Serambimuslim.com– Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat dinanti-nantikan oleh umat Islam di seluruh dunia.
Bulan ini dipenuhi dengan kemuliaan, keberkahan, dan kesempatan untuk meraih pahala sebanyak-banyaknya melalui ibadah puasa dan berbagai amalan baik.
Ramadhan 2025 diperkirakan akan jatuh pada 1 Maret, namun, tidak ada yang bisa memastikan apakah seseorang akan diberikan kesempatan untuk bertemu dengan bulan yang penuh berkah tersebut.
Oleh karena itu, umat Islam di seluruh dunia senantiasa berdoa kepada Allah SWT agar dapat dipertemukan dengan bulan suci Ramadhan, karena hanya Allah yang menentukan takdir kehidupan setiap hamba-Nya.
Dalam buku Menyambut Ramadhan, yang ditulis oleh Saiyid Mahadhir, dijelaskan tentang pentingnya doa yang seharusnya dibaca umat Islam dalam menyambut bulan Ramadhan.
Doa ini diriwayatkan oleh sahabat Anas bin Malik RA, yang mengisahkan bahwa Nabi Muhammad SAW senantiasa memanjatkan doa berikut:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
“Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikanlah kami pada Ramadhan.”
Doa ini menggambarkan harapan dan doa umat Islam agar mereka dapat menjalani bulan Rajab dan Sya’ban dengan penuh berkah, serta diberikan kesempatan untuk sampai pada bulan Ramadhan yang penuh kemuliaan.
Hadits ini diriwayatkan dalam beberapa kitab, antara lain oleh Al-Baihaqi dalam Syu’ab Al-Iman, Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah, Al-Bazzar dalam Musnadnya, Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Ausath, dan juga dalam Ad-Dua’.
Meskipun doa ini sering dibaca oleh umat Islam, perlu diketahui bahwa hadits yang memuat doa ini sebenarnya dianggap dhaif (lemah) oleh sebagian ulama hadits.
Menurut Saiyid Mahadhir, hadits ini dinilai dhaif karena terdapat illah (cacat) pada para perawinya, yaitu Zaidah bin Abi Ar-Raqqad dan Ziyad An-Numairi.
Keduanya dianggap tidak memiliki kredibilitas yang cukup dalam meriwayatkan hadits-hadits, sehingga banyak hadits yang berasal dari keduanya yang dianggap bermasalah.
Walaupun demikian, meskipun hadits ini dinilai dhaif, tidak ada larangan untuk mengamalkan doa tersebut, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Imam An-Nawawi, seorang ulama besar dalam madzhab Syafi’i.
Imam An-Nawawi menjelaskan dalam kitab Al-Majmu’ (jilid 5, halaman 59) bahwa para ulama sepakat bahwa hadits-hadits dhaif boleh diamalkan, asalkan bukan untuk penetapan hukum atau dasar akidah. Imam An-Nawawi menegaskan bahwa meskipun sebuah hadits dianggap dhaif, jika hadits tersebut berisi doa atau amalan sunnah yang tidak berhubungan langsung dengan masalah akidah atau hukum, maka umat Islam boleh mengamalkannya.
Oleh karena itu, meskipun hadits doa ini dianggap dhaif, umat Islam masih diperbolehkan untuk mengamalkannya dalam bentuk doa agar dapat dipertemukan dengan bulan Ramadhan yang penuh berkah.
Meskipun demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengamalkan doa yang bersumber dari hadits dhaif.
Salah satunya adalah untuk tidak meyakini secara mutlak bahwa doa tersebut benar-benar diucapkan oleh Rasulullah SAW, karena statusnya sebagai hadits dhaif berarti bahwa ada kemungkinan bahwa teks atau sanadnya tidak sepenuhnya valid.
Yang penting adalah niat dan tujuan dari doa tersebut, yakni memohon kepada Allah SWT untuk diberikan kesempatan bertemu dengan bulan Ramadhan dan mendapatkan keberkahan selama bulan yang penuh ampunan tersebut.
Sebagai umat Islam, kita seharusnya selalu menyadari bahwa umur kita tidaklah terjamin. Tidak ada yang tahu apakah kita akan dipertemukan dengan bulan Ramadhan yang akan datang.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memperbanyak doa dan amal baik, baik di bulan-bulan sebelumnya seperti Rajab dan Sya’ban, maupun di bulan Ramadhan itu sendiri.
Dengan memohon doa seperti yang diajarkan dalam hadits dhaif tersebut, umat Islam berharap agar diberi kesempatan untuk beribadah dan meraih pahala sebesar-besarnya di bulan Ramadhan.
Selain itu, doa ini juga mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas waktu yang diberikan oleh Allah SWT.
Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan peluang untuk memperbaiki diri, memperbanyak ibadah, dan memperkuat hubungan dengan Allah.
Maka, penting bagi umat Islam untuk mempersiapkan diri secara spiritual, baik sebelum Ramadhan datang maupun selama bulan tersebut berlangsung, agar dapat memaksimalkan segala keberkahan yang ada di dalamnya.
Akhirnya, meskipun hadits yang memuat doa ini dinilai dhaif, amalan ini tetap dapat dilakukan oleh umat Islam sebagai bentuk harapan dan doa kepada Allah SWT.
Yang lebih penting adalah niat kita untuk senantiasa memohon kepada Allah agar diberikan kesempatan untuk menikmati bulan Ramadhan dan meraih segala pahala yang terkandung di dalamnya.
Dengan berdoa dan berusaha memanfaatkan setiap kesempatan yang diberikan Allah, semoga kita semua dapat meraih keberkahan dari bulan yang penuh kemuliaan ini.