serambimuslim.com–Majelis Ulama Indonesia (MUI) baru-baru ini menganugerahkan penghargaan bergengsi, Peace Mujahid Awards, kepada Wakil Presiden Republik Indonesia ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK).
Selain itu, MUI juga memberikan Diplomacy Mujahidah Awards kepada Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi.
Penganugerahan ini dilakukan sebagai pengakuan atas konsistensi keduanya dalam memperjuangkan perdamaian dunia.
Dalam sambutannya, Sudartono menekankan pentingnya kontribusi JK dan Retno dalam menciptakan perdamaian di tengah berbagai tantangan global yang semakin kompleks saat ini.
Ia menyoroti bagaimana kedua tokoh tersebut secara aktif terlibat dalam misi perdamaian dan kemanusiaan, yang sangat diperlukan di era yang penuh ketegangan ini.
“Di saat tantangan dan masalah global semakin kompleks, bahkan telah menciptakan krisis multidimensional yang mengkhawatirkan, di mana pertentangan politik dan primordial semakin eskalatif serta adanya ancaman genosida, kontribusi Bapak Jusuf Kalla dan Ibu Retno Marsudi terasa semakin relevan,” ucap Sudartono.
Penghargaan ini tidak hanya sebagai pengakuan terhadap usaha keduanya, tetapi juga sebagai dorongan bagi para pemimpin lainnya untuk terus berkomitmen dalam menciptakan dunia yang lebih damai dan sejahtera.
MUI berharap bahwa langkah-langkah yang diambil oleh JK dan Retno dapat menginspirasi banyak pihak untuk bersama-sama memperjuangkan perdamaian dan keamanan global.
Profil Dra. Retno Lestari Priansari Marsudi, LL.M.
Dra. Retno Lestari Priansari Marsudi, LL.M. lahir pada 27 November 1962, adalah seorang diplomat terkemuka asal Indonesia.
Ia dikenal sebagai Menteri Luar Negeri perempuan pertama di Indonesia, yang menjabat sejak 27 Oktober 2014. Penunjukan ini menjadi tonggak sejarah bagi peran perempuan dalam diplomasi dan pemerintahan di Indonesia.
Setelah menyelesaikan masa tugasnya di Kabinet Kerja, Retno kembali dipercaya oleh Presiden Joko Widodo untuk melanjutkan jabatannya sebagai Menteri Luar Negeri dalam Kabinet Indonesia Maju pada 23 Oktober 2019.
Kepercayaan ini menunjukkan komitmen dan integritasnya dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin di bidang diplomasi.
Sebelum menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, Retno memiliki pengalaman luas dalam dunia diplomasi.
Ia pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda di Den Haag, di mana ia memainkan peran penting dalam memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Belanda.
Dengan latar belakang pendidikan yang solid dan pengalaman yang kaya, Retno Lestari Priansari Marsudi terus berkontribusi dalam misi diplomasi Indonesia, menghadapi berbagai tantangan global dengan kebijaksanaan dan dedikasi yang tinggi.
Profil Dr. (H.C.) Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla
Dr. (H.C.) Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, yang akrab disapa JK, lahir pada 15 Mei 1942, adalah seorang wirausahawan dan politisi terkemuka asal Indonesia.
Kalla dikenal tidak hanya karena kiprah bisnisnya, tetapi juga perannya yang signifikan dalam dunia politik Indonesia.
JK memulai karier politiknya dengan bergabung dengan Partai Golongan Karya. Ia menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia selama dua periode yang tidak berturut-turut, yang menandai kontribusinya yang penting dalam pemerintahan Indonesia.
Pada periode pertama, JK maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam Pemilu Presiden 2004.
Keduanya berhasil meraih kemenangan dan membentuk Kabinet Gotong Royong, yang berfokus pada pembangunan dan peningkatan kesejahteraan rakyat.
Pada Pemilu Presiden 2009, Partai Golongan Karya kembali mengusung JK sebagai calon presiden, dengan Wiranto dari Partai Hati Nurani Rakyat sebagai calon wakil presiden.
Namun, pasangan ini tidak berhasil mencapai ambang batas pencalonan presiden dan kalah dalam pemilihan, di mana SBY dan Boediono keluar sebagai pemenang.
Tidak menyerah, JK kembali maju dalam Pemilu Presiden 2014 sebagai calon wakil presiden.
Ia secara resmi dicalonkan untuk mendampingi Joko Widodo dalam deklarasi pasangan calon yang diadakan di Gedung Joang ’45, Jakarta.
Pasangan ini didukung oleh lima partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat, yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Nasional Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Hati Nurani Rakyat, dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia.
Dengan pengalaman politik yang luas dan jaringan yang kuat, JK terus berkontribusi pada perkembangan politik dan ekonomi Indonesia, menjadikannya salah satu tokoh yang berpengaruh dalam sejarah modern Indonesia.