Menghindari Sifat Bermuka Dua dalam Kehidupan

ilustrasi orang bermuka dua. (int)

Serambimuslim.com– Bermuka dua adalah sifat yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

Terkadang, seseorang menunjukkan sikap yang berbeda antara apa yang ia perlihatkan di depan orang banyak dan bagaimana ia bersikap ketika tidak ada orang yang mengawasinya.

Sifat ini bisa terlihat dalam berbagai bentuk, mulai dari berpura-pura ramah kepada orang tertentu, namun di belakang mereka berbicara buruk atau menyebarkan kebencian.

Tak sedikit orang yang menganggap sifat ini sepele dan tidak berbahaya. Padahal, dalam pandangan Islam, bermuka dua merupakan salah satu sifat yang sangat tercela dan dilarang keras.

Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, yang artinya: “Kalian akan mendapatkan manusia beragam asal-usulnya. Maka sebaik-baik mereka pada masa jahiliyah adalah sebaik-baik mereka pada masa Islam jika mereka memahami (hukum-hukum Islam). Dan kalian juga akan mendapatkan sebaik-baik manusia dalam hal kekuasaan ini adalah orang yang paling benci terhadapnya. Dan kalian mendapatkan seburuk-buruk manusia adalah orang yang bermuka dua, ia datang kepada satu kaum dengan satu wajah, dan datang kepada kaum yang lain dengan wajah yang berbeda.” (HR Muttafaq ‘alaih).

Dalam hadits ini, Rasulullah SAW menggambarkan bahwa orang yang bermuka dua adalah seburuk-buruk manusia.

Bermuka dua merupakan tanda kemunafikan, dan dalam Al-Qur’an sendiri terdapat ayat yang menunjukkan hal tersebut.

Dalam Surah Al-Baqarah ayat 14, Allah SWT berfirman, “Apabila mereka berjumpa dengan orang yang beriman, mereka berkata, ‘Kami telah beriman.’ Akan tetapi apabila mereka menyendiri dengan setan-setan (para pemimpin) mereka, mereka berkata, ‘Sesungguhnya kami bersama kamu, kami hanya pengolok-olok.'”

Ayat ini mengungkapkan bahwa orang yang bermuka dua adalah mereka yang berpura-pura menjadi orang baik di hadapan kaum mukminin, namun di hadapan orang-orang yang kafir atau musuh, mereka akan berpaling dan menunjukkan sikap berbeda, bahkan mendukung keburukan.

Rasulullah SAW juga menegaskan betapa buruknya sifat bermuka dua dengan sabdanya, “Sesungguhnya termasuk orang terburuk di sisi Allah pada Hari Kiamat, adalah orang yang bermuka dua.” (HR Tirmidzi).

Orang yang bermuka dua tidak hanya memiliki dua wajah di dunia, tetapi mereka akan mendapatkan dua mulut di akhirat kelak.

Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang mempunyai dua muka di dunia, maka pada Hari Kiamat kelak dia akan diberi dua mulut dari api neraka.” (HR Abu Daud dan Ad Darimi).

Hal ini menggambarkan betapa besarnya dosa orang yang berpura-pura dan tidak konsisten dengan pendirian serta ucapan mereka.

Dalam pandangan Islam, sifat bermuka dua sangat berbahaya karena dapat menimbulkan permusuhan dan ketidakpercayaan di antara umat.

Orang yang bermuka dua sering kali berusaha untuk mendapatkan keuntungan pribadi dengan berpura-pura mendukung satu kelompok, namun di sisi lain juga menyebarkan kebencian dan kerusakan.

Rasulullah SAW mengingatkan umatnya untuk menghindari sifat seperti ini karena ia akan merusak hubungan antarsesama dan mengundang murka Allah SWT.

Dalam hadits lainnya, Rasulullah SAW juga bersabda, “Makhluk Allah yang paling dibenci oleh Allah adalah para pendusta, orang-orang yang sombong dan orang-orang yang memperbanyak kebencian terhadap teman-temannya dalam dada mereka.” (HR Ahmad).

Selain itu, orang yang bermuka dua juga disebut sebagai “im’ah” dalam istilah Islam, yang berarti orang yang tidak memiliki pendirian atau prinsip yang teguh.

Ibnu Mas’ud RA menegaskan agar umat Islam tidak menjadi “im’ah” dengan berkata, “Jangan kalian menjadi im’ah!”

Ketika para sahabat bertanya apa yang dimaksud dengan im’ah, Ibnu Mas’ud menjawab, “Orang yang berjalan mengikuti kemana angin berhembus (tidak punya pendirian).”

Ini menunjukkan bahwa orang yang bermuka dua mudah dipengaruhi oleh keadaan atau keadaan orang lain dan tidak memiliki pendirian yang tetap dalam prinsip hidupnya.

Imam Ghazali dalam kitab Afat al-Lisan juga menegaskan bahwa sifat bermuka dua lebih tercela dibandingkan pengadu domba.

Bahkan, jika seseorang tidak secara langsung memanipulasi perkataannya namun tetap ikut mendorong permusuhan antara dua pihak, ia juga termasuk orang yang bermuka dua.

Sifat ini menambah kerusakan di dalam masyarakat, karena orang seperti ini tidak hanya merusak hubungan antara individu, tetapi juga merusak kepercayaan yang ada di antara umat.

Orang yang bermuka dua sering kali merusak ketenangan hati dan menciptakan suasana yang tidak harmonis di antara masyarakat.

Bahkan, di mata Allah SWT, sifat ini sangat dibenci karena dapat menyebabkan kerusakan sosial dan spiritual.

Oleh karena itu, umat Islam diingatkan untuk menjauhkan diri dari sifat ini dan selalu berusaha menjaga kejujuran serta konsistensi dalam perkataan dan perbuatan.

Hal ini akan menjaga ukhuwah dan persatuan umat, serta memperoleh keridhaan Allah SWT.