Serangan Israel Tewaskan 326 Warga Palestina di Gaza

(int)

SerambiMuslim.com– Israel kembali melancarkan serangan udara ke Jalur Gaza, menandai runtuhnya gencatan senjata dua bulan dengan kelompok Hamas. Serangan yang terjadi pada Selasa, 18 Maret 2025, ini menewaskan sedikitnya 326 warga Palestina, termasuk sejumlah anak-anak, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza.

Serangan tersebut terjadi di tengah ketegangan yang meningkat terkait negosiasi pembebasan sandera Israel. Pemerintah Israel menuduh Hamas menolak memenuhi kesepakatan gencatan senjata dengan tidak membebaskan sisa sandera yang ditahan.

Foto udara menunjukkan kehancuran hebat di Khan Younis, Gaza selatan, lokasi yang menjadi salah satu target utama. Sejumlah bangunan tempat tinggal hancur, termasuk rumah-rumah warga sipil.

Rumah Sakit Kewalahan

Di rumah sakit yang sudah rusak akibat konflik 15 bulan terakhir, tumpukan jenazah terlihat mengantre untuk penanganan. Staf medis di Rumah Sakit Nasser (Khan Younis), Al-Aqsa (Gaza tengah), dan Al-Ahly (Kota Gaza) melaporkan masing-masing menerima puluhan korban tewas dan luka-luka. Bulan Sabit Merah Palestina mencatat telah menangani 86 korban tewas dan 134 korban luka, sementara banyak korban lainnya dibawa ke fasilitas kesehatan menggunakan kendaraan pribadi.

Penyebab Serangan

Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa serangan ini merupakan respons terhadap kegagalan Hamas membebaskan sandera Israel. “Israel akan mulai bertindak melawan Hamas dengan kekuatan militer yang semakin meningkat,” kata Netanyahu dalam pernyataan resmi.

Militer Israel mengklaim telah menghantam puluhan target milik Hamas, termasuk pejabat dan infrastruktur penting, serta tidak menutup kemungkinan dimulainya kembali serangan darat.

Dukungan dari Amerika Serikat

Gedung Putih menyatakan telah menerima informasi dari Israel sebelum serangan dilancarkan. “Pemerintahan Trump dan Gedung Putih telah dikonsultasikan oleh Israel mengenai serangan-serangan mereka di Gaza malam ini,” kata Karoline Leavitt, sekretaris pers Gedung Putih, kepada Fox News.

Leavitt menambahkan, “Seperti yang telah ditegaskan oleh Presiden Trump – Hamas, Houthi, Iran, semua pihak yang berusaha meneror bukan hanya Israel, tapi juga Amerika Serikat, akan mendapatkan ganjaran yang setimpal. Semua akan hancur.”

Juru bicara Gedung Putih lainnya, Brian Hughes, mengatakan bahwa Hamas memiliki pilihan untuk memperpanjang gencatan senjata dengan membebaskan sandera. “Namun mereka memilih untuk berperang,” katanya.

Nasib Gencatan Senjata

Hamas menyebut bahwa Israel-lah yang telah membatalkan perjanjian gencatan senjata, dan meminta para mediator internasional untuk meminta pertanggungjawaban dari Israel. Hingga saat ini, 59 sandera masih ditahan di Gaza.

Fase awal gencatan senjata sebelumnya telah menghasilkan pembebasan 33 sandera Israel dan 5 warga Thailand, dengan imbalan pembebasan sekitar 2.000 tahanan Palestina. Namun, perundingan lanjutan yang digelar di Doha, Qatar, mengalami kebuntuan.

Israel, didukung Amerika Serikat, menekan agar sisa sandera dibebaskan sebagai syarat untuk memperpanjang gencatan senjata hingga setelah bulan Ramadan dan Paskah Yahudi. Sementara Hamas bersikeras agar Israel menarik seluruh pasukannya dari Gaza sebagai bagian dari perjanjian jangka panjang.

Sasaran Serangan

Tentara Israel tidak merinci seluruh sasaran, namun laporan dari saksi mata dan otoritas kesehatan Palestina menyebutkan bahwa serangan menyasar berbagai wilayah, termasuk:

  • Kota Gaza
  • Deir Al-Balah (Gaza tengah)
  • Khan Younis dan Rafah (Gaza selatan)

Sedikitnya tiga rumah hancur di Deir Al-Balah. Serangan juga menghantam gedung di pusat Kota Gaza.

Korban Tewas Termasuk Pejabat Hamas

Sumber internal Hamas mengonfirmasi bahwa salah satu pejabat senior, Mohammad Al-Jmasi, anggota Biro Politik Hamas, tewas bersama keluarganya akibat serangan udara di rumahnya di Kota Gaza. Total, sedikitnya lima pejabat senior Hamas tewas bersama anggota keluarga mereka.

Salah satu insiden paling tragis terjadi di Rafah, di mana 16 anggota satu keluarga dilaporkan tewas akibat hantaman rudal.