Keutamaan Menjaga Lisan dalam Islam

pentingnya menjaga lisan. (int)

Serambimuslim.com– Lisan adalah anugerah luar biasa yang diberikan oleh Allah SWT kepada setiap manusia.

Melalui lisan, manusia dapat berkomunikasi, mengungkapkan perasaan, menyampaikan informasi, bahkan memberi nasihat dan peringatan.

Namun, meskipun lisan dapat membawa banyak kebaikan, ia juga bisa menjadi sumber keburukan jika tidak dijaga dengan baik.

Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap muslim untuk menjaga lisan mereka agar tidak menjadi penyebab dosa dan kebinasaan.

Dalam surat Al-Qaf ayat 18, Allah SWT berfirman:

مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.”

Ayat ini mengingatkan kita bahwa setiap kata yang kita ucapkan tidak akan terlewat dari pengawasan Allah. Ada malaikat yang selalu mencatat setiap perkataan kita, baik itu perkataan yang baik maupun buruk.

Ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga lisan agar tidak terjerumus dalam perkataan yang mendatangkan murka Allah.

Dalam hadits lain, Nabi Muhammad SAW juga mengingatkan umatnya untuk selalu menjaga ucapan, terutama dalam hal-hal yang tidak bermanfaat.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Janganlah kamu sekalian memperbanyak bicara selain berzikir kepada Allah. Sesungguhnya memperbanyak perkataan tanpa zikir kepada Allah akan mengeraskan hati, dan sejauh-jauh manusia adalah yang hatinya keras.” (HR Tirmidzi)

Hadits ini mengingatkan kita bahwa berbicara tanpa tujuan yang jelas atau tanpa mengingat Allah dapat membawa dampak negatif, termasuk mengeraskan hati.

Jika hati seseorang sudah keras, maka ia akan jauh dari petunjuk Allah dan sulit untuk menerima kebaikan.

Selain itu, banyak perilaku buruk yang berasal dari lisan, seperti ghibah (bergosip), mengadu domba, berbohong, menghina orang lain, dan mengucapkan perkataan yang sia-sia.

Semua ini dapat menambah dosa dan memperburuk keadaan hati seseorang. Oleh karena itu, menjaga lisan bukan hanya tentang berbicara yang baik, tetapi juga menghindari perkataan yang dapat menimbulkan keburukan.

Ada banyak keutamaan yang dapat diperoleh bagi mereka yang menjaga lisan. Keutamaan-keutamaan ini telah dijelaskan dalam berbagai hadits sahih, yang menjadi pedoman hidup bagi umat Islam.

1. Dijauhkan dari Kebinasaan

Salah satu hadits yang menunjukkan bahaya dari tidak menjaga lisan adalah sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, ketika Beliau berbicara dengan Mu’adz bin Jabal RA:

“Maukah aku beritahukan kepadamu tentang kunci semua perkara itu?” Jawabnya: “Iya, wahai Rasulullah.” Maka Beliau memegang lidahnya dan bersabda, “Jagalah ini”. Ia bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kami dituntut (disiksa) karena apa yang kami katakan?” Maka Beliau bersabda, “Celaka engkau. Adakah yang menjadikan orang menyungkurkan mukanya di dalam neraka selain ucapan lisan mereka?” (HR Tirmidzi)

Hadits ini mengingatkan kita bahwa banyak perbuatan yang buruk dan dosa berasal dari lisan. Ketidakmampuan menjaga lisan dapat menjauhkan kita dari keselamatan dan membawa kepada kebinasaan di akhirat.

2. Mendapat Ridha Allah SWT

Orang yang menjaga lisannya dari perkataan yang buruk dan sia-sia akan memperoleh keridhaan Allah. Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya seseorang berbicara dengan satu kalimat yang diridhai oleh Allah dan dia tidak menyangka akan sampai kepada apa (yang ditentukan oleh Allah), lalu Allah mencatat keridhaan baginya pada hari dia berjumpa dengan Allah.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, Imam Malik, dan Ahmad)

Dengan menjaga lisan, kita bisa berbuat baik dan memperoleh keridhaan Allah yang sangat besar.

3. Dekat dengan Rasulullah SAW di Surga

Menjaga lisan tidak hanya membawa manfaat di dunia, tetapi juga di akhirat. Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan yang paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah kalian yang paling baik akhlaknya.” (HR Tirmidzi)

Lisan yang baik, berbicara dengan penuh kasih sayang, dan menghindari perkataan yang menyakitkan hati orang lain adalah salah satu bentuk akhlak mulia yang dapat mendekatkan kita kepada Rasulullah SAW di surga.

4. Diganjar Surga

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW memberikan jaminan surga bagi siapa saja yang bisa menjaga lisan dan kemaluannya:

“Barang siapa yang dapat memberikan jaminan kepadaku tentang kebaikannya apa yang ada di antara kedua tulang rahangnya, yakni mulut atau lidah, serta antara kedua kakinya, yakni kemaluannya, maka saya memberikan jaminan surga untuknya.” (HR Bukhari)

Hadits ini menunjukkan bahwa menjaga lisan bukan hanya kewajiban moral, tetapi juga menjadi kunci untuk mendapatkan surga.

5. Memperoleh Kedudukan Tinggi sebagai Muslim

Nabi SAW ditanya, “Siapakah muslim yang paling utama?” Beliau menjawab:

“Orang yang bisa menjaga lisan dan tangannya dari berbuat buruk kepada orang lain.” (HR Bukhari)

Ini menunjukkan bahwa menjaga lisan adalah salah satu ciri utama seorang muslim yang baik dan mulia di hadapan Allah dan Rasul-Nya.

Untuk memudahkan kita dalam menjaga lisan, kita bisa membaca doa berikut ini:

اَللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ سَمْعِى، وَمِنْ شَرِّ بَصَرِى، وَمِنْ شَرِّ لِسَانِى، وَمِنْ شَرِّ قَلْبِى، وَمِنْ شَرِّ مَنِيِّى
Arab latin: Allaahumma innii a’uudzu bika min syarri sam’ii, wa min syarri bashorii, wa min syarri lisaanii, wa min syarri qolbii, wa min syarri maniyyii
Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan pendengaran, penglihatan, lisan, qalbu, dan maniku.” (Sunan Abu Dawud no. 1551; Sunan At-Tirmidzi no. 3492)

Doa ini bisa kita baca agar kita terhindar dari perkataan yang buruk, dan selalu menjaga lisan agar tidak menyakiti hati orang lain.