Menteri Agama Prof. Nasaruddin Umar: Inspirasi dari UIN

Menag, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar (int)

SerambiMuslim.com- Prof. Nasaruddin Umar, yang baru-baru ini dilantik sebagai Menteri Agama Republik Indonesia, telah menarik perhatian publik dengan latar belakang akademis dan pengalamannya yang mengesankan. Sebagai alumni terbaik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Nasaruddin dikenal sebagai sosok intelektual yang berkomitmen untuk memperkuat kerukunan beragama di Indonesia.

Nasaruddin Umar lahir di Jakarta pada 5 November 1969. Ia menyelesaikan pendidikan sarjananya di UIN Jakarta dengan predikat cum laude dan kemudian melanjutkan studi di beberapa universitas terkemuka di luar negeri, termasuk di Amerika Serikat dan Timur Tengah. Keahliannya dalam bidang teologi dan studi agama menjadikannya salah satu figur terkemuka di dunia akademis dan keagamaan.

Sebelum menjabat sebagai Menteri Agama, Nasaruddin telah berpengalaman dalam berbagai posisi strategis, termasuk sebagai Rektor UIN Jakarta dan anggota Dewan Pertimbangan Presiden. Ia juga aktif dalam dialog antaragama, mendorong toleransi dan pemahaman di antara berbagai kelompok keagamaan di Indonesia.

Dalam sambutannya setelah dilantik, Nasaruddin menekankan pentingnya moderasi dalam beragama dan upaya untuk menjaga persatuan di tengah keragaman yang ada. Ia berkomitmen untuk menjalankan tugasnya dengan adil dan bijaksana, serta berupaya meningkatkan kualitas layanan publik di sektor keagamaan.

Dengan latar belakang akademis yang kuat dan pengalaman di dunia keagamaan, Prof. Nasaruddin Umar diharapkan dapat membawa angin segar bagi Kementerian Agama dan masyarakat Indonesia. Para pengamat dan tokoh masyarakat pun optimis bahwa kepemimpinannya akan membawa kemajuan dalam dialog antaragama serta pengembangan kebijakan yang mendukung harmoni sosial.

Profil Menteri Agama RI Nasaruddin Umar

Nasaruddin Umar merupakan tokoh agama Islam asal Sulsel yang lahir di Ujung-Bone, 23 Juni 1959. Dia telah dikenal sebagai tokoh yang memberikan banyak kontribusi dalam bidang keagamaan.

Nasaruddin Umar menempuh pendidikan dasarnya di SDN 6 Tahun Ujung-Bone pada 1970. Dia kemudian melanjutkan sekolah menengahnya di sekolah keagamaan yakni Madrasah Ibtida’iyah, lalu dilanjutkan di Pesantren As’adiyah Sengkang.

Setelah lulus dari sekolah menengah, Nasaruddin Umar melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Syari’ah IAIN Alauddin Ujung Pandang. Dia menyelesaikan program sarjananya pada tahun 1984.

Tidak sampai di situ, Nasaruddin Umar kemudian mengambil program S2 (tanpa tesis) di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan lulus tahun 1992. Hanya satu tahun berselang, Nasaruddin Umar langsung melanjutkan S3 di kampus yang sama.

Disertasinya membahas tentang ‘Perspektif Jender dalam Al-Qur’an’ yang diselesaikan pada 1998 dan lulus sebagai alumni terbaik.

Bersamaan dengan studi doktornya, Nasaruddin Umar menjalani program PhD di Universitas McGill, Montreal, Kanada (1993-1994), dan Universitas Leiden, Belanda (1994-1995).

 

Riwayat Pendidikan Menteri Agama Nasaruddin Umar

Dikutip dari laman istiqlal.or.id, Nasaruddin Umar adalah tokoh Islam kelahiran Ujung-Bone., Sulawesi Selatan pada 23 Juni 1959. Ia yang pernah menjabat sebagai wakil Menteri Agama periode 2011-2014 ini bersekolah di SD Negeri di Ujung Bone. Kemudian ia melanjutkan sekolah dasar di Pesantren As’adiyah Sengkang.

Nasaruddin Umar lalu menempuh Pendidikan Guru Agama (PGA) selama empat tahun di Pesantren As’adiyah Sengkang dan PGA 6 tahun di pesantren yang sama. Nasaruddin mengambil gelar sarjana muda di Fakultas Syariah IAIN Alauddin Ujung Pandang pada tahun 1980 dan pada tahun 1984 ia menjadi sarjana Teladan di kampus tersebut.

Nasaruddin kemudian melanjutkan pendidikan untuk mendapatkan gelar S2 tanpa membuat tesis di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN Jakarta) pada tahun 1990-1992.

Nasaruddin kemudian mengambil gelar S3 di UIN Jakarta dengan disertasi bertajuk Perspektif Gender dalam Al-Qur’an pada 1993-1998. Ia kemudian menjadi alumni terbaik UIN Jakarta. Nasaruddin Umar pernah mengikuti pertukaran pelajar di Mcgill University di Kanada pada tahun 1993/2995 dan mengikuti sandcwich program di universitas Paris pada tahun 1995. Anggota tim penasehat Inggris-Indonesia yang didirikan mantan perdana meneri Inggris Tony Bliar ini dikukuhkan menjadi Guru Besar bidang Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta pada 12 Januari 2004. Mantan dirjen di Kemenag ini pernah melakukan penelitian kepustakaan di beberapa perguruan tinggi di Kanada, Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Belanda, Belgia, Italia, Ankara, Istanbul, Srilanka, Korea Selatan, saudi Arabia, Mesir, Abu Dhabi, Yordania, Palestina, dan Singapore, Kuala Lumpur, Manila.

 

Akademisi di Bidang Keilmuan Islam

Berkat ilmu yang dimiliki, Nasaruddin Umar sukses memberikan sumbangsih luar biasa di bidang keilmuan khususnya agama Islam. Nasaruddin Umar telah menulis banyak karya ilmiah hingga mencapai 12 buku.

Salah satunya buku ‘Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Qur’an’. Buku ini terbit pada 1999 sebagai penjabaran hasil penelitiannya mengenai bias gender dalam Al-Qur’an.

pada 12 Januari 2002 Nasaruddin Umar dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang tafsir pada Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Nasaruddin Umar juga tercatat sebagai Rektor Universitas PTIQ Jakarta.

Selain di bidang akademik, Nasaruddin Umar juga merupakan pegiat agama dan berkontribusi dalam bidang sosial dan politik. Dia mendirikan organisasi lintas agama untuk ‘Masyarakat Dialog antar Umat Beragama’.

Nasaruddin Umar dalam Pemerintahan RI

Nasaruddin Umar telah bergelut di dunia pemerintahan sejak tahun 2006. Dia menjabat sebagai Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Republik Indonesia 2006-2012.

Kemudian pada 2011 hingga 2014, Nasaruddin Umar ditunjuk sebagai Wakil Menteri Agama RI. Pada 2016 dia diangkat sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal. Selanjutnya, di tahun 2020 era pemerintahan Jokowi, Nasaruddin kembali dipercaya sebagai Imam Masjid Istiqlal.

Terakhir, Nasaruddin Umar menjabat sebagai Menteri Agama RI pemerintahan Prabowo-Gibran periode 2024-2029.