslim.com– Akhir-akhir ini, banyak isu mengenai kesadaran kesehatan mental di kalangan anak muda, terutama yang berkaitan dengan kecemasan (anxiety).

Perasaan cemas atau gelisah adalah fenomena yang tidak hanya dialami oleh remaja atau orang dewasa, tetapi juga bisa terjadi pada anak kecil.

Kecemasan ini sering muncul dalam bentuk perasaan tidak tenang atau ragu tentang masa depan.

Namun, masa depan adalah hal yang hanya diketahui oleh Allah ﷻ, dan sebagai umat-Nya, kita seharusnya memiliki keyakinan penuh bahwa segala sesuatu sudah ditentukan dengan bijaksana oleh-Nya.

Lalu, pertanyaannya adalah, mengapa kita sering merasa cemas? Mengapa kita merasa gelisah dan tidak yakin akan ketetapan Allah? Apakah kita meragukan takdir-Nya

Sebagai manusia, Allah memberikan kita otak yang memungkinkan kita berpikir, merencanakan, dan merenungkan masa depan.

Namun, yang sering kali mengganggu kita adalah ketidakpastian masa depan itu sendiri.

Memang, tidak ada salahnya merencanakan masa depan dan memikirkan berbagai kemungkinan yang ada, tetapi kita harus tahu batasannya.

Berpikir tentang masa depan yang penuh ketidakpastian dan mengkhawatirkan setiap detilnya bisa berisiko besar, terutama bagi kesehatan mental kita.

Ketika kita merasa cemas, sering kali itu datang dari rasa tidak yakin dengan takdir Allah.

Kita mungkin berpikir, “Kenapa aku yang harus mengalami hal ini?” atau “Mengapa semuanya tidak berjalan sesuai rencana?” Padahal, kita harus ingat bahwa perasaan seperti ini merupakan bagian dari ujian hidup.

Tidak ada manusia yang hidup tanpa ujian. Bahkan, ujian yang datang sering kali merupakan bentuk kasih sayang Allah, yang ingin menguatkan dan mengarahkan kita pada jalan-Nya yang lebih baik.

Terkadang, perasaan cemas datang karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Kita merencanakan sesuatu, berharap sesuatu terjadi, namun kadang realitas tidak sesuai dengan harapan kita.

Ketika kita merasa tertekan oleh ketidakpastian ini, kita lupa bahwa Allah ﷻ lebih mengetahui apa yang terbaik untuk kita. Inilah yang terkandung dalam ayat Al-Quran yang sangat terkenal:

“Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 216)

Ayat ini mengingatkan kita untuk selalu bersikap husnuzon (berbaik sangka) kepada Allah.

Apa yang terjadi dalam hidup kita, baik itu hal yang kita anggap buruk atau baik, sesungguhnya adalah yang terbaik bagi kita, meskipun terkadang kita tidak memahaminya.

Allah memiliki rencana yang lebih besar dan lebih baik untuk kita daripada yang bisa kita bayangkan.

Kecemasan tentang masa depan sering kali datang dari ketidakmampuan kita untuk menerima kenyataan bahwa kita tidak bisa mengontrol segalanya.

Ketika kita merasa cemas, kita sering kali berfokus pada segala hal yang belum terjadi, dan itu menguras energi kita.

Namun, yang sebenarnya harus kita lakukan adalah berusaha sebaik mungkin di masa sekarang, dan menyerahkan hasilnya kepada Allah. Kita bisa mempersiapkan masa depan, tetapi kita tidak bisa mengontrolnya sepenuhnya.

Sebagai umat Islam, kita harus ingat bahwa satu-satunya hal yang seharusnya kita cemas adalah hari penghakiman kelak, yang mana kita akan diminta pertanggungjawaban atas segala perbuatan kita di dunia.

Oleh karena itu, jika kita benar-benar ingin mencemaskan sesuatu, cemaslah tentang apakah kita akan diterima oleh Allah pada hari kiamat nanti, bukan tentang apa yang terjadi di dunia yang sifatnya sementara ini.

Dalam Al-Quran, Allah juga berfirman:

“Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasi bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan dunia, padahal kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang sedikit dibandingkan kehidupan akhirat.” (QS. Ar-Rad [13]: 26)

Ayat ini mengajarkan kita bahwa segala sesuatu yang kita terima di dunia, baik itu rezeki, kesehatan, atau cobaan, adalah bagian dari rencana Allah yang lebih besar.

Kita harus belajar menerima segala ketetapan-Nya dengan lapang dada, tanpa terlalu terjebak dalam kecemasan tentang hal-hal yang belum terjadi.

Sebagai makhluk yang terbatas, kita mungkin sering merasa cemas karena tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan.

Namun, Allah tidak menginginkan umat-Nya hidup dalam kecemasan. Sebaliknya, Allah mengajarkan kita untuk menggantungkan segala harapan hanya kepada-Nya.

Berdoalah kepada Allah dengan penuh keyakinan dan keikhlasan, karena hanya Dia yang memiliki kuasa untuk menentukan segala sesuatu dalam hidup kita.

“Dan janganlah kamu merasa lemah, dan jangan pula bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang beriman.” (QS. Ali-Imran [3]: 139)

Ayat ini memberikan semangat bagi kita untuk tetap tegar menghadapi hidup, meskipun penuh dengan tantangan. Allah berfirman bahwa orang-orang yang beriman dan yakin kepada-Nya akan diberi kemuliaan, meskipun dunia ini penuh dengan cobaan dan kesulitan.

Jangan biarkan kecemasan menguasai hati kita. Ingatlah bahwa Allah adalah penolong terbaik, dan segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita adalah bagian dari takdir-Nya yang terbaik.

Takdir Allah mungkin tidak selalu sesuai dengan harapan kita, namun kita harus tetap yakin bahwa itulah yang terbaik.

Kehidupan ini bukan hanya tentang apa yang kita inginkan, tetapi tentang apa yang Allah inginkan untuk kita. Setiap langkah hidup kita adalah bagian dari takdir-Nya yang sudah ditentukan sejak awal.

Maka, yang perlu kita lakukan adalah menerima takdir tersebut dengan penuh ikhlas, tanpa merasa kecewa atau cemas.

Allah berfirman:

“Dan apa yang akan menjadi milikmu, maka pasti akan mendatangimu dan menjadi milikmu. Put your trust in Allah, and you’ll get over it!”

Jangan terlalu mencemaskan masa depan, tetapi persiapkanlah dengan usaha dan doa yang terbaik. Takdir Allah adalah yang terbaik, dan apa yang akan menjadi milik kita akan datang pada waktunya.

Terimalah hidup dengan lapang dada dan percayalah bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik untuk umat-Nya.