Masjid Agung Melbourne: Pusat Ibadah dan Komunitas

Masjid Agung Melbourne, masjid terbesar di Victoria, Australia (int)

serambimuslim.com– Masjid Agung Melbourne dan Pusat Islam Werribee, yang resmi dibuka pada tahun 2022, adalah simbol kemajuan komunitas Muslim di Australia.

Masjid ini terletak di kawasan multikultural Tarneit, sekitar 25 kilometer sebelah barat kawasan bisnis Melbourne. Bangunan ini tidak hanya menjadi tempat ibadah tetapi juga pusat komunitas yang menyatukan berbagai budaya di wilayah tersebut.

Keberadaan masjid agung ini menghidupkan kembali tradisi arsitektur dan budaya kota-kota besar yang kaya sejarah Islam, seperti Makkah, Madinah, Kordoba, dan Tunis, yang terkenal dengan masjid-masjid agungnya.

Di Australia sendiri, berdirinya masjid ini menunjukkan bahwa Islam semakin berkembang dan diterima oleh masyarakat luas.

Sejarah Islam di Australia telah berlangsung sejak abad ke-18, saat para nelayan dari Makassar, Indonesia, mulai berlayar ke wilayah Kimberley dan Arnhem Land di Australia Utara untuk mencari teripang.

Interaksi awal ini diikuti dengan gelombang kedatangan umat Islam lainnya pada tahun 1860-an, saat para pekerja Muslim, terutama dari Afghanistan dan India, datang untuk bekerja sebagai penggiring unta.

Kontribusi mereka menjadi bagian penting dalam sejarah awal Australia, di mana mereka turut mendirikan infrastruktur transportasi dan komunikasi di daerah pedalaman yang sulit dijangkau.

Pada tahun 1882, masjid pertama di Australia didirikan di Maree, 600 kilometer sebelah utara Adelaide, yang menjadi simbol awal kehadiran umat Islam di Australia.

Setelahnya, masjid-masjid terus dibangun di berbagai kota besar maupun pinggiran kota di Australia, mengikuti pertumbuhan populasi Muslim di sana.

Kini, Masjid Agung Melbourne menjadi salah satu masjid terbesar yang dibangun di negara ini, dengan kapasitas mencapai 2.000 jamaah.

Berdirinya masjid ini merupakan hasil dari proses perencanaan yang matang, penggalangan dana, dan keterlibatan komunitas Muslim Australia selama sepuluh tahun.

Proyek pembangunan masjid ini menghabiskan dana sekitar 8,5 juta dolar Australia, atau setara dengan Rp 84,7 miliar.

Dana tersebut diperoleh dari donasi dan kontribusi masyarakat Muslim yang ingin memiliki sebuah tempat ibadah yang representatif dan menjadi pusat kegiatan sosial bagi komunitasnya.

Bangunan Masjid Agung Melbourne tidak hanya menyediakan ruang sholat utama, tetapi juga menawarkan berbagai fasilitas yang mendukung kebutuhan sosial dan pendidikan komunitas Muslim di Australia.

Di dalam kompleks masjid ini terdapat pusat olahraga, aula komunitas, dan pusat pengasuhan anak. Selain itu, rencana pengembangan selanjutnya mencakup pembangunan perpustakaan, fasilitas olahraga, tempat penitipan anak, ruang pendidikan, serta akomodasi bagi pengunjung atau pelajar.

Dengan adanya fasilitas-fasilitas ini, Masjid Agung Melbourne bukan sekadar tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat kegiatan yang mendukung beragam kebutuhan komunitas, baik dalam aspek pendidikan, sosial, maupun kesejahteraan.

Dari segi arsitektur, desain Masjid Agung Melbourne menggabungkan elemen tradisional dan modern yang merefleksikan identitas Muslim di Australia.

Salah satu ciri khas arsitektur Islam yang dipertahankan adalah adanya kubah yang menghiasi ruang sholat utama.

Meskipun demikian, kubah di masjid ini dibuat lebih kecil dibandingkan dengan masjid-masjid tradisional pada umumnya.

Kubah yang lebih rendah ini dipilih agar tidak mendominasi pemandangan jalan di sekitar bangunan dan tetap harmonis dengan lingkungan sekitarnya.

Konsep ini memungkinkan masjid untuk berintegrasi dengan komunitas yang multikultural, di mana terdapat banyak kelompok agama lain dengan bangunan serupa.

Elemen arsitektur lainnya, seperti menara, lengkungan, dan kaligrafi, turut hadir untuk menciptakan suasana yang khidmat sekaligus estetik.

Namun, Masjid Agung Melbourne bukan hanya tentang keindahan arsitektur atau skala bangunan yang megah. Masjid ini mencerminkan semangat komunitas dan keterlibatan masyarakat Muslim dalam seluruh proses desain dan pembangunannya.

Melalui keterlibatan masyarakat dalam proyek ini, Masjid Agung Melbourne menjadi simbol kebersamaan, yang mengukuhkan bahwa masjid bukan hanya sekadar tempat ibadah, tetapi juga pusat komunitas yang terbuka untuk semua.

Bangunan ini mencerminkan aspirasi umat Islam di Australia dalam membangun jembatan antarbudaya dan meningkatkan interaksi sosial antar komunitas.

Masjid-masjid besar di berbagai belahan dunia, termasuk di Australia, telah lama menjadi bagian dari ruang perkotaan.

Mereka tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah tetapi juga sebagai tempat untuk berinteraksi, belajar, dan membangun solidaritas sosial.

Masjid Agung Melbourne membawa gagasan ini ke tingkat yang lebih tinggi, di mana masjid bukan hanya mencerminkan kebesaran arsitektur, tetapi juga menjadi ruang yang inklusif dan ramah bagi berbagai lapisan masyarakat.

Dengan pendekatan ini, masjid agung ini menjadi contoh bagi masjid-masjid modern di abad ke-21 yang mengutamakan keterbukaan dan keberagaman, serta menjadikannya sebagai pusat komunitas yang melayani berbagai kebutuhan umat manusia, bukan hanya umat Islam saja.

Masjid Agung Melbourne dan Pusat Islam Werribee tidak hanya menjadi simbol kehadiran Islam di Australia tetapi juga menjadi pusat pengembangan masyarakat yang dinamis dan inklusif.

Melalui keberadaan masjid ini, komunitas Muslim di Australia diharapkan dapat terus berkontribusi dalam membangun masyarakat yang harmonis, penuh toleransi, dan saling menghormati dalam keberagaman.