Santri sebagai Penggerak Ekonomi Digital Positif

Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya. (int)

Serambimuslim.com– Menteri Ekonomi Kreatif (MenEkraf), Teuku Riefky Harsya, mengajak para santri untuk semakin aktif berperan dalam menyebarkan pesan-pesan positif, khususnya mengenai bahaya judi online, melalui konten-konten digital.

Dalam pandangannya, santri memiliki potensi besar untuk ikut serta dalam mengembangkan ekonomi kreatif Indonesia, dengan menjadi kreator konten yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat luas.

Salah satu fokus utama yang disampaikan oleh Menteri Riefky adalah mendukung upaya pemberantasan judi online yang saat ini menjadi ancaman serius bagi generasi muda, serta menciptakan kesadaran akan pentingnya ekonomi digital sebagai solusi untuk mengurangi dampak buruk tersebut.

“Santri dapat dilibatkan untuk berpartisipasi aktif dalam ekonomi kreatif, khususnya sebagai kreator konten-konten positif yang mampu berdampak dan membawa perubahan di tengah masyarakat. Salah satunya adalah bagaimana menyampaikan pesan prioritas Presiden Prabowo mengenai pemberantasan judi online yang sangat membahayakan bangsa ini,” ujar Menteri Riefky dalam keterangan pers yang diterima beberapa waktu lalu.

Menteri Riefky menekankan bahwa konten digital yang dibuat oleh santri bisa menjadi sarana penting dalam menyampaikan pesan-pesan tersebut.

Dengan mengajak santri untuk terlibat dalam produksi konten yang edukatif dan konstruktif, diharapkan mereka bisa lebih berperan dalam memberikan dampak positif dalam masyarakat, terutama terkait dengan pemberantasan judi online yang banyak merusak tatanan sosial dan mentalitas generasi muda.

Hal ini juga sejalan dengan visi Presiden Prabowo untuk menciptakan masyarakat yang lebih aman, berpendidikan, dan bebas dari ancaman aktivitas ilegal, seperti judi online.

Sebagai langkah konkret, Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menginisiasi sebuah program bernama KREASI (Kreatif Santri Indonesia) yang dirancang untuk menggali potensi para santri di berbagai bidang, termasuk dalam hal suara, komunikasi, dan kreativitas.

Program ini diharapkan tidak hanya membantu para santri meningkatkan kemampuan dan kepercayaan diri mereka, tetapi juga membuka kesempatan bagi mereka untuk mengekspresikan kreativitas melalui platform digital.

Pelatihan perdana dari program KREASI ini berlangsung di Pondok Pesantren (Dayah) Mudi Mesra, Bireuen, Aceh, pada Sabtu, 16 November.

Dalam pelatihan tersebut, santri diberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan voice over melalui kolaborasi dengan Voice Institute Indonesia.

Pelatihan ini bertujuan untuk menggali potensi suara santri yang selama ini mungkin belum banyak dimanfaatkan, sehingga dapat dioptimalkan untuk tujuan yang lebih luas, seperti menyampaikan pesan-pesan positif terkait isu-isu sosial dan kemanusiaan.

“Potensi suara yang dikembangkan dengan kreativitas dapat dikemas dengan baik dan secara praktis dapat diberdayakan untuk kebermanfaatan di tengah masyarakat. Semangat Pak Prabowo dalam pemberantasan kemiskinan dan pemerataan ekonomi melalui ekonomi digital juga bisa disampaikan melalui voice over,” jelas Menteri Riefky di hadapan ribuan santri yang hadir.

Menurutnya, dengan keterampilan yang tepat, para santri bisa menjadi penggerak perubahan yang lebih luas dalam sektor ekonomi kreatif.

Menteri Riefky menambahkan bahwa santri di Indonesia memiliki tradisi keilmuan yang kuat. Bahkan, saat ini banyak pesantren yang mulai mengintegrasikan pendidikan agama dengan berbagai keterampilan kreativitas dan teknologi, seperti pembuatan aplikasi, desain grafis, coding, dan lain-lain.

Ini memberikan peluang besar bagi para santri untuk berkarir di bidang ekonomi kreatif, baik itu dalam industri digital, seni, atau kewirausahaan.

“Selain berdakwah, banyak santri yang mulai menguasai teknologi digital, seperti pembuatan aplikasi, desain grafis, coding, bahkan menjadi konten kreator lokal yang bisa mempromosikan produk lokal ke ranah nasional, bahkan internasional,” tambah Menteri Riefky.

Dengan semangat mandiri dan pengabdian kepada masyarakat yang diajarkan di pesantren (dayah), para santri diharapkan tidak hanya fokus pada keuntungan pribadi, tetapi juga bisa memberi manfaat sosial yang lebih besar, termasuk mendorong ekonomi kreatif lokal hingga ke pasar global.

Program KREASI ini juga sejalan dengan visi dan misi Presiden Prabowo yang ingin mendorong ekonomi kreatif sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional.

Salah satu aspek penting yang disorot adalah peningkatan lapangan pekerjaan berkualitas, mendorong kewirausahaan, serta mengembangkan industri kreatif agar dapat berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.

“Program KREASI ini diharapkan dapat menjadi jembatan bagi santri untuk memasuki dunia ekonomi digital dan kreatif. Harapannya, pesantren dapat menjadi pusat pelatihan yang melahirkan para kreator digital yang berkontribusi pada pengembangan ekonomi daerah dan nasional,” tutup Menteri Riefky.

Wakil Direktur Pondok Pesantren Mudi Mesra, Sayed Mahyeddin, mengungkapkan apresiasi atas peluncuran program KREASI di pesantren mereka.

“Semoga program ini akan mampu mendorong para santri untuk meningkatkan kreativitas di segala bidang, namun tetap menjaga nilai-nilai keagamaan yang telah diajarkan di pesantren. Ini juga menjadi momentum untuk memperkuat persaudaraan dan bekerja sama dalam hal positif untuk agama, bangsa, dan negara,” ujarnya.

Acara peluncuran program KREASI ini juga dihadiri oleh sejumlah pejabat terkait, antara lain Direktur Aplikasi, Permainan, Televisi, dan Radio Kemenparekraf, Iman Santosa; Direktur Pengembangan SDM Ekraf, Fahmi Akmal; PJ Bupati Bireuen, Jalaluddin; Kadis Dayah Aceh, Dr. Munawar A. Djalil; dan Kadisbudpar Aceh, Almuniza Kamal, serta beberapa tokoh lainnya.