Julaibib: Sahabat Rasul dengan Kisah Cinta Tak Terduga

Kisah Inspiratif: Julaibib RA, Sahabat Nabi yang Buruk Rupa Tapi Jadi Dambaan Bidadari Surga. (int)

Serambimuslim.c0m– Julaibib adalah salah satu sahabat Rasulullah SAW yang memiliki kisah hidup yang sangat unik dan menginspirasi.

Meskipun memiliki penampilan fisik yang jauh dari sempurna, Julaibib berhasil menikahi seorang gadis cantik yang salehah.

Kisah hidupnya menunjukkan bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah SWT, bahkan untuk seseorang yang dianggap rendah oleh masyarakat sekalipun.

Keberanian dan keteguhan Julaibib dalam mengikuti ajaran Islam serta kepatuhannya kepada Rasulullah SAW menjadi teladan bagi umat Islam hingga hari ini.

Julaibib lahir ke dunia tanpa mengetahui siapa ayah dan ibunya. Nama “Julaibib” sendiri bukanlah nama yang dipilih oleh dirinya atau orang tuanya, melainkan nama yang diberikan oleh Rasulullah SAW.

Nama tersebut mencerminkan sosok Julaibib yang unik dan berbeda dari kebanyakan orang.

Ia tumbuh besar di tengah-tengah masyarakat yang tidak  mengenalnya dengan baik, bahkan banyak yang menganggapnya sebagai sosok yang tidak penting.

Orang-orang sering menghindar dan menjauhi Julaibib karena penampilan fisiknya yang dianggap buruk.

Wajahnya jelek, tubuhnya pendek dan bungkuk, kulitnya hitam, serta pakaiannya kusam dan lusuh.

Bahkan, ia tidak memiliki rumah untuk berteduh dan hidup dalam kemiskinan.

Namun, meskipun demikian, Julaibib memiliki hati yang tulus dan selalu bersemangat dalam beribadah.

Ia senantiasa hadir di shaf terdepan saat shalat berjamaah dan tidak pernah ketinggalan dalam jihad di jalan Allah.

Meskipun banyak orang yang memandang sebelah mata, Rasulullah SAW selalu memperlakukan Julaibib dengan penuh kasih sayang dan menghormatinya sebagai seorang sahabat yang setara dengan yang lainnya.

Suatu hari, Julaibib mendapat kesempatan untuk menerima hidayah Allah SWT yang dibimbing oleh Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW suatu ketika mendekatinya dan menanyakan dengan lembut, “Julaibib, tidakkah engkau ingin menikah?”

Julaibib yang terkenal dengan sikap rendah hatinya menjawab, “Siapakah orang yang mau menikahkan putrinya dengan diriku, ya Rasulullah?”

Meski penampilannya tidak menarik, Julaibib tidak pernah merasa rendah diri.

Ia tetap tersenyum dengan penuh keyakinan bahwa Allah SWT memiliki rencana yang baik untuknya.

Rasulullah SAW terus mengulang pertanyaan yang sama selama tiga hari berturut-turut, dan akhirnya pada hari ketiga, beliau membawa Julaibib ke rumah seorang pemimpin dari kaum Anshar.

Di sana, Rasulullah SAW meminta agar putri pemimpin tersebut dinikahkan dengan Julaibib.

Ayah dari gadis tersebut sangat terkejut mendengar permintaan Rasulullah SAW.

Ia merasa tidak mungkin putrinya menikah dengan Julaibib, seorang yang miskin, tidak bernasab, dan memiliki penampilan yang buruk.

Istri sang pemimpin pun menolak dengan alasan yang sama.

Namun, sang gadis salehah yang mendengarnya dari balik tirai, mendekati orangtuanya dan dengan lembut berkata,

“Apakah kalian akan menolak permintaan Rasulullah SAW? Demi Allah, kirimkan aku padanya, karena yang meminta adalah Rasulullah, dan karena itu tidak akan membawa keburukan bagi aku.”

Sang gadis yang salehah itu lalu mengutip ayat dari Al-Qur’an, Surah Al-Ahzab ayat 36, yang mengajarkan bahwa seorang mukmin tidak berhak menentang ketetapan Allah dan Rasul-Nya.

Dengan keyakinan yang kuat dan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, ia memutuskan untuk menerima Julaibib sebagai suaminya.

Perkawinan antara Julaibib dan gadis Anshar tersebut berlangsung dengan penuh berkah.

Beberapa hari setelah pernikahan mereka, perang Uhud pun terjadi. Julaibib, dengan semangat juang yang tinggi, segera berangkat untuk berperang bersama Rasulullah SAW.

Ia menjadi salah satu pasukan terdepan dalam pertempuran tersebut. Namun, di tengah pertempuran, Julaibib gugur syahid.

Rasulullah SAW sangat sedih mendengar kabar kematian Julaibib. Beliau memandang tubuh Julaibib yang telah tergeletak di medan perang, dan berkata, “Kulihat para bidadari memperebutkannya, hingga salah seorang dari mereka tersingkap betisnya.”

Rasulullah SAW memalingkan wajahnya, karena terpesona dengan pemandangan yang luar biasa ini.

Julaibib yang tidak dianggap oleh banyak orang dunia, ternyata dihormati dan dimuliakan oleh para bidadari di surga.

Peristiwa ini menunjukkan betapa besar kedudukan Julaibib di sisi Allah SWT.

Meskipun secara fisik ia tidak sempurna dan tidak memiliki harta dunia, ia dipilih oleh Allah untuk menjadi seorang yang mendapatkan syafaat dan tempat yang mulia di sisi-Nya.

Sungguh, Allah SWT memberikan penghormatan kepada hamba-hamba-Nya yang taat dan beriman kepada-Nya, meskipun terkadang dunia tidak memandangnya demikian.

Kisah Julaibib mengajarkan kita bahwa harta, keturunan, atau penampilan fisik bukanlah ukuran sejati untuk menilai seorang hamba di sisi Allah.

Kebaikan hati, ketulusan, dan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya adalah hal yang lebih berharga.

Seperti Julaibib, kita diajarkan untuk tidak pernah merasa rendah diri, apalagi putus asa.

Allah SWT selalu memiliki rencana terbaik bagi setiap hamba-Nya, dan setiap amal kebaikan yang dilakukan dengan ikhlas pasti akan mendapatkan balasan yang mulia di sisi-Nya.