Niat, Bacaan dan Tata Cara Ibadah Umrah

SerambiMuslim.com — Ibadah umrah merupakan ibadah sunnah yang dilakukan di kota suci Mekkah. umrah menjadi alternatif bagi umat muslim yang tak mau menunggu antrean haji yang lama.

Ibadah Umrah dapat dilakukan kapanpun kecuali pada hari tertentu seperti hari Arafah pada 10 Zulhijah dan hari-hari Tasyrik tanggal 11, 12, 13 Zulhijah.

Setiap muslim yang ingin melaksanakan umrah perlu memahami tata cara umrah sesuai sunnah. Tata cara umrah sesuai sunnah ini meliputi ritual, bacaan, dan ketentuan yang harus dijalani.

Niat dan Ketentuan Pakaian Ihram

Tata cara umrah sesuai sunnah yang pertama adalah membaca niat dan mengenakan pakaian ihram. Pakaian ihram bagi laki-laki adalah 2 lembar kain yang tidak berjahit yang dipakai untuk bagian bawah menutup aurat, dan kain satunya lagi diselendangkan. Sedangkan pakaian wanita ihram adalah menutup semua badannya kecuali muka dan telapak tangan. Warna pakaian ihram disunahkan berwarna putih.

Setelah memakai pakaian ihram, lanjutkan dengan membaca niat ibadah umrah:

Labbaikallahumma ‘umratan”

Artinya : “Aku sambut panggilanMu ya Allah untuk menjalankan umrah”.

Setelah mengenakan ihram, jamaah laki-laki dilarang memakai pakaian biasa, memakai alas kaki yang menutupi mata kaki dan menutup kepala dengan peci, topi, dan sebagainya

Sedangkan bagi jamaah perempuan dilarang memakai kaos tangan dan menutup muka. Selain itu bagi jamaah laki-laki dan perempuan dilarang memakai wangi-wangian, memotong kuku, mencukur atau mencabut rambut/bulu, memburu atau mematikan binatang apa pun, menikah atau menikahkan atau meminang wanita untuk dinikahi, bermesraan atau berhubungan intim, mencaci, bertengkar atau mengeluarkan kata-kata kotor serta dlarang memotong tanaman di sekitar Mekah

Menuju Majidil Haram dan Tawaf

Saat menuju Masjidil Haram diaruskan memperbanyak bacaan kalimat talbiyah yang selalu diucapkan Rasulullah SAW ketika umroh dan haji.

“Labbaik Allahumma Labbaik. Labbaik Laa Syarika Laka Labbaik. Innal Hamda Wan Ni’mata Laka Wal Mulk Laa Syarika Lak”

Artinya: “Aku penuhi panggilan-Mu, ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan kerajaan bagi-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu.”

Selanjutnya pada akhir waktu membaca talbiyah untuk umroh adalah saat akan memulai thawaf.

Kemudian saat Tawaf, sebelum masuk Masjidil Haram, jamaah dianjurkan berwudhu terlebih dahulu. Jamaah boleh masuk Masjidil Haram lewat pintu mana saja, tapi dianjurkan mengikuti contoh Rasulullah SAW yang masuk melalui pintu Babus Salam atau Bani Syaibah.

Saat masuk Masjidil Haram, disarankan untuk mengucap doa “Bismillah Wash Sholatu Was Salamu ‘Ala Rasulullah. Allahummaftahli Abwaba Rahmatika”

Artinya: “Dengan nama Allah, shalawat dan salam untuk Rasulullah. Ya Allah bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu.”

Setelah itu turun dan terus menuju tempat thawaf (mataf). Jamaah mulai thawaf dari garis lurus (area dekat Hajar Aswad) antara pintu Kabah dan tanda lampu hijau di lantai atas Masjidil Haram.

Disini jamaah diberi pilihan antara lain:

Taqbil yaitu mencium Hajar Aswad,

Istilam dan Taqbil yaitu mengusap, meraba, dan mencium Hajar Aswad

– Istilam yaitu mengusap Hajar Aswad dengan tangan atau sesuatu benda yang kita pegang, kemudian benda tersebut dicium

– Melambaikan tangan atau benda yang kita pegang 3 kali, tidak dicium tapi mengucapkan Bismillah, Allahu Akbar (Dengan nama Allah, Allah Maha Besar)

– Salah satu pilihan ritual ini dilakukan setiap kali melewati Hajar Aswad dan Rukun Yamani pada putaran satu sampai tujuh. Jika tidak mampu mencium Hajar Aswad dan Rukun Yamani karena alasan keamanan akibat banyaknya jamaah yang umroh, maka bisa memilih istilam dengan tangan atau benda, atau hanya melambaikan tangan atau benda yang kita pegang.

– Pada putaran 1-3 jamaah pria dianjurkan untuk lari-lari kecil. Sedangkan pada putaran 4-7 dengan jalan biasa. Sementara untuk tata cara umroh wanita tidak ada lari-lari kecil saat melakukan thawaf.

– Sepanjang thawaf, membaca doa saat berada di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad. Doa saat thawaf yang selalu dibaca oleh Rasulullah SAW adalah doa sapu jagad, yaitu:”Rabbana Atina Fiddunya Hasanatan Wa Fil Akhirati Hasanata Wa Qina ‘Adzabanar”

Artinya:”Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka.”

Shalat di Depan Maqom Nabi Ibrahim

Maqom Ibrahim merupakan tempat Nabi Ibrahim pernah berdiri dalam rangka membangun Kabah. Rakaat pertama membaca surat Al Fatihah dilanjutkan dengan membaca surat Al Kaafiruun. Rakaat kedua membaca surat Al Fatihah dilanjutkan dengan membaca surat Al Ikhlas.

Beristirahat dan Minum Air Zam-zam

Sebelum minum air zam-zam, membaca doa:

“Allahumma Inni Asaluka ‘Ilman Nafi’an Wa Risqon Waasi’an Wa Syifaa’an Min Kulli Daa’in Wa Saqomin Bi Romhatika Ya Arhamar Rohimiin”

Artinya: “Ya Allah, aku mohon padaMu ilmu pengetahuan yang bermanfaat, rezeki yang luas dan kesembuhan dari segala penyakit.”

Sa’i dan Tahallul
Sai dimulai dari Safa ke Marwah yang dihitung sebagai satu kali perjalanan. Jadi, Safa ke Marwah 1, Marwah ke Safa 2, dan seterusnya. Sai berakhir di Marwah. Sai dikerjakan dengan berjalan, tapi pada batas di antara 2 lampu hijau, berlari-lari kecil.
Tahallul adalah akhir dari pelaksanaan ibadah umroh yang ditandai dengan bercukur. Untuk laki-laki lebih baik dicukur sampai gundul, tapi jika tidak sampai gundul juga tidak apa-apa. Sedangkan untuk wanita hanya dicukur ala kadarnya.