Masjid Cheng Hoo di Makassar, Perpaduan Thionghoa-Bugis dan Timur Tengah

SerambiMuslim.com — Bagi sebagian masyarakat muslim Kota Makassar dan sekitarnya pasti sudah tidak asing lagi dengan Masjid Muhammad Cheng Hoo.

Namun tahu kah kalian bagaimana sejarah berdirinya masjid dengan nama yang dikenal “Masjid Cheng Hoo” Itu?

Masjid Muhammad Cheng Hoo sendiri didirikan oleh komunitas muslim Tionghoa yang ada di Makassar, yang bernama yayasan mesjid Cheng Hoo.

Masjid Cheng Hoo didirikan di beberapa tempat salah satunya di jl Tun Abdul Razak, Kabupaten Gowa atau di sebelah utara Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Arsitekturnya cukup berbeda dengan lazimnya masjid-masjid di Indonesia.

Imam Rawatib di Masjid Cheng Hoo, Muhammad Yunus, menjelaskan Yayasan masjid cheng hoo ini sudah ada di beberapa wilayah kota di Indonesia, dan yayasan H. Muhammad Cheng hoo sendiri  berpusat di Surabaya.

“Mesjid Cheng Hoo pertama ini berada di surabaya, dan dari sanalah cikal bakal sehingga di Makassar juga didirikan yayasan Mesjid Cheng hoo sebagai wadah untuk berkumpul para muallaf Tionghoa, dan juga sebagai tempat menuntut ilmu bagi para muslim Tionghoa,” kata Yunus, Jumat (20/10).

Menariknya mesjid Cheng Hoo di Jln Tun Abdul Razak ini, di bangun dari berbagai komunitas, masyarakat di Sulsel. Yunus mengatakan pembangunannya pun berasal dari hasil gotong royong warga sekitar bahkan dari kalangan non muslim.

“Dalam pembangunannya sendiri tidak hanya di bangun dari komunitas muslim Tionghoa juga, akan tetapi banyak juga mendapat bantuan dari warga-warga sekitar ataupun dari saudara-saudara kita yang non muslim,” katanya.

“Sehingga dengan harapan bisa berguna dari semua golongan, tidak hanya di fungsikan oleh muslim Tionghoa saja, akan tetapi di semua kalangan bisa gunakan fasilitas di mesjid Cheng Hoo ini,” tambahnya.

Ciri khas dari mesjid Cheng Hoo ini terdapat penggabungan antara etnis Tionghoa dan Bugis. Arsitektur dari menaranya pun berbentuk Pagoda, sehingga memiliki daya tarik tersendiri bagi para jamaah yang beribadah disana.

“Ciri khas dari mesjid ini iyalah arsitekturnya yang menggabungkan antara etnis Tionghoa dan etnis bugis. Dimana kalau di dalam Bugis sendiri kita mengenal Falsafah Sulapa’ Appa’ sedangkan etnis Tionghoa lebih dominan dengan warna merah, kemudian menaranya yang berbentuk pagoda,” ujarnya.

Sekedar diketahui bahwa mesjid Cheng Hoo Gowa ini pembangunannya didirakan pada tahun 2011, tanggal 11, bulan 11, sekitar sebelas tahun yang lalu. Pembangunan masjid ini menghabiskan waktu kurang lebih dua tahun untuk bisa difungsikan secara maksimal.