Ilmu dan Akhlak: Landasan Menuntut Ilmu

pentingnya adab dalam menuntutr ilmu (pinterest : int)

Serambimuslim.com– Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan banyak petunjuk dalam menuntut ilmu, termasuk di dalamnya masalah adab dan akhlak yang harus diterapkan oleh setiap penuntut ilmu.

Seorang penuntut ilmu tidak hanya dituntut untuk menguasai pengetahuan, tetapi juga untuk menghiasi dirinya dengan akhlak mulia.

Ilmu yang bermanfaat hanya akan diperoleh oleh mereka yang berusaha mengamalkan ilmunya dengan penuh kesungguhan dan niat yang benar.

Berikut adalah beberapa adab yang perlu diperhatikan dalam menuntut ilmu syari’ah.

1. Mengikhlaskan Niat dalam Menuntut Ilmu

Niat yang ikhlas adalah landasan utama dalam menuntut ilmu. Seorang penuntut ilmu harus memurnikan niatnya hanya karena Allah Ta’ala.

Ilmu yang dicari harus dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan untuk mencari keuntungan duniawi atau pujian dari sesama.

Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:

وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلْقَيِّمَةِ

Artinya : “Padahal mereka tidak disuruh kecuali agar beribadah hanya kepada Allah dengan memurnikan ketaatan hanya kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan memurnikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menegaskan dalam sabdanya bahwa seseorang yang menuntut ilmu bukan karena Allah, tetapi untuk tujuan duniawi, maka ia tidak akan mencium aroma surga pada hari kiamat. (HR. Ahmad).

2. Rajin Berdoa kepada Allah Ta’ala untuk Memohon Ilmu yang Bermanfaat

Penuntut ilmu juga dianjurkan untuk selalu berdoa kepada Allah Ta’ala, memohon ilmu yang bermanfaat dan memohon pertolongan-Nya dalam memahami ilmu tersebut.

Banyak umat Islam yang, meskipun berilmu, terjebak dalam ilmu yang tidak bermanfaat.

Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan umatnya untuk berlindung dari ilmu yang tidak bermanfaat dan memohon agar Allah memberikan ilmu yang dapat mengarah pada kebaikan dunia dan akhirat.

3. Bersungguh-sungguh dalam Belajar dan Selalu Haus Ilmu

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan bahwa penuntut ilmu harus memiliki rasa lapar dan haus terhadap ilmu, seperti sabdanya:

مَنْهُومَانِ لاَ يَشْبَعَانِ : طَالِبُ عِلْمٍ وَطَالِبُ دُنْيَا

ArtinyaA : “Ada dua orang yang rakus dan tidak pernah merasa kenyang: penuntut ilmu agama dan pencari dunia” (HR. Al Hakim).

Dalam menuntut ilmu, tidak ada ruang untuk rasa malas.

Penuntut ilmu harus senantiasa berusaha maksimal, karena dengan usaha dan kesungguhan, Allah akan memberikan ilmu yang bermanfaat.

4. Menjauhkan Diri dari Dosa dan Maksiat

Seseorang yang sering melakukan dosa dan maksiat akan terhalang dari mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Dosa dapat mematikan hati dan merusak keberkahan hidup.

Oleh karena itu, penuntut ilmu harus menjaga diri dari dosa dan selalu bertaqwa kepada Allah Ta’ala agar ilmu yang diperoleh bisa membawa manfaat dan barakah.

5. Tidak Boleh Sombong dan Tidak Boleh Malu dalam Menuntut Ilmu

Sifat sombong dan malu adalah dua hal yang dapat menghalangi seseorang untuk menuntut ilmu. Imam Mujahid menyatakan,

لاَ يَتَعَلَّمُ الْعِلْمَ مُسْتَحْىٍ وَلاَ مُسْتَكْبِرٌ
Artinya : “Orang yang pemalu dan sombong tidak akan bisa belajar ilmu.” (HR. Bukhari secara muallaq).

Penuntut ilmu harus bersikap tawadhu (rendah hati) dan berani untuk bertanya serta belajar tanpa merasa malu atau takut.

6. Mendengarkan dengan Baik Apa yang Disampaikan Guru

Salah satu adab yang penting adalah mendengarkan dengan baik pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Allah Ta’ala berfirman :

فَبَشِّرۡ عِبَادِ ۙ الَّذِينَ يَسۡتَمِعُوۡنَ الۡقَوۡلَ فَيَتَّبِعُوۡنَ اَحۡسَنَهٗ

Artinya : “Sampaikanlah berita gembira itu kepada hamba-hamba-Ku, yaitu mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya.” (QS. Az-Zumar: 17-18).

Ini menunjukkan bahwa penuntut ilmu harus penuh perhatian dalam mendengarkan pelajaran, agar dapat memahami dan mengamalkan ilmunya dengan benar.

7. Diam dan Tidak Berbicara yang Tidak Bermanfaat Saat Pelajaran Disampaikan

Selama pelajaran disampaikan, seorang penuntut ilmu tidak boleh berbicara tentang hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan ilmu yang sedang diajarkan.

Allah Ta’ala berfirman:

وَاِذَا قُرِئَ الۡقُرۡاٰنُ فَاسۡتَمِعُوۡا لَهٗ وَاَنۡصِتُوۡا لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُوۡنَ

Artinya: “Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah dan diamlah agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-A’raaf: 204).

Diam dan fokus saat pelajaran disampaikan adalah adab yang harus diterapkan agar ilmu yang diterima lebih bermanfaat.

8. Berusaha Memahami Ilmu yang Disampaikan

Memahami ilmu dengan baik adalah langkah penting dalam menuntut ilmu. Ini membutuhkan kesungguhan, perhatian penuh, dan usaha yang maksimal.

Sebagai penuntut ilmu, kita harus mencari tempat yang baik untuk belajar, memperhatikan penjelasan guru, mencatat faedah dari pelajaran, serta mengulang-ulang pelajaran yang sudah diajarkan.

9. Menghafalkan Ilmu yang Dipelajari

Menghafal adalah salah satu cara untuk menjaga dan mengikat ilmu yang telah dipelajari.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa,

نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مَقَالَتِي فَوَعَاهَا وَحَفِظَهَا وَبَلَّغَهَا

Artinya : “Semoga Allah memberikan cahaya kepada wajah orang yang mendengar perkataanku, kemudian ia memahaminya, menghafalkannya, dan menyampaikannya.” (HR. At-Tirmidzi). I

ni menunjukkan betapa pentingnya menghafal ilmu agar dapat mengamalkannya dan menyampaikannya kepada orang lain.

10. Mengikat Ilmu dengan Tulisan

Mengikat ilmu dengan tulisan adalah cara yang sangat efektif untuk menjaga dan memperdalam pemahaman. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

قَيِّدُوا الْعِلْمَ بِالْكِتَابِ

Artinya : “Ikatlah ilmu dengan tulisan.”(HR. Ibnu ‘Abdil Barr).

Menulis adalah cara terbaik untuk memastikan bahwa ilmu yang dipelajari tidak terlupakan.

11. Mengamalkan Ilmu yang Telah Dipelajari

Ilmu yang diperoleh harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Menuntut ilmu bukan hanya untuk dipelajari, tetapi juga untuk diamalkan, karena dengan mengamalkan ilmu, kita akan lebih mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi peringatan tentang seorang alim yang mengajarkan orang lain tetapi tidak mengamalkan ilmunya. Beliau bersabda :

مَثَلُ الْعَالِمِ الَّذِي يُعَلِّمُ النَّاسَ الْخَيْرَ وَيَنْسَى نَفْسَهُ كَمَثَلِ السِّرَاجِ يُضِيءُ لِلنَّاسِ وَيَحْرِقُ نَفْسَهُ

Artinya : “Perumpamaan seorang alim yang mengajarkan kebaikan kepada manusia tetapi tidak mengamalkan ilmunya, seperti lampu yang menerangi orang lain tetapi membakar dirinya sendiri.” (HR. Ath-Thabrani).

12. Berusaha Mendakwahkan Ilmu yang Diperoleh

Dakwah adalah salah satu cara untuk menyebarkan ilmu dan mengajak orang lain kepada kebaikan.

Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا قُوۡۤا اَنۡفُسَكُمۡ وَاَهۡلِيۡكُمۡ نَارًا

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At-Tahriim: 6).

Sebagai penuntut ilmu, kita harus menyampaikan ilmu kepada keluarga, kerabat, dan masyarakat sekitar agar mereka juga mendapatkan petunjuk dan manfaat dari ilmu yang kita pelajari.