Menag: Pendidikan Kader Ulama Harus Berkualitas

Menag, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar (int)

Serambimuslim.com– Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar baru-baru ini mengungkapkan kekhawatirannya terkait fenomena banyaknya orang yang mengklaim diri sebagai ulama di Indonesia tanpa memiliki kapasitas yang memadai.

Hal ini disampaikan Menag saat membuka acara Wisuda dan Pengukuhan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKU-MI) ke-1 2024 di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat.

Dalam kesempatan tersebut, Menag menegaskan pentingnya pendidikan yang berkualitas bagi para calon ulama untuk memastikan bahwa mereka memiliki pengetahuan dan kompetensi yang cukup untuk membimbing umat Islam di Indonesia.

Menurut Menag Nasaruddin, fenomena orang yang mengaku ulama hanya bermodal kartu nama dan atribut luar seperti pakaian sorban dan gelar “kyai haji” sangat meresahkan.

“Tidak punya kapasitas. Hanya modalnya cetak kartu nama, sudah modal haji, kyai haji, dan lantas menggunakan pakaian sorban, sangat-sangat berwibawa. Padahal background-nya sangat-sangat minim. Jadilah ulama besar dalam masyarakat kita,” ujarnya dengan tegas.

Menurutnya, hal ini bisa menyesatkan umat, karena banyak orang yang menganggap mereka sebagai pemimpin agama yang dapat dipercaya, padahal kualitas dan pengetahuan yang mereka miliki tidak sebanding dengan status yang mereka klaim.

Menag Nasaruddin juga menambahkan bahwa kualitas pendidikan agama sangat penting untuk mempersiapkan ulama yang dapat memimpin umat Islam dengan baik.

Jika pendidikan agama tidak dijalankan dengan baik, maka hal itu akan berdampak langsung pada kualitas umat Islam secara keseluruhan.

“Apa jadinya masyarakat Indonesia kalau guru agama Islamnya tidak capable. Maka otomatis umatnya pun juga tidak akan menjadi umat yang maksimum,” tegas Menag.

Oleh karena itu, ia menekankan bahwa Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKU-MI) akan dijadikan semacam standar untuk mencetak ulama yang berkompeten dan mampu memberikan kontribusi nyata terhadap kemajuan umat Islam di Indonesia.

Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKU-MI) merupakan sebuah inisiatif yang bertujuan untuk mencetak ulama-ulama berkualitas yang memiliki kapasitas intelektual dan pemahaman agama yang mendalam.

Program ini menyediakan beasiswa jenjang magister dan doktoral yang bekerja sama dengan Kementerian Agama dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Beasiswa ini diberikan kepada para calon ulama yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi mereka dalam bidang keagamaan dan sosial.

Menag Nasaruddin mengungkapkan harapannya kepada para wisudawan dan wisudawati yang telah menyelesaikan program pendidikan formal setingkat magister di universitas masing-masing.

Para wisudawan ini juga telah menempuh pendidikan tambahan (short course) di luar negeri selama 3 hingga 6 bulan, baik di Amerika Serikat, Maroko, atau Mesir, dalam rangka memperkaya wawasan mereka tentang dunia Islam secara global.

“Kalian adalah sarjana pertama (alumni PKU-MI pertama) yang dicetak oleh Indonesia. Jangan sampai mengecewakan Indonesia. Tapi kalian kebanggaan bahwa semenjak ada Pendidikan Kader Ulama, maka semenjak itu ada perkembangan baru dalam dunia intelektual Muslim di Indonesia,” ujar Menag kepada para wisudawan dengan penuh harapan.

Keberadaan program PKU-MI diharapkan dapat membawa angin segar dalam dunia pendidikan agama di Indonesia.

Dengan adanya pendidikan formal yang berkualitas ditambah dengan pengajaran internasional, lulusan PKU-MI diharapkan tidak hanya memiliki pengetahuan agama yang luas, tetapi juga mampu beradaptasi dengan tantangan zaman yang semakin kompleks.

Hal ini sejalan dengan visi Menag Nasaruddin untuk mencetak ulama yang tidak hanya memahami teks-teks agama secara mendalam, tetapi juga mampu memberikan solusi terhadap berbagai permasalahan umat dengan pendekatan yang lebih kontekstual dan sesuai dengan perkembangan zaman.

Menag juga menekankan bahwa dunia intelektual Islam di Indonesia harus berkembang seiring dengan perkembangan zaman, dan para lulusan PKU-MI diharapkan menjadi pionir dalam menghadirkan pembaruan dalam dunia pemikiran dan praktik keagamaan.

Oleh karena itu, para wisudawan tidak hanya diharapkan untuk berperan sebagai pengajar agama, tetapi juga sebagai agen perubahan yang dapat memberikan kontribusi signifikan dalam memajukan umat Islam di Indonesia.

Melalui program PKU-MI, Kementerian Agama berharap dapat mencetak ulama yang memiliki keahlian di berbagai bidang, mulai dari teologi hingga sosial politik, dan mampu berperan aktif dalam memajukan masyarakat Indonesia.

Pendidikan ulama yang berkualitas tidak hanya akan memperkaya wawasan keagamaan, tetapi juga menjadi langkah penting dalam meningkatkan kualitas kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi umat Islam di Indonesia.

Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal diharapkan akan menjadi contoh bagi program-program serupa yang dapat diimplementasikan di berbagai daerah di Indonesia.

Dengan demikian, harapan Menag Nasaruddin untuk mencetak ulama-ulama yang berkualitas dan dapat dipercaya, serta mampu memberikan kontribusi positif bagi umat dan bangsa, dapat terwujud dengan baik.