SerambiMuslim.com– Tak ada penyesalan yang datang lebih awal. Penyesalan itu selalu datang terlambat, tepat saat semuanya sudah tak bisa diperbaiki lagi.
Di akhirat, ketika seseorang dihadapkan pada kenyataan pahit tentang pilihan-pilihan hidup yang telah dilaluinya, barulah penyesalan itu terasa begitu dalam.
Namun, saat itu semua sudah tidak berarti lagi. Tak ada kesempatan untuk kembali memperbaiki yang telah dilakukan di dunia.
Segala amal yang tidak diperbuat dengan benar, dan segala kesalahan yang dibiarkan begitu saja, menjadi kenangan yang menggoreskan rasa sesal yang tidak terobati.
Pada saat itu, segala permohonan maaf, tobat, dan istighfar sudah tidak lagi diterima. Orang-orang yang di dunia berbuat dosa dengan tanpa rasa takut kepada Allah SWT dan Rasul-Nya akan merasakan azab yang sangat pedih di akhirat.
Mereka akan dilemparkan ke dalam neraka, disiksa dengan berbagai bentuk penderitaan yang tidak dapat digambarkan.
Dalam Al-Qur’an, Allah memberikan gambaran tentang perasaan penyesalan yang tak bisa diubah, terutama bagi mereka yang selama hidupnya tidak beriman kepada-Nya.
Ada beberapa ayat yang menggambarkan bagaimana para pendosa dan orang kafir merasa menyesal pada hari kiamat. Namun penyesalan itu datang terlambat, sudah tidak ada lagi kesempatan untuk kembali ke dunia.
1. Penyesalan yang Terlambat
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an, dalam Surat Al-Furqan Ayat 28: “Oh, celaka aku! Sekiranya (dahulu) aku tidak menjadikan si fulan sebagai teman setia.
Pada ayat ini, Allah menggambarkan bagaimana seorang yang menyesal karena telah memilih teman yang salah selama hidupnya di dunia.
Teman yang membawanya pada keburukan, yang menyebabkan dia terjerumus dalam dosa dan kekafiran. Penyesalan ini datang terlambat, karena saat itu, hidupnya sudah berakhir dan dia sudah terperangkap dalam siksaan yang tak terhindarkan.
Ayat ini memberikan pelajaran penting tentang pentingnya memilih teman yang baik dan taat kepada Allah, karena teman yang baik dapat membawa kita kepada kebaikan, sementara teman yang buruk akan menarik kita jauh dari jalan-Nya.
2. Penyesalan Akibat Harta dan Kesesatan
Ayat berikutnya dalam Surat Al-Kahf Ayat 42 menggambarkan penyesalan seorang yang dahulu memiliki kekayaan yang melimpah, tetapi menggunakan hartanya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat dan tidak sesuai dengan ajaran Allah:
“Harta kekayaannya dibinasakan, lalu dia membolak-balikkan kedua telapak tangannya (tanda sangat menyesal) terhadap apa yang telah dia belanjakan untuk itu, sedangkan pohon anggur roboh bersama penyangganya dan dia berkata, ‘Aduhai, seandainya saja dahulu aku tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan Tuhanku.'”
Pada saat dia melihat semuanya hancur, harta yang telah dibelanjakan tanpa manfaat, dia menyadari bahwa kesalahan terbesar adalah mempersekutukan Allah.
Dia menyesali semua kekayaannya yang tidak digunakan di jalan Allah, dan penyesalan ini datang terlalu terlambat untuk memperbaiki kesalahan.
3. Penyesalan karena Tidak Taat pada Allah dan Rasul-Nya
Dalam Surat Al-Ahzab Ayat 66, Allah menggambarkan penyesalan orang-orang yang tidak pernah taat kepada-Nya di dunia, dan bagaimana mereka merasakan penderitaan yang sangat besar saat mereka berada di neraka:
“Pada hari (ketika) wajah mereka dibolak-balikkan dalam neraka. Mereka berkata, ‘Aduhai, kiranya dahulu kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul.'”
Pada saat itu, mereka merasa sangat menyesal karena selama hidup di dunia, mereka tidak menjalankan perintah Allah dan tidak mengikuti Rasul-Nya. Penyesalan ini datang ketika semuanya sudah tidak bisa diubah, dan mereka harus menghadapi kenyataan yang sangat pahit.
4. Penyesalan Orang Kafir yang Menginginkan Kembali ke Dunia
Allah berfirman dalam Surat An-Naba Ayat 40: “Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kamu akan azab yang dekat pada hari (ketika) manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya dan orang kafir berkata, ‘Oh, seandainya saja aku menjadi tanah.'”
Pada ayat ini, orang kafir menyesali bahwa mereka tidak pernah beriman kepada Allah dan hidup dengan kebohongan. Mereka merasa ingin menjadi tanah agar tidak dihukum atas segala dosa yang telah mereka lakukan.
Ini menunjukkan betapa besar penyesalan yang dirasakan ketika sudah terlambat dan tidak ada kesempatan untuk kembali ke dunia.
5. Penyesalan Karena Memperdaya Diri Sendiri
Dalam Surat Al-A‘raf Ayat 27, Allah menggambarkan penyesalan seorang yang disesatkan oleh temannya. Orang tersebut menggigit tangannya karena merasa sangat menyesal telah memilih teman yang buruk, yang menjauhkannya dari jalan Allah:
“Wahai! Sekiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama Rasul. Wahai, celaka aku! Sekiranya (dulu) aku tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku), sungguh, dia telah menyesatkan aku dari peringatan (Al-Quran) ketika (Al-Quran) itu telah datang kepadaku.”
Di akhirat, orang ini menyadari bahwa dia disesatkan oleh teman-temannya yang tidak mendukungnya untuk beriman kepada Allah. Penyesalan ini muncul ketika semuanya sudah tidak ada lagi kesempatan untuk memperbaikinya.
Berhati-hati dalam Memilih Teman
Dari berbagai ayat yang telah disebutkan, kita belajar bahwa memilih teman yang baik adalah hal yang sangat penting. Teman yang baik dapat mengingatkan kita untuk selalu berada di jalan yang benar, menghindarkan kita dari maksiat, dan mendekatkan kita kepada Allah. Sebaliknya, teman yang buruk akan menyesatkan kita dan mengajak kita ke jalan keburukan.
Sebagaimana diajarkan dalam doa yang diajarkan oleh Habib Ali Al-Habsyi dalam kitab Simtud Durar, kita bisa berdoa kepada Allah agar diberikan teman-teman yang dapat mendekatkan kita kepada-Nya: “Ya Allah, antarkanlah aku kepada orang yang dapat mengantarkan aku kepadaMu, kumpulkanlah aku dengan orang yang dapat mengumpulkan aku denganMu, dan mudahkanlah amalan saleh yang menjadikanku dekat kepadaMu.”
Ini adalah doa yang penuh harapan agar kita selalu diberi teman yang baik, yang dapat menuntun kita dalam kehidupan ini, dan selalu mengingatkan kita pada akhirat.
Dengan demikian, kita dapat menghindari penyesalan yang datang terlambat dan memilih untuk hidup sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya.