SerambiMuslim.com– Kisah Nabi Yusuf AS yang penuh dengan ujian dan cobaan, terutama peristiwa fitnah yang dilakukan oleh Zulaikha, wanita yang terpesona oleh ketampanannya, merupakan salah satu cerita yang sangat terkenal dalam sejarah Islam.
Di dalam kisah ini, Nabi Yusuf AS difitnah dengan tuduhan yang tak berdasar dan diuji kesabarannya oleh Allah SWT. Namun, siapa sangka, peristiwa serupa juga pernah terjadi di Madinah pada zaman sahabat Rasulullah SAW, yang melibatkan seorang pemuda saleh dan seorang wanita yang penuh nafsu.
Mengutip buku Mazhab Cinta, Cerita & Logika yang disusun oleh M. Rafiqsani Al-Batami dan Nur Laili Sa’adati Alfasiri, terdapat kisah menarik yang diceritakan oleh Husain ibn Abdurrahman.
Beliau menceritakan tentang seorang pemuda dari Madinah yang sangat rajin menjalankan salat berjamaah bersama Umar bin Khattab RA.
Pemuda ini begitu tekun beribadah hingga Umar RA selalu menanyakan kabarnya setiap kali pemuda itu tidak hadir dalam salat berjamaah. Namun, suatu hari, sebuah ujian berat datang menghampirinya.
Di Madinah, seorang gadis jatuh cinta kepada pemuda saleh tersebut. Rasa cintanya yang mendalam mendorongnya untuk meminta bantuan seorang wanita tua untuk menarik perhatian pemuda tersebut.
Wanita tua itu diminta untuk mengatur agar pemuda tersebut mau masuk ke dalam rumahnya. Dengan niat dan harapan yang besar, wanita tua itu menunggu pemuda tersebut di jalan yang biasa dilalui oleh pemuda itu.
Ketika pemuda tersebut lewat, wanita tua itu menghampirinya dan berkata, “Sesungguhnya aku seorang wanita tua, aku memiliki seekor domba namun aku tidak bisa memerah susunya. Sudikah kiranya engkau masuk ke dalam rumahku dan memerah susu domba itu untukku?”
Tanpa rasa curiga, pemuda itu pun masuk ke dalam rumah wanita tua tersebut. Namun, sesampainya di dalam, ia tidak menemukan seekor domba pun di rumah itu.
Wanita tua itu meminta pemuda itu untuk duduk sejenak sementara ia “mencari” domba tersebut. Tidak lama kemudian, seorang wanita muda datang menghampiri pemuda tersebut.
Tanpa disangka, wanita muda itu langsung mendekat dan mulai merayu pemuda itu. Namun, pemuda yang saleh ini segera menyingkir dan duduk di mihrab rumah tersebut, berusaha menjauhi godaan.
Wanita muda itu tidak berhenti dan terus merayunya, tetapi pemuda itu tetap menolak dan berkata, “Wahai wanita, bertakwalah kepada Allah.”
Meskipun pemuda tersebut telah berusaha menahan godaan, wanita muda itu semakin nekat dan berteriak meminta pertolongan, mengatakan bahwa pemuda tersebut telah masuk ke dalam rumahnya dan mencoba merayunya.
Suara teriakan wanita itu mengundang perhatian orang-orang sekitar, yang segera datang untuk melihat apa yang terjadi. Mereka pun menyangka bahwa pemuda itulah yang bersalah, dan akhirnya ia dipukuli serta kedua tangannya diikat.
Pada saat salat Subuh, Umar bin Khattab RA menyadari bahwa pemuda itu tidak hadir dalam salat berjamaah. Beliau bertanya-tanya, dan tak lama kemudian datanglah rombongan orang yang membawa pemuda tersebut dalam keadaan terikat.
Umar RA merasa khawatir dan berkata dalam hati, “Ya Allah, semoga Engkau tidak menyalahkan dugaanku tentang pemuda itu.”
Ketika pemuda itu dibawa menghadap Umar RA, beliau bertanya kepada orang-orang yang membawa pemuda itu, “Apa yang terjadi?”
Mereka menjelaskan bahwa pemuda tersebut ditemukan di rumah wanita muda setelah ia berteriak minta tolong. Umar RA kemudian meminta pemuda itu untuk berbicara jujur.
Pemuda itu pun menceritakan kejadian yang sesungguhnya, bahwa ia tidak memiliki niat buruk dan hanya tertipu oleh wanita tua yang meminta bantuannya.
Umar RA lantas bertanya, “Apakah engkau mengenali wanita tua itu?”
Pemuda itu menjawab, “Saya akan mengenalinya jika saya melihatnya langsung.”
Umar RA pun mengumpulkan seluruh wanita tua di sekitar lokasi kejadian dan meminta pemuda itu untuk mengenali mereka. Setelah beberapa saat, pemuda itu akhirnya menunjuk seorang wanita tua dan berkata, “Inilah wanita tua yang saya maksudkan.”
Umar RA yang mendengar penuturan pemuda tersebut menjadi marah. Dia kemudian memanggil wanita tua tersebut dan menanyakan hal yang sama.
Setelah mendengar cerita yang sesuai dengan penuturan pemuda itu, Umar RA pun berkata dengan penuh kekaguman, “Maha Suci Allah yang telah menciptakan orang yang menyerupai Nabi Yusuf AS di antara kita.”
Peristiwa ini mengajarkan kita bahwa ujian kehidupan bisa datang dalam berbagai bentuk. Kisah pemuda saleh ini mengingatkan kita pada kisah Nabi Yusuf AS yang tetap menjaga kehormatan dirinya meskipun difitnah.
Pada akhirnya, kebenaran pun terungkap, dan Allah SWT melindungi hamba-hamba-Nya yang bersabar dan menjaga kesucian diri.
Selain itu, kisah ini juga mengajarkan kita pentingnya menjaga akhlak dan kehormatan diri, serta selalu bertakwa kepada Allah, terutama dalam menghadapi godaan dunia yang menipu.