Sejarah Masjid Al Markaz Al Islami Makassar

SerambiMuslim.com –Masjid Al Markaz Al Islami merupakan masjid yang terkenal di Kota Makassar,  Sulawesi Selatan

Masjid Al Markaz dikelola oleh Yayasan Al Markaz Al Islami. Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla menjadi salah seorang pengurus masjid.

Masjid yang terletak di Jalan Mesjid Raya, Kecamatan Bontoala Makassar itu dibangun menggunakan dana awal sebesar Rp 11 miliar.

Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia HM Jusuf Kalla mengatakan, orang yang berperan penting dalam pembangunan Masjid Al Markaz Al Islami adalah Jenderal Muhammad Jusuf.

Pembangunan bermula setelah Jenderal Jusuf pensiun dari Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan BPK pada awal tahun 90-an. Kala itu, Jenderal Muhammad Jusuf kerap menunaikan ibadah haji setiap tahun bersama keluarga dan kerabat.

Dalam perjalanan ke Arab Saudi, Jenderal Muhammad Jusuf yang diketahui lahir di Kajuara, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan pada tahun 1928 melihat banyaknya perubahan. Salah satunya adalah keindahan masjid yang berada di pinggir pantai Jeddah, Arab Saudi.

“Ini dari almarhum Jenderal Muhammad Jusuf. Setelah beliau pensiun dari panglima TNI dan BPK itu awal tahun 90-an. Tiap tahun kita naik haji, empat kali,” kata Jusuf Kalla dalam sebuah sesi wawancara bersama Ustadz Das’ad Latif, dikutip dari SuaraSulsel.id, Minggu (22/10).

Setelah melihat masjid tersebut, Jenderal Jusuf kemudian menyuruh Jusuf Kalla untuk melihat masjid itu. Agar dapat membangun masjid yang bagus di Makassar.

“Dia (Jenderal Muhammad Jusuf) langsung meminta kau pergi lihat dulu masjid. Saya bilang saya sudah lihat. Terus dia bilang kau foto. Itu malam-malam, tengah malam itu,” jelas Jusuf Kalla.

Dikutip dari SuaraSulsel.id, inspirasi pembangunan Masjid Al Markaz kemudian bertambah, setelah Jenderal Jusuf melihat menara Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi. Untuk itu, ia menyuruh Jusuf Kalla mengukur tinggi menara Masjid Nabawi tersebut sebagai representasi untuk pembangunan masjid di Makassar nantinya.

“Di Madinah, dia bilang kau bikin masjid yang menaranya sama dengan masjid di Madinah. Kemudian saya cek, menaranya 85 meter. Dia bilang kau bikin 84 meter,” terang Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla menerangkan bahwa masjid yang dicita-citakan Jenderal Muhammad Jusuf tersebut sebelumnya ingin dibangun di daerah pantai. Namun, menurut Jusuf tidak cocok jika ingin dibangun di area pantai Makassar. Seperti masjid yang pernah Jendral M Jusuf lihat di Jeddah, Arab Saudi.

“Saya bilang kalau di pantai susah. Memeliharanya dan tempatnya susah kalau yang besar dan susah berkembang. Waktu Idul Fitri susah, di mana orang kalau di lapangan?,” kata dia.

“Akhirnya dipilihlah bekas kampus Unhas yang lama, di Baraya. Coba bicarakan dengan gubernur. Bicara dengan gubernur dan rektor. Nah, akhirnya pemerintah meruislag (tukar guling) itu lokasi dengan gubernur. Jadi gubernur yang bantu. Waktu itu Pak Palaguna untuk memberikan lahan dengan meruislag. Membangun hutan-hutan kota atau empang-empang milik Pemda ditukar. Maka kemudian selesai soal tanah dibangunlah,” tambah Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla mengatakan, awalnya masjid yang dibangun tersebut diberi nama Islamic Center. Tetapi, karena tidak sesuai dengan lokasi bangunan, akhirnya masjid itu diberi nama Masjid Al Markas Al Islami.