Thobib Al-Asyhar Ajak Guru Beradaptasi dengan Teknologi

Dir GTK Thobib Al Asyhar sapa guru di kawasan pegunungan Moga. (Foto : Kemenag)

SerambiMuslim.com– Madrasah binaan Kementerian Agama tersebar di seluruh penjuru Indonesia, dari kota-kota besar hingga ke pelosok daerah yang terpencil.

Madrasah-madrasah ini tidak hanya berada di wilayah perkotaan, tetapi juga di daerah perbukitan, pegunungan, bahkan di daerah pedalaman dan terluar.

Keberagaman lokasi ini mencerminkan komitmen Kementerian Agama dalam menghadirkan pendidikan berkualitas di seluruh penjuru negeri.

Hal ini tentu tidak lepas dari perjuangan keras para guru dan tenaga kependidikan yang bekerja tanpa mengenal lelah di tengah tantangan geografis yang ada.

Melihat kondisi tersebut, Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah, Thobib Al-Asyhar, merasa penting untuk menyapa dan memberikan motivasi kepada para pendidik yang berjuang di berbagai tempat.

Salah satu upaya yang dilakukan Thobib adalah mengunjungi Pondok Pesantren Nihadlul Qulub di Jl. Soka, Desa Moga, Pemalang, pada Sabtu (27/12/2024).

Dalam kunjungan tersebut, Thobib bertemu dengan guru-guru dari Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), serta perwakilan dari Madrasah Diniyah dan ormas kepemudaan setempat.

Thobib hadir untuk membawa pesan harapan dan perubahan. “Kalian adalah pahlawan di medan yang mungkin tak terlihat megah, tetapi dampaknya begitu besar,” pesan Thobib kepada para guru.

“Di sini, di pelosok perbukitan ini, kita bangun generasi hebat yang mampu menjawab tantangan zaman,” sambungnya.

Pesan tersebut menjadi semangat baru bagi para pendidik yang sehari-hari bekerja di tempat-tempat yang tidak selalu mendapat perhatian lebih dari masyarakat umum.

Thobib juga menekankan bahwa menjadi seorang guru bukan sekadar mengajar, tetapi lebih kepada mendidik dengan hati.

“Guru madrasah swasta memiliki peran yang sangat strategis. Di tangan kalian, nilai-nilai Islam ditanamkan, generasi unggul dibentuk, dan masyarakat diberdayakan,” paparnya dengan penuh semangat.

Guru madrasah, menurut Thobib, harus memiliki karakter yang kuat serta kemampuan untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman dan teknologi.

Selain itu, mereka juga harus dapat mendidik dengan penuh cinta dan kasih sayang, sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Pada kesempatan tersebut, Thobib juga memperkenalkan buku terbaru Kementerian Agama yang berjudul “Menjadi GURU ALA NABI: Cara Islam Mendidik dan Melahirkan Generasi Hebat”.

Buku ini merupakan panduan inspiratif bagi para guru dalam mendidik dengan hikmah dan kasih sayang. Buku tersebut menggambarkan bagaimana Nabi Muhammad SAW mendidik umat dengan penuh kelembutan, keteladanan, dan kebijaksanaan, sehingga para guru madrasah dapat meniru prinsip-prinsip tersebut dalam menjalankan tugas mereka.

Selain itu, Thobib juga menyoroti pentingnya literasi digital di era modern. Pesantren Nihadlul Qulub, yang memiliki fokus pada Tahfidzul Qur’an dan Digital Marketing, menjadi contoh nyata bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan sebagai alat dakwah dan pemberdayaan ekonomi.

Thobib mengajak para guru untuk memahami peran teknologi dalam mendukung dakwah dan promosi madrasah. “Madrasah swasta di pelosok tidak boleh tertinggal. Dengan teknologi, kita dapat menjangkau dunia,” katanya.

Kehadiran teknologi, lanjut Thobib, membuka banyak peluang baru, terutama dalam bidang bisnis digital. Misalnya, melalui toko online atau afiliasi, guru dan masyarakat sekitar dapat meningkatkan kemandirian ekonomi.

Dengan memanfaatkan media digital, pesantren dan madrasah swasta di daerah terpencil pun bisa mengembangkan usaha dan memperkenalkan potensi yang dimiliki kepada masyarakat luas.

Thobib juga menekankan bahwa penggunaan teknologi harus disertai dengan pemahaman yang baik agar dapat memberikan dampak positif bagi pendidikan dan ekonomi.

Para peserta yang hadir dalam acara tersebut merasakan semangat baru setelah mendengarkan paparan dari Thobib.

“Beliau bukan hanya memberi teori, tetapi juga mendorong kami untuk benar-benar bergerak,” ujar salah satu peserta, seorang guru madrasah di Pemalang.

“Ini bukan sekadar supervisi, tetapi sebuah panggilan untuk berubah,” lanjutnya dengan penuh semangat.

Kunjungan Thobib memberikan dorongan kuat bagi para guru untuk terus berkembang, menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman, dan memberikan yang terbaik bagi pendidikan di madrasah mereka.

Sebagai penutup, Thobib mengajak semua pihak untuk terus bersinergi dalam membangun Madrasah Hebat. Dia menegaskan bahwa transformasi pendidikan, khususnya di madrasah swasta, membutuhkan kerjasama antara pemerintah, pesantren, dan masyarakat.

“Kita mulai dari sini, dari Desa Moga,” ujar Dr. Thobib penuh optimisme. “Perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil, dan saya melihat semangat itu di wajah kalian semua,” tandasnya.

Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya besar untuk menjadikan madrasah swasta di seluruh Indonesia menjadi lembaga pendidikan yang tidak hanya mencetak generasi cerdas, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan siap menghadapi tantangan dunia modern.

Dengan sinergi dan semangat perubahan, madrasah dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi besar bagi kemajuan bangsa.